tirto.id - Dua orang ditembak mati dan setidaknya 60 orang ditangkap di Chicago ketika protes atas pembunuhan polisi terhadap George Floyd.
Sebagaimana dikutip Xinhua, protes dan berujung pada penjarahan ini menyebar ke utara, barat dan selatan Chicago ketika Walikota Chicago Lori Lightfoot mengunci Distrik Pusat Bisnis dan Loop pada hari Minggu.
Gubernur Illinois J.B. Pritzker mengumumkan pada hari Senin (1/6/2020) waktu setempat bahwa ia sedang mengerahkan 250 pasukan Garda Nasional Illinois dan 300 anggota Kepolisian Negara Bagian Illinois untuk membantu memperkuat departemen kepolisian pinggiran dan negara bagian yang dinyatakan sebagai 'zona bencana'.
Pritzker telah mengaktifkan 375 anggota penjaga untuk Chicago selama akhir pekan atas permintaan Lightfoot.
Jam malam yang diberlakukan Lightfoot di Chicago pada hari Sabtu, mulai jam 9 malam. sampai 6 pagi, tetap berlaku, dengan semua layanan bus dan kereta api berhenti di malam hari.
Sebagaimana dikutip The Guardian, kematian George Floyd kemudian memicu demonstrasi di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Australia. Mereka menuntut keadilan terhadap pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal dalam penahanan.
Orang-orang dari kota di seluruh dunia berbaris dalam solidaritas dengan demonstran di AS. Para politikus dan tokoh masyarakat bersatu untuk mengutuk pembunuhan George Floyd.
Pada hari Minggu, ribuan orang berdemonstrasi di pusat kota London, meneriakkan: “No Justice! Tidak ada kedamaian!" di Trafalgar Square sebelum berbaris ke kedutaan AS, di mana mereka menghadapi barisan polisi.
Protes juga terjadi di luar kedutaan AS di Kopenhagen pada hari Minggu, sementara ratusan demonstran berkumpul di Berlin dua hari berturut-turut, membawa papan atau kertas bertuliskan: "Diam adalah kekerasan"; "Tahan akuntabilitas polisi"; dan "Siapa yang kamu panggil saat polisi membunuh?"
Kronologi Kematian George Floyd bermula dari laporan uang palsu senilai $20 pada malam hari tanggal 25 Mei, ketika Floyd membeli sebungkus rokok dari Cup Foods, sebuah toko kelontong, demikian dilaporkan BBC.com.
Karyawan toko meyakini uang kertas $20 yang ia terima dari Floyd merupakan uang palsu, ia kemudian menelepon polisi.
Floyd telah tinggal di Minneapolis selama beberapa tahun setelah pindah ke sana dari kota asalnya Houston, Texas. Dia baru-baru ini bekerja sebagai bouncer di kota itu, tetapi, seperti jutaan orang Amerika lainnya, ia tidak memiliki pekerjaan karena pandemi virus corona COVID-19.
Editor: Agung DH