tirto.id - Pada tanggal 25 Mei 2020, petugas kepolisian Minneapolis menangkap George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun. Penangkapan dilakukan setelah seorang karyawan menelepon 911 dan menuduh Floyd membeli rokok dengan uang kertas $20 palsu.
Tujuh belas menit setelah mobil patroli pertama tiba di tempat kejadian, Floyd tidak sadarkan diri dan dijepit oleh tiga petugas polisi. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
The New York Times merekonstruksi kematian George Floyd dalam video berdurasi 8 menit 46 detik. Rekaman CCTV, video saksi, dan dokumen resmi menunjukkan bagaimana serangkaian tindakan oleh polisi berubah fatal.
Video The New York Times menunjukkan para petugas mengambil serangkaian tindakan yang melanggar kebijakan Departemen Kepolisian Minneapolis dan berakibat fatal, membuat Floyd tidak dapat bernapas, bahkan ketika ia dan para saksi meminta bantuan.
Diwartakan The Guardian, kematian Floyd kemudian memicu demonstrasi di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Australia. Mereka menuntut keadilan terhadap pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal dalam penahanan.
Orang-orang dari kota di seluruh dunia berbaris dalam solidaritas dengan demonstran di AS. Para politikus dan tokoh masyarakat bersatu untuk mengutuk pembunuhan George Floyd.
Pada hari Minggu, ribuan orang berdemonstrasi di pusat kota London, meneriakkan: “No Justice! Tidak ada kedamaian!" di Trafalgar Square sebelum berbaris ke kedutaan AS, di mana mereka menghadapi barisan polisi.
Protes juga terjadi di luar kedutaan AS di Kopenhagen pada hari Minggu, sementara ratusan demonstran berkumpul di Berlin dua hari berturut-turut, membawa papan atau kertas bertuliskan: "Diam adalah kekerasan"; "Tahan akuntabilitas polisi"; dan "Siapa yang kamu panggil saat polisi membunuh?"
Kronologi Kematian George Floyd
Dilaporkan BBC.com, kematian George Floyd bermula dari laporan uang palsu senilai $20 pada malam hari tanggal 25 Mei, ketika Floyd membeli sebungkus rokok dari Cup Foods, sebuah toko kelontong.
Karyawan toko meyakini uang kertas $20 yang ia terima dari Floyd merupakan uang palsu, ia kemudian menelepon polisi.
Floyd telah tinggal di Minneapolis selama beberapa tahun setelah pindah ke sana dari kota asalnya Houston, Texas. Dia baru-baru ini bekerja sebagai bouncer di kota itu, tetapi, seperti jutaan orang Amerika lainnya, ia tidak memiliki pekerjaan karena pandemi virus corona COVID-19.
Floyd adalah pelanggan yang sering membeli di Cup Foods. Dia memiliki wajah yang ramah, pelanggan yang menyenangkan yang tidak pernah menyebabkan masalah, kata pemilik toko Mike Abumayyaleh kepada NBC.
Akan tetapi Abumayyaleh tidak bekerja pada hari kejadian. Karyawan Cup Foods yang masih berusia remaja hanya mengikuti protokol saat melaporkan Floyd soal transaksi mencurigakan.
Panggilan ke 911 dilakukan pada pukul 20.01 waktu setempat. Karyawan mengatakan kepada operator ia telah meminta Floyd untuk mengembalikan rokok, tetapi "dia [Floyd] tidak ingin melakukan itu", menurut transkrip yang dirilis oleh pihak berwenang.
Karyawan itu mengatakan pria itu [Floyd] tampak "mabuk" dan "tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri", kata transkrip itu, seperti dikutip BBC.com.
Tak lama setelah panggilan, sekitar pukul 20.08, dua petugas polisi tiba. Floyd sedang duduk dengan dua orang lain di mobil yang diparkir.
Setelah mendekati mobil, salah satu petugas, Thomas Lane, mengeluarkan senjatanya dan memerintahkan Floyd untuk menunjukkan tangannya. Dalam sebuah laporan tentang insiden itu, jaksa tidak menjelaskan mengapa Lane perlu mengeluarkan senjatanya.
Lane, kata jaksa penuntut, "meletakkan tangannya pada Floyd, dan menariknya keluar dari mobil". Kemudian Floyd "menolak diborgol".
Namun, setelah diborgol, Floyd menjadi patuh, sementara Lane menjelaskan dia ditangkap karena "memberikan uang palsu".
Ketika petugas mencoba untuk memasukkan Floyd ke dalam mobil patroli, terjadi pergolakan.
Sekitar pukul 20.14, Floyd "menegang, jatuh ke tanah, dan mengatakan kepada petugas bahwa dia sesak napas," menurut laporan itu.
Petugas polisi lainnya, Derek Chauvin tiba di tempat kejadian. Dia dan petugas lainnya terlibat dalam upaya untuk memasukkan Floyd ke mobil polisi.
Selama upaya ini, pada pukul 20.19, Chauvin menarik Floyd keluar dari sisi penumpang, menyebabkannya jatuh ke tanah, kata laporan itu.
Dia berbaring di tanah, menghadap ke bawah, masih terborgol.
Saat itulah saksi mulai memvideokan Floyd, yang tampaknya dalam keadaan tertekan. Momen-momen ini, ditangkap di beberapa ponsel dan dibagikan secara luas di media sosial.
Floyd ditahan oleh petugas, sementara Chauvin menempatkan lutut kirinya di antara kepala dan leher Floyd.
"Aku tidak bisa bernapas," ujar Floyd berulang kali sambil menyebut ibunya dan memohon "tolong, tolong, tolong".
Selama delapan menit dan 46 detik, Chauvin berlutut di leher Floyd, kata laporan jaksa penuntut.
Sekitar enam menit berada dalam situasi itu, Floyd menjadi tidak responsif. Dalam video-video kejadian itu, tampak Floyd terdiam. Orang-orang yang berada di lokasi kejadian mendesak polisi untuk memeriksa denyut nadi Floyd.
Salah satu petugas lainnya, JA Kueng, melakukan hal itu, memeriksa pergelangan tangan kanan Floyd, tetapi "tidak dapat menemukannya [denyut nadi]". Meski begitu, polisi tetap tidak bergerak dari atas Floyd.
Pada 20.27, Chauvin mengangkat lututnya dari leher Floyd. Sudah tak bergerak, Floyd diletakkan ke kasur dorong dan dibawa ke Pusat Medis Hennepin dengan ambulans.
Dia dinyatakan meninggal sekitar satu jam kemudian.
Pada malam sebelum kematiannya, Floyd berbicara dengan seorang teman dekatnya, Christopher Harris, soal pekerjaan. Dia menyarankan Floyd untuk menghubungi agen pekerjaan sementara. Pemalsuan uang, kata Harris, tidak sesuai dengan karakter Floyd.
"Cara dia mati tidak masuk akal," kata Harris. "Dia memohon untuk hidupnya. Ketika Anda berusaha keras untuk menaruh kepercayaan pada sistem ini, sebuah sistem yang Anda tahu tidak dirancang untuk Anda, ketika Anda terus mencari keadilan dengan cara yang sah dan Anda tidak bisa dapatkan itu, Anda mulai mengambil hukum ke tangan Anda sendiri."
Sehari setelah kematian Floyd, Departemen Kepolisian memecat keempat petugas yang terlibat dalam insiden tersebut, dan pada hari Jumat pengacara Wilayah Hennepin, Mike Freeman, mengumumkan tuduhan pembunuhan terhadap Derek Chauvin, petugas yang terlihat dalam video saksi menekan Floyd ke tanah.
Chauvin, yang berkulit putih, tetap berlutut di leher Floyd selama 8 menit 46 detik, menurut pengaduan pidana terhadapnya.
Video The New York Times menunjukkan Chauvin tidak mengangkat lututnya bahkan setelah Floyd kehilangan kesadaran. Chauvin juga tetap menekan lututnya selama satu menit setelah paramedis tiba di tempat kejadian.
Tiga mantan polisi lainnya, Thomas Lane, J. Alexander Kueng, dan Tou Thao, semuanya terlihat dalam video penangkapan Floyd, masih dalam penyelidikan.
Editor: Yantina Debora