tirto.id - Pentolan Rage Against The Machine (RATM) Tom Morello memuji peserta demonstrasi Portland karena melantunkan lirik lagu bandnya berjudul "Killing In The Name".
Seperti dilansir NME, peserta aksi telah bentrok dengan polisi di kota dalam beberapa hari terakhir. Lewat rekaman video, mereka menyanyikan lirik dari lagu "Killing In The Name" yang berbunyi: “Fuck you, I won’t do what you tell me," pada petugas federal.
Rekaman video itu kemudian dibagikan oleh Morello di akun Twitter resminya. "Ya, memang untuk apa!" tulis Morello.
Protes Portland telah berlangsung selama 61 hari berturut-turut dan meningkat setelah petugas federal tiba awal bulan ini. Aksi ini dimulai sebagai bagian dari demonstrasi nasional yang dipicu oleh kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, pada 25 Mei.
Floyd meninggal ketika polisi kulit putih bernama Derek Chauvin menekan lehernya dengan lutut selama hampir sembilan menit. Sejak itu Chauvin telah dipecat dan didakwa melakukan pembunuhan.
Sejak awal berdiri pada awal 1990-an, RATM memang dikenal konsisten menyuarakan masalah-masalah masyarakat Amerika. Dari rasisme, kapitalisme, kesenjangan sosial, sampai aksi kekerasan terhadap minoritas, bahkan bukan hanya lagu tapi juga tindakan mereka.
Grup musik ini telah menelurkan banyak track yang bermuatan politis, seperti “Know Your Enemy” yang mendorong masyarakat Amerika tidak termakan narasi palsu slogan “American Dreams"; “Take the Power Back”.
Selain itu ada “Maria” yang dibuat untuk mengenang perempuan Meksiko yang tewas dibunuh orang Amerika; hingga yang paling dikenal “Killing in the Name” yang jadi anthem protes dengan salah satu lirik berbunyi “Fuck you, I won’t do what you tell me.”
Sikap politik RATM juga seiring sejalan dengan tindakan mereka secara langsung di masyarakat. Misalnya, pada musim semi 1995, de la Rocha, sang vokalis, bergabung dengan tim pemantau dari Mexico City untuk mengawasi jalannya perundingan antara Tentara Pembebasan Nasional Zapatista dan pemerintah Meksiko.
Editor: Agung DH