Menuju konten utama

Tom Morello Perjelas Posisi RATM Sebagai Band Politis

Tom Morello pertegas posisi Rage Against the Machine sebagai "band politis".

Tom Morello Perjelas Posisi RATM Sebagai Band Politis
Rage Against the Machine. FOTO/Wikicommon

tirto.id - Punggawa grup music rock Rage Against the Machine (RATM), Tom Morello telah “memperjelas” pemahaman kepada salah satu pengguna Twitter yang baru-baru ini mempermasalahkan sikap RATM, setelah baru mengetahui bahwa mereka adalah "band politis".

Sebagaimana dilansir dari NME, nama RATM mulai menjadi tren di Twitter, setelah Tom Morello menanggapi satu penggemar pada Selasa (9/6/2020) lalu, yang mengeluh karena sang gitaris sering membagikan opini politik secara online.

Dalam sebuah twit yang dikirim ke gitaris RATM itu, pengguna Twitter--yang sejak saat itu telah menghapus akun--mengatakan kepada Morello, bahwa ia “dulu adalah penggemarnya hingga (akhirnya berakhir) setelah opini politik (Morello).”

"Musik adalah tempat saya, dan hal yang saya dengar hanyalah tentang politik ketika saya mendengarkan musik [Anda]," tulis twit yang sudah dihapus itu. Ia menambahkan, "sejauh yang saya ketahui, Anda dan Pink sudah selesai. Terus berbicara dan merusak penggemarmu.”

Morello pun merespons, dengan menulis, "Scott! Mana musik saya yang kau dengar, yang TIDAK MENGANDUNG unsur politik? Saya perlu tahu, sehingga saya bisa menghapusnya dari katalog," seperti dikutip pada Kamis (11/6/2020).

Obrolan tersebut mendorong sejumlah pengguna Twitter lain untuk bergabung dan membuat lelucon, dengan menyerang akun tersebut, yang salah satunya membalas dengan lelucon, "Saya juga menikmati band Rage Alongside The Machine".

Hingga kini, obrolan tersebut terus berlanjut yang kebanyakan dipenuhi dengan lelucon dan meme politik tentang RATM.

Sejak awal berdiri pada awal 1990-an, RATM memang dikenal konsisten menyuarakan masalah-masalah masyarakat Amerika. Dari rasisme, kapitalisme, kesenjangan sosial, sampai aksi kekerasan terhadap minoritas, bahkan bukan hanya lagu tapi juga tindakan mereka.

Grup musik ini telah menelurkan banyak track yang bermuatan politis, seperti “Know Your Enemy” yang mendorong masyarakat Amerika tidak termakan narasi palsu slogan “American Dreams"; “Take the Power Back”.

Selain itu ada “Maria” yang dibuat untuk mengenang perempuan Meksiko yang tewas dibunuh orang Amerika; hingga yang paling dikenal “Killing in the Name” yang jadi anthem protes dengan salah satu lirik berbunyi “Fuck you, I won’t do what you tell me.”

Sikap politik RATM juga seiring sejalan dengan tindakan mereka secara langsung di masyarakat. Misalnya, pada musim semi 1995, de la Rocha, sang vokalis, bergabung dengan tim pemantau dari Mexico City untuk mengawasi jalannya perundingan antara Tentara Pembebasan Nasional Zapatista dan pemerintah Meksiko.

Ia memang dikenal sebagai pendukung Zapatista dan dukungannya ia buktikan dengan mengorganisir perjalanan ke basis Zapatista untuk mengajar bahasa Spanyol dan Inggris kepada penduduk setempat dan berpartisipasi dalam patrol keamanan Zapatista.

Mengutip LA Weekly, RATM juga sering tampil dalam acara Regeneración atau Popular Resource Center, komunitas yang dibentuk seniman dan aktivis Chicano (orang Meksiko-Amerika) di Los Angeles untuk media pembelajaran politik serta isu-isu lokal kepada masyarakat Chicano dan kulit hitam. Komunitas ini menggunakan musik, film, dan teater sebagai sarana pembelajarannya.

Tak hanya itu, RATM juga mendukung pembebasan Leonard Peltier (aktivis Indian-Amerika) dan Mumia Abu-Jamal (jurnalis dan mantan anggota Black Panther) yang ditahan kepolisian gara-gara mempertahankan hak sipil komunitas mereka.

Baca juga artikel terkait RAGE AGAINST THE MACHINE atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Musik
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto