tirto.id - Menteri Agama Fachrul Razi menyatakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hendak memulangkan 600 warga negara Indonesia (WNI) yang tergabung dalam ISIS. Polri merespons rencana tersebut.
“Kami berkoordinasi dengan pemerintah [daerah] para eks ISIS ini berasal, sekarang mereka masih berada di Suriah, Turki dan Irak,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Senin (3/2/2020).
Hal penting lainnya, lanjut dia, ialah memverifikasi dan memprofil bekas anggota ISIS itu apakah betul merupakan warga negara Indonesia.
"Di dalam negeri masih dilakukan kajian strategis dengan instansi terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Polri, Badan Intelijen Negara dan BNPT," ucap Asep.
Hasil profiling dan kajian strategis akan dilanjutkan dengan program deradikalisasi, juga memastikan pengawasan terhadap mereka agar kemudian tidak menyebarkan paham ISIS di Indonesia. 600 orang itu, 47 orang berstatus sebagai tahanan. Sisanya hanya bekas anggota ISIS.
Utsman Mustofa Mahdamy, bersama istrinya, Sakinah Syawie, dan bayi mereka berumur 9 bulan, pernah gabung ke ISIS. Mereka adalah keluarga yang berdomisili di Surabaya.
Selain keluarga Utsman, ada pasangan Hafid Umar Babher dan Sorayah Cholid; serta Jusman Ary Sandy dan Ulin Isnuri. Hafid berasal dari Solo, sementara Jusman dari Surabaya.
Dua orang dewasa lain adalah Fauzi Umar Salim, kakak dari Hafid; dan Salim Muhamad Attamimi, teman Utsman dan Jusman.
Secara skeptis Jusuf Kalla saat menjabat wakil presiden 2014-2029 masih ragu ada 16 WNI yang bergabung ke ISIS saat mereka dikabarkan "hilang" tatkala berlibur ke Istanbul, Turki, pada Februari 2015.
Faktanya, keluarga itu betul menjadi anggota ISIS. Di tengah kejatuhan teritorial ISIS di Irak dan Suriah, satu keajaiban berdesing saat keluarga kecil itu ternyata masih hidup. Tetapi, hidup mereka terkatung-katung di Suriah.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Abdul Aziz