Menuju konten utama

Risiko Ibu Melahirkan Caesar Berulang Kali: Pendarahan Hebat

Pendarahan hebat berpotensi terjadi setelah operasi caesar berulang.

Risiko Ibu Melahirkan Caesar Berulang Kali: Pendarahan Hebat
Ilustrasi melahirkan dengan operasi caesar. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Tidak semua ibu bisa melahirkan normal. Kondisi janin yang jadi kondisi untuk operasi caesar salah satunya adalah ketika ia melintang. Atau, posisi kepala berada di atas (sungsang).

Dalam posisi bayi melintang, kontraksi berisiko mengakibatkan sobekan pada rahim. Sementara itu, janin yang sungsang masih dimungkinkan lahir lewat persalinan vaginal. Namun pilihan itu tidak jadi yang utama karena ada risiko kepala bayi terjepit pada jalan lahir.

"Saya telah melakukan operasi caesar pada wanita di kehamilannya yang keenam tanpa kesulitan. Akan tetapi, saya juga melakukan operasi caesar kedua pada wanita lain dengan banyak adhesi (bekas luka) dan komplikasi potensial," kata Jason S. James, MD, ketua Departemen Kebidanan dan Ginekologi di Rumah Sakit Miami dikutip dari Parents.

Ungkapan Jason tersebut menunjukkan bahwa setiap tubuh akan bereaksi berbeda dalam hal ini adalah persalinan dengan metode caesar.

Namun pada umumnya, risiko cenderung meningkat setelah operasi caesar ketiga. Wanita yang menjalani operasi caesar berisiko lebih tinggi mengalami pendarahan, infeksi, masalah di kandung kemih dan cedera usus, serta pembentukan jaringan parut setelah setiap operasi.

Selain itu, risiko pendarahan yang berlebihan meningkat seiring bertambahnya jumlah operasi caesar berulang (lebih dari satu kali).

Dilansir dari Mayo Clinic, beberapa resiko yang dapat dimiliki wanita dengan kelahiran caesar berulang adalah sebagai berikut:

1. Cedera pada kandung kemih dan usus. Risiko cedera kandung kemih meningkat hingga lebih dari satu persen setelah persalinan caesar ketiga. Peningkatan risiko ini kemungkinan disebabkan oleh pita-pita jaringan seperti bekas luka atau adhesi yang mengikat kandung kemih ke rahim. Adhesi tersebut berkembang setelah operasi caesar sebelumnya dan terkadang dapat menyebabkan obstruksi usus halus.

2. Pendarahan hebat. Pendarahan hebat mungkin terjadi setelah operasi caesar. Penelitian menunjukkan bahwa setelah persalinan caesar ketiga, risiko memerlukan transfusi darah dan pembedahan untuk mengangkat rahim (histerektomi) untuk mengendalikan perdarahan yang mengancam jiwa masing-masing meningkat hingga lebih dari 1 persen.

3. Masalah dengan plasenta. Semakin banyak persalinan caesar yang pernah Anda lakukan, semakin besar risiko Anda mengalami masalah dengan plasenta. Beberapa di antaranya adalah plasenta yang ditanam terlalu dalam ke dinding rahim (plasenta akreta) atau plasenta sebagian atau seluruhnya menutupi pembukaan serviks ( plasenta previa). Jika Anda pernah melakukan bedah Caesar sebelumnya, dokter mungkin menyarankan USG untuk menentukan lokasi plasenta Anda selama kehamilan berikutnya.

Untuk mengurangi risiko-risiko yang mungkin muncul tersebut, biasanya dokter akan menganalisis riwayat dan kondisi kesehatan si ibu. Dilansir dari Parents, direkomendasikan bagi para ibu hamil untuk menunggu setidaknya 6 bulan setelah operasi caesar sebelum hamil lagi.

Namun, beberapa dokter lain menyarankan untuk menunggu 18 hingga 24 bulan. Pastikan untuk tetap mengikuti saran dokter Anda untuk membuat peluang kehamilan dan kelahiran yang sehat dan baik.

Operasi caesar dan Alasan Dilakukan

Operasi caesar merupakan salah satu prosedur bedah dalam persalinan untuk dapat melahirkan bayi melalui pembedahan di perut ibu dan rahim.

Operasi ini, pada umumnya memakan waktu 30-40 menit. Bayi akan lahir pada 10 menit pertama.

Dilansir dari Pregnancy Birth Baby, sebelum melakukan operasi caesar para ibu akan mendapatkan anastesi regional yang membuat bagian bawah tubuh Anda mati rasa. Namun tak jarang, beberapa orang mendapatkan anastesi total akibat operasi caecar darurat.

Perut akan dibersihkan dan diberi cairan antiseptik. Selain itu, kateter juga akan dipasang pada tubuh Anda untuk menyalurkan urin dan infus yang terpasang untuk memberikan cairan dan obat-obatan.

Dokter kandungan akan membelah dinding perut Anda dengan sayatan, biasanya rendah dan di dekat garis rambut kemaluan. Jika bayi Anda harus dilahirkan dengan sangat cepat, sayatan dapat dibuat secara vertikal dari tepat di bawah pusar ke atas tulang kemaluan. Dokter kemudian akan menyayat lapisan-lapisan jaringan lemak dan otot, dan akhirnya menyayat rahim untuk mengeluarkan si bayi.

Pada keadaan tertentu, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan persalinan secara caesar. Biasanya, keadaan tersebut dikarenakan sebagai berikut dilansir dari Kids Health:

- Bayi dalam posisi sungsang atau melintang dalam rahim. Meskipun beberapa bayi dapat diputar sebelum persalinan dimulai atau dilahirkan secara normal menggunakan teknik khusus.

- Bayi memiliki cacat lahir tertentu seperti hidrosefalus parah.

- Ibu memiliki masalah dengan plasenta, seperti plasenta previa, yakni ketika plasenta duduk terlalu rendah di dalam rahim dan menutupi serviks.

- Ibu memiliki kondisi medis yang dapat membuat persalinan pervaginam berisiko bagi dirinya sendiri atau bayinya seperti HIV atau kasus herpes genital aktif.

- Beberapa kasus kehamilan kembar.

- Ibu sebelumnya menjalani operasi pada rahim atau operasi caesar sebelumnya. Meskipun banyak wanita seperti itu dapat dengan aman melahirkan secara normal setelah operasi caesar.

Baca juga artikel terkait IBU MELAHIRKAN atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yulaika Ramadhani