Menuju konten utama

Rangkuman Kisah Umar bin Khattab dari Lahir sampai Wafat

Rangkuman kisah Umar bin Khattab di bawah ini mencakup cerita mulai dari awal masuk Islam hingga menjadi khalifah. Baca selengkapnya di artikel ini.

Rangkuman Kisah Umar bin Khattab dari Lahir sampai Wafat
Umar Bin Khattab. foto/Wikimedia

tirto.id - Umar bin Khattab bernama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail Ibn Abd al-‘Uzza Ibn Riyah Ibn Qurth Ibn Razah Ibn ‘Adiy Ibn Ka’ab Ibn Lu’aiy al-Qurasyiy al-‘Adawiy. Khalifah kedua dalam Khulafaur Rasyidin tersebut dilahirkan di Makkah, 13 tahun setelah tahun Gajah, tahun kelahiran Nabi Muhammad.

Sebelum menjadi khalifah, Umar bin Khattab termasuk dalam golongan suku Quraisy yang sangat keras memusuhi Islam.

Usai mendapat hidayah dan masuk Islam, Umar bin Khattab muncul sebagai sosok yang paling gigih dalam menegakkan ajaran Islam.

Lalu bagaimana kisah Umar bin Khattab? Simak ringkasan cerita Umar bin Khattab di bawah ini, yang membahas bagaimana kisah Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah dan teladan sikapnya.

Kisah Awal Umar bin Khattab Masuk Islam

Jalaluddin as-Suyuthi dalam Tarikh al-Kulafa (1988) menceritakan, Umar bin Khattab, sebelum memeluk Islam, dikenal sebagai tokoh yang sangat menentang ajaran Nabi Muhammad saw. Perubahan signifikan dalam hidupnya terjadi pada tahun keenam kenabian, ketika Umar menginjak usia 27 tahun.

Ketika itu, Umar bin Khattab mendengar kabar bahwa adik kandung dan iparnya, Fatimah binti Khattab beserta suami, telah memeluk Islam. Umar merespons kabar tersebut dengan amarah dan kesal. Dia bahkan sampai menampar keduanya.

Ketika berada di rumah adiknya, Umar melihat sebuah lembaran yang berisikan ayat-ayat Al-Qur'an, tepatnya ayat awal surah Taha. Membaca ayat-ayat tersebut, Umar merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hatinya.

Tergerak oleh pengalaman magis itu, Umar mengambil lembaran tersebut dan memutuskan untuk menemui Nabi Muhammad saw. di rumah al-Arqam, rumah seseorang yang dijadikan sebagai tempat Rasulullah berdakwah.

Kedatangan Umar sontak membuat para sahabat yang berada di dalam rumah ketakutan. Namun, Nabi Muhammad saw. menerima kedatangan Umar dengan tenang. Dengan sikap yang bijak, Rasulullah mampu meredakan amarah Umar.

Dikutip dari Ensiklopedia Islam Jilid 2 (1993), pada momen itu, Nabi Muhammad saw. menyarankan Umar untuk memeluk Islam. Umar pun langsung menyatakan keislamannya dan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Muhammad Ridla dalam al-Faruq Umar Ibn al-Khatan (1993) menyebut, setelah Umar bin Khattab memeluk Islam, Islam menjadi lebih kuat, terutama terkait dakwah. Umar memberikan masukan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menyebarkan Islam secara terang-terangan, tidak lagi secara sembunyi-sembunyi.

Sejak saat itu, Islam tersebar secara terbuka. Muhammad Ali Qutbhi dalam al-Khulafau al-Rasyiduna (1993) menuturkan, Nabi Muhammad saw. memberikan julukan "al-Faaruq" kepada Umar, yang berarti pembeda. Hal itu karena melalui Umar, Allah menunjukkan perbedaan antara yang benar dan salah.

Umar bin Khattab juga menjadi penasihat terdekat Nabi Muhammad saw. dan terus mendukungnya sepanjang hidup. Kesaksian perubahan Umar menjadi salah satu momen bersejarah dalam perkembangan Islam.

Rangkuman Kisah Umar bin Khattab Diangkat Menjadi Khalifah

H.M. Sholikhin dalam Sejarah Peradaban Islam (2005) menjelaskan, Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah saat kepemimpinan Abu Bakar, yang berlangsung selama kurang lebih dua tahun, terpaksa harus berakhir karena dirinya mengalami sakit. Untuk mengatasi situasi tersebut, Abu Bakar melakukan musyawarah dengan para sahabat guna memilih pengganti yang layak sebagai khalifah.

Dalam musyawarah tersebut, Abu Bakar mengungkapkan kriteria-kriteria yang seharusnya dimiliki oleh seorang khalifah. Setelah menerima masukan dari para sahabat, Abu Bakar memutuskan bahwa Umar bin Khattab adalah orang yang paling layak untuk menggantikannya sebagai khalifah.

Abu Bakar kemudian membuat pernyataan serupa surat wasiat yang menyatakan penunjukan Umar bin Khattab sebagai penggantinya. Umat Islam pun harus mengamininya.

Sudarmadji dalam Sejarah Khulafaur Rashidin: Para Penegak Islam Sepeninggal Rasulullah saw. (2003) menyebutkan bahwa Umar bin Khattab secara resmi diangkat menjadi khalifah pada hari Abu Bakar wafat, delapan hari sebelum bulan Jumada al-Akhirah.

Setelah Abu Bakar wafat, Umar langsung diresmikan sebagai khalifah kedua. Meskipun pengangkatan Umar sebagai khalifah terkesan direncanakan karena tidak melalui musyawarah langsung, tidak ada masalah yang timbul di kalangan muslim.

Umar bin Khattab memimpin Kekhalifahan Rasyidin selama sekitar sepuluh tahun, dari tahun 634 hingga 644 Masehi.

Wafatnya Umar bin Khattab

Keberhasilan Khalifah Umar bin Khattab dalam memerdekakan negara-negara dunia menimbulkan rasa iri dan dendam dari para musuh Islam, terutama Yahudi dan Persia. Berbagai upaya pembunuhan dilakukan terhadap Umar.

Hingga pada suatu subuh, 25 Dzulhijjah tahun 23 Hijriah, ketika Umar sedang salat di mihrab Masjid, ia diserang oleh Abu Lu'lu'ah Fairuz. Ia merupakan budak yang awalnya beragama Majusi dan tinggal di Romawi.

Izzudin Abu al-Hasan Ali dalam Usud al-Ghabah fi Ma'rifah al-Shahabah (1971) menyebut, Abu Lu'lu'ah menggunakan belati dengan dua mata untuk menikam Umar sebanyak tiga atau enam kali. Salah satu tusukannya mendarat di bawah pusar hingga urat-urat dalam perut Umar terputus.

Akibat tusukan itu, Umar jatuh tersungkur. Namun, sebelumnya, Umar sempat menyuruh Abdurrahman bin Auf untuk melanjutkan menjadi imam salat.

Abu Lu'lu'ah melarikan diri ke belakang dan terus menikam siapa pun yang berada di jalannya. Namun, ada seseorang menyadari arah larinya, yang kemudian melemparkan mantel ke arah Abu Lu'lu'ah. Sebelum dihukum, orang yang menyerang Umar bin Khattab tersebut memutuskan bunuh diri.

Peristiwa tersebut menyebabkan 13 orang terluka dan 6 orang meninggal. Umar mati syahid pada hari Rabu, bulan Dzulhijjah tahun 23 H, setelah memimpin sebagai khalifah selama 10 tahun 6 bulan.

Teladan yang Bisa Ditiru dari Umar bin Khattab

Ada beberapa kesimpulan dari kisah Umar bin Khattab yang bisa diambil. Salah satunya adalah teladan yang baik dalam memimpin dan mengembangkan peradaban Islam.

Sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad saw. sekaligus khalifah kedua dalam sejarah Islam, Umar bin Khattab menunjukkan berbagai keteladanan. Lalu, teladan apa yang bisa diambil dari kisah Umar bin Khattab? Dikutip dari Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Islam Al-Tadabbur Vol. 4, No. 2 (2018), berikut beberapa teladan yang bisa ditiru dari Umar bin Khattab.

1. Loyalitas tinggi dalam berdakwah

Umar bin Khattab merupakan sosok yang setia dan loyal dalam memperjuangkan agama Islam. Ia senantiasa menghormati Rasulullah. Ia juga tekun mengikuti ajaran-ajaran Islam, selalu taat beribadah, serta memiliki kesadaran tinggi akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupannya.

2. Pemberani dalam memperjuangkan kebenaran

Umar bin Khattab menunjukkan keteguhan dan keberanian yang luar biasa dalam memperjuangkan kebenaran. Ia tidak gentar mengambil tindakan tegas dan selalu berani menghadapi setiap tantangan yang mengancam keberlangsungan Islam.

3. Pemimpin yang peduli dan bertanggung jawab

Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Sikap perhatiannya tercermin dalam kebiasaannya melakukan pengawasan langsung, bahkan dengan cara berkeliling kota sendirian, guna memastikan kesejahteraan dan kehidupan yang baik bagi rakyatnya.

Baca juga artikel terkait SEJARAH atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin