Menuju konten utama

RSUD Papua Barat Tutup Layanan COVID-19 & 20 Nakes Positif

Daya tampung RSUD Papua Barat penuh dan nakes terpapar berimbas penutupan layanan pasien COVID-19.

RSUD Papua Barat Tutup Layanan COVID-19 & 20 Nakes Positif
Petugas kesehatan meninjau tempat karantina Pasien Orang Tanpa gejala (OTG) COVID-19, di Balai Diklat Kampung Salak, Kota Sorong, Papua Barat, Senin (11/5/2020). ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/hp.

tirto.id - Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Papua Barat ditutup bagi pasien COVID-19 karena sudah penuh. Jumlah pasien mencapai 111 orang, melebihi kapasitas ruangan.

"Saat ini ada 111 pasien COVID-19 yang dirawat, kami tutup sementara karena memang tidak ada lagi tempat untuk merawat pasien," kata Direktur RSUD Papua Barat dokter Arnold Tiniap, Jumat (9/7).

Kapasitas tempat tidur sebetulnya 120 untuk pasien COVID-19, tetapi 10 lainnya tidak layak dan kurang standar. Mereka menutup layanan juga mempertimbangkan tenaga kesehatan yang berkurang akibat terinfeksi Corona.

"Nakes kami 20 orang sudah terpapar. Ini berdampak pula pada pelayanan kami saat menangani pasien," ujar Arnold Tiniap.

Dalam situasi RS penuh, manajemen dihadapkan menipisnya stok oksigen. "Kami sedang berusaha bersama Dinas Kesehatan agar penyedia isi ulang oksigen di daerah ini bisa tingkatkan produksi," ujarnya.

Situasi Corona di Papua Barat terus bertambah. Pada 8 Juli terdapat penambahan 317. Kasus aktif mencapai 2.912, sebanyak 1.404 di antaranya berasal berasal dari Kabupaten Manokwari.

Nakes di rumah sakit lain juga positif. Berdasar data 5 Juli terdapat total 88 nakes positif Corona. Mereka tersebar di sejumlah rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta. Imbas dari nakes positif, rumah sakit di Sorong mulai kewalahan menangani pasien.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Sorong, Ruddy Rudolf Lakku menyatakan imbas dari nakes positif itu adalah pelayanan di rumah sakit terganggu. Rumah Sakit Rujukan COVID-19 di Kampung Baru dan Rumah Sakit Angkatan Laut sudah mulai kewalahan mengurus pasien COVID-19. Sebab kekurangan tenaga medis akibat banyak nakes positif.

"Jika tenaga medis terpapar COVID-19 terus meningkat dikhawatirkan pelayanan kepada masyarakat terbengkalai. Tidak ada yang melayani pasien apabila tenaga medis banyak positif COVID-19," ujar, Senin (5/7).

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Antara
Editor: Zakki Amali