tirto.id - Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang per April 2020 sudah mencapai Rp223,8 triliun. Nilai ini juga naik 53,7 persen dari posisi April 2019 yang waktu itu masih terealisasi Rp145,6 triliun.
Pada Perpres 54/2020, target pembiayaan utang pada APBN 2020 berada di angka Rp1.006,4 triliun. Realisasi pembiayaan utang per April 2020 setara 22,2 persen.
“Pembiayaan utang berdasar Perpres 54/2020 setara 22,2 persen. Nlainya Rp223,8 triliun,” ucap Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/5/2020).
Rinciannya, realisasi Surat Berharga Negara (SBN) netto berada di angka Rp231,6 triliun. Nilainya setara 42,1 persen dari target APBN 2020 sesuai Perpres 54/2020 di angka Rp99,4 triliun. Penerbitan SBN netto ini pun tercatat naik signifikan 44,3 persen dari posisi April 2019 yang masih di kisaran Rp160,5 triliun.
Dari posisi itu, Kemenkeu mencatat realisasi pinjaman (netto) mencapai negatif Rp7,8 triliun dari target positif Rp7 triliun dari perpres 54/2020. Sementara itu realisasi per April 2019 pinjaman netto mencapai negatif Rp14,9 triliun dari target APBN 2019 negatif Rp29,7 triliun.
Mengenai realisasi ini, Suahasil menyatakan kalau angka ini masih dapat berubah lebih jauh baik itu persentase realisasi maupun target APBN. Sebab pemerintah masih akan melakukan perubahan postur APBN 2020 kedua kalinya usai perubahan pertama melalui Perpres 54/2020 yang menjadi turunan Perppu No. 1 Tahun 2020.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman menyatakan realisasi utang penerbitan SBN (gross) sampai April 2020 mencapai Rp376,5 triliun. Sementara itu pemerintah sudah menarik pinjaman senilai Rp19,3 triliun.
“Totalnya kurang lebih Rp395,8 triliun,” ucap Luky dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/5/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz