tirto.id - Polisi Chicago baku tembak dengan para penjarah dan menangkap lebih dari 100 orang setelah kerumunan orang memenuhi distrik komersial mewah Chicago pada Senin (10/8/2020) pagi. Polisi menyebut kerumunan orang ini berusaha menjarah toko, memecahkan jendela dan bentrok dengan petugas selama berjam-jam.
Dilansir dari Reuters, Inspektur Polisi David Brown menyebut peristiwa ini sebagai "kriminalitas murni". Sementara Walikota Lori Lightfoot berusaha menjauhkan insiden ini sebagai aksi protes terhadap kematian George Floyd di tangan polisi Minneapolis pada 25 Mei 2020 lalu.
“Ini bukan protes terorganisir. Sebaliknya ini adalah insiden kriminalitas murni,” kata Brown pada konferensi pers.
Sedikitnya 13 petugas terluka. Selain itu seorang penjaga keamanan dan seorang warga sipil terkena tembakan.
Gambar-gambar yang muncul di media sosial menunjukkan etalase-etalase toko dihancurkan dan para pelaku penjarahan berlarian sambil membawa senjata dan barang-barang yang dijarahnya. Sebagian besar aksi penjarahan terjadi di sepanjang Michigan Avenue, distrik komersial kelas atas yang dikenal sebagai Magnificent Mile.
Brown mengatakan peristiwa ini bermula dari orang-orang yang tertarik oleh sejumlah unggahan media sosial yang mendorong penjarahan di pusat bisnis Chicago, setelah ketegangan berkobar menyusul penembakan polisi terhadap seorang pria bersenjata.
Brown menjelaskan seorang tersangka berusia 20 tahun berusaha melarikan diri saat petugas ingin bertanya kepada pemuda tersebut. Tak hanya berlari, remaja itu juga menembaki petugas yang mengejarnya.
Polisi membalas tembakan dan menembak pemuda itu. Klaim polisi pemuda tersebut selamat dan langsung dirawat di rumah sakit.
Penembakan ini sontak membuat amarah orang lain dan polisi mengklaim adanya disinformasi yang diterima masyarakat.
"Setelah penembakan itu, orang-orang berkerumun...Kemarahan meluap, dipicu oleh misinformasi ketika sore berganti malam," kata Brown.
Sebagai tanggapan atas unggahan media sosial, polisi mengirim 400 petugas ke kawasan itu. Saat para petugas menangkap satu orang yang membawa mesin kas, beberapa tembakan dari kendaraan yang lewat dilepaskan ke arah para petugas dan polisi membalas tembakan itu, kata Brown.
Brown menjanjikan tindakan tegas polisi di Chicago tengah, dengan menugaskan para petugas untuk kerja "shift" 12 jam dan membatalkan jatah hari libur.
Editor: Gilang Ramadhan