tirto.id - Blackout Tuesday dimulai oleh industri musik yang memprotes kematian George Floyd dalam tahanan polisi. Akan tetapi inisiatif Blackout Tuesday ini rupanya menyebar jauh melampaui label rekaman dan musisi. Aktor, tim olahraga, dan bahkan putri presiden Tiffany Trump bergabung.
Eksekutif musik Jamila Thomas dan Brianna Agyemang mempelopori protes ini, menciptakan sebuah situs web yang mendesak para pendukung untuk "berdamai, reflektif dan produktif tentang tindakan apa yang perlu kita ambil secara kolektif untuk mendukung komunitas kulit hitam."
Sejumlah label musik besar, serta musisi ikonik seperti Peter Gabriel dan Mick Jagger, bergabung dalam inisiatif ini, berbagi pesan di media sosial dengan tagar #TheShowMustBePaused.
"Sangat memilukan melihat Amerika mencabik-cabik dirinya sendiri lagi karena masalah ras," pentolan Rolling Stones Jagger mengunggah twit pada Senin (1/6/2020).
"Besok aku berdiri bersama sesama senimanku dan mengamati Blackout Tuesday untuk memerangi diskriminasi rasial dan ketidakadilan sosial," ujarnya, seperti dikutip CNet.
Akun Twitter resmi The Rolling Stones juga mengunggah twit tentang Blackout Tuesday. "Mick, Keith, Charlie dan Ronnie berdiri dengan semua yang keberatan dengan rasisme, kekerasan, atau kefanatikan," bunyi twit yang diunggah pada Senin.
Gerakan ini menyebar ke media sosial, dengan banyak unggahan kotak hitam di akun Instagram dan Facebook mereka untuk menunjukkan dukungan.
Selebriti seperti bintang NBA LeBron James, aktor John Boyega dan penyanyi Katy Perry termasuk di antara mereka yang bergabung, seperti yang dilakukan putri Presiden Donald Trump Tiffany.
Penyanyi Rihanna mengunggah, perusahaan kecantikannya, Fenty Beauty tidak akan melakukan bisnis apa pun pada hari Selasa. Dan Talk Football Pro melaporkan, Chicago Bears telah membatalkan semua pertemuan pemain dan tim untuk menandai hari ini.
Tujuan BlackoutTuesday
Inisiatif Blackout Tuesday diedarkan bersamaan dengan tagar #TheShowMustBePaused, yang diciptakan oleh Jamila Thomas dan Brianna Agyemang.
Thomas dan Agyemang sama-sama perempuan kulit hitam di industri musik, yang meluncurkan tagar sebagai "ajakan untuk bertindak bagi kita yang bekerja di bisnis musik / hiburan / pertunjukan."
Dalam surat terbuka yang diposting di situs web inisiatif, Thomas dan Agyemang mengatakan tujuan mereka adalah "dengan sengaja mengganggu minggu kerja."
"Kami tidak akan terus menjalankan bisnis seperti biasa tanpa memperhatikan kehidupan orang kulit hitam," tulis surat itu, seperti dikutip Insider.
"Senin adalah awal akhir pekan yang panjang, dan kita tidak bisa menunggu sampai hari Jumat untuk perubahan. Ini adalah hari yang tepat untuk percakapan yang jujur, reflektif dan produktif tentang tindakan apa yang perlu kita ambil secara kolektif untuk mendukung komunitas kulit hitam."
Thomas dan Agyemang juga mencatat, industri musik yang bernilai miliaran dolar "telah mendapat untung terutama dari seniman kulit hitam."
"Misi kami adalah untuk menahan industri ini secara luas, termasuk perusahaan besar dan mitra mereka yang mendapat manfaat dari upaya, perjuangan dan keberhasilan orang kulit hitam."
Surat itu telah dibagikan bersama daftar sumber anti-rasisme, termasuk tautan untuk menyumbang kepada keluarga George Floyd, Breonna Taylor, dan Ahmaud Arbery.
Pos tindak lanjut dari Thomas dan Agyemang mengklarifikasi, tujuannya "tidak pernah membungkam diri sendiri."
"Tujuannya adalah untuk mengalihkan perhatian," tulis posting itu. "Tujuannya adalah jeda dari bisnis."
Floyd, seorang warga Amerika keturunan Afrika berusia 46 tahun yang tidak bersenjata, meninggal pada 25 Mei setelah mantan polisi Minneapolis Derek Chauvin menekan lututnya di leher Floyd selama lebih dari delapan menit ketika Floyd berulang kali berkata, "Saya tidak bisa bernapas."
Sejak kematian Floyd, demonstrasi menuntut keadilan untuk orang kulit hitam terjadi di seluruh dunia, dengan beberapa di antaranya diwarnai kekerasan.
Pada hari Senin, sejumlah jaringan ViacomCBS, termasuk BET, CBS Sports Network dan Nickelodeon, menampilkan layar gelap di platform mereka selama 8 menit dan 46 detik, lamanya waktu Chauvin menjepit Floyd dengan lututnya.
Spotify menambahkan lagu bisu ke beberapa daftar putar dan podcast di Blackout Tuesday. "Daftar putar dan podcast terpilih yang ikut serta akan mencakup 8 menit, 46 detik hening sebagai pengakuan untuk lamanya waktu George Floyd dicekik," kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog.
Editor: Yantina Debora