Menuju konten utama

Refleksi Pendidikan, Iwan Syahril Luncurkan "Untukmu Indonesia"

Dirjen PAUD Dikdasmen Iwan Syahril meluncurkan buku bertajuk “Untukmu Indonesia" di Sekolah Kembang, Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (26/10/2024).

Refleksi Pendidikan, Iwan Syahril Luncurkan
Peluncuran buku "UNTUKMU INDONESIA". (Kredit Foto: Putra Wira Utama)

tirto.id - Iwan Syahril, Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan buku bertajuk “Untukmu Indonesia: Memelihara Harapan, Menguatkan Kemauan, Menggerakkan Perubahan” di Sekolah Kembang, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu sore (26/10).

Buku terbitan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) itu terdiri atas enam bab dengan ketebalan xix + 199 halaman. Wakil Menteri Pendidikan Nasional 2010-2011 Fasli Jalal menyatakan, lewat “Untukmu Indonesia” Iwan menunjukkan keberaniannya menggeser pendulum pendidikan dari yang semula berorientasi kepada guru atau tenaga pendidikan menjadi berorientasi kepada siswa.

“Selama 32 tahun lebih pendidikan kita berada dalam tradisi uniformistik, keseragaman. Selama itu pula guru lebih sering menjadi pelayan birokrasi, bukan pelayan siswa. Pak Iwan menekankan pentingnya pembelajaran berorientasi kepada siswa, karena ia melihat setiap anak harus tumbuh sesuai minat dan bakatnya, agar kelak bersama-sama membangun Indonesia,” ungkap Fasil.

Meski Iwan punya prinsip menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, Lestia Primayanti, Direktur Pendidikan Sekolah Kembang, memiliki penilaian tersendiri mengenai “Untukmu Indonesia”.

“Dari buku ini, terlihat bahwa Pak Iwan adalah seorang pengambil keputusan yang sangat empatik kepada para guru,” kata Tia, sapaan akrab Lestia. Tia menambahkan, setelah membaca “Untukmu Indonesia”, kesan yang ia miliki kepada penulis buku tersebut semakin kuat

“Dari Pak Iwan Syahril, saya meneladani kerendahan hati untuk menempatkan setiap orang sebagai guru dan menjadikan banyak kesempatan sebagai pembelajaran.”

Diskusi buku “Untukmu Indonesia” dibuka dengan penampilan Reda Gaudiamo. Selain Fasli Jalal dan Lestia Primayanti, panelis lainnya adalah Galih Sulistyaningra dan Weilin Han.

Di mata Galih, Iwan Syahril bukan sekadar seorang pembuat kebijakan, tapi juga motivator bagi banyak pendidik. Sebagai guru, Galih menyadari betul bahwa semua guru ingin memberikan yang terbaik bagi anak didiknya, tetapi dalam praktiknya keinginan itu sukar diwujudkan karena satu dan lain hal.

“Membaca buku ini, saya sebagai guru merasa dikuatkan,” kata Galih, pengajar di salah satu SD di Jakarta yang juga seorang Content Creator.

Praktisi Pendidikan Bu Wei, sapaan akrab Weilin Han, mengomentari sisi humanis seorang Iwan Syahril yang tecermin dalam “Untukmu Indonesia”. Menurut Bu Wei, Iwan punya kebiasaan melakukan refleksi setiap selesai melakukan kunjungan kerja, dan semua orang yang terlibat dalam kunjungan tersebut harus menyampaikan penilaian dan pandangannya di akhir kegiatan, tanpa terkecuali.

“Ketika seseorang mengatakan, ‘Saya hanya sopir, Pak, yang lain saja’, Pak Iwan bersikeras mengajaknya melakukan refleksi karena baginya setiap orang atau setiap bagian sama-sama punya peran penting dalam kegiatan. Semua orang didengar dan dihargai pendapatnya,” kata Bu Wei.

Iwan tumbuh dari keluarga guru, mengawali karier sebagai guru, kemudian menjadi dosen dan peneliti. Sebelum menjadi Dirjen PAUD Dikdasmen, Iwan lebih dulu mendapat kepercayaan menduduki posisi Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (8 Mei 2020-8 September 2022).

“Buku ini adalah mozaik pengalaman saya selama lima tahun terakhir. Berisi tentang pengalaman hidup masa lalu, yang ternyata banyak kaitannya dengan apa yang saya kerjakan akhir-akhir ini. Kemudian tentang pandemi—sebagian besar pengalaman kita mempraktikkan Merdeka Belajar berlangsung pada masa pandemi–juga tentang kekagetan saya mengenai tanggapan dunia internasional terhadap Kurikulum Merdeka,” kata Iwan, di akhir acara.

PELUNCURAN BUKU UNTUKMU INDONESIA

Peluncuran buku 'UNTUKMU INDONESIA'. (Kredit Foto: Putra Wira Utama)

Iwan menjelaskan, saat Indonesia menyelenggarakan G-20, Iwan yang didapuk sebagai Ketua Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) mendapat banyak apresiasi dari peserta forum terkait implementasi Kurikulum Merdeka Belajar.

Mulanya, Iwan menganggap hal tersebut sebagai basa-basi belaka, lantaran Indonesia adalah tuan rumah. Barulah setelah sebuah lembaga think tank internasional di bidang pendidikan meminta Iwan menuliskan paparan, anggapannya berubah.

“Ternyata, mereka benar-benar memberi apresiasi. Terlepas dari berbagai kritik yang ada di sini, logic kita dalam menyelesaikan persoalan pendidikan justru dinilai oleh kalangan internasional sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan dalam menyelesaikan masalah-masalahnya hari ini,” ungkap Iwan.

Selama bekerja sebagai pembuat kebijakan, Iwan Syarhil bersama Mendikbudristek Nadiem Makarim mengupayakan transformasi sistem pendidikan Indonesia di bawah payung kebijakan Merdeka Belajar.

Berangkat dari pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang memerdekakan peserta didik, Iwan Syahril mencetuskan sejumlah terobosan berdampak untuk mendukung akselerasi dan transformasi pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah program Pendidikan Guru Penggerak yang telah melahirkan guru-guru penggerak perubahan di seluruh penjuru Indonesia.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan lainnya

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Zulkifli Songyanan
Editor: Zulkifli Songyanan