Menuju konten utama

PVMBG Ingatkan Turis Tidak Dekati Puncak Gunung Agung

PVMBG merekomendasikan batas radius aman menuju puncak Gunung Agung, Bali, sekitar 4 km. 

PVMBG Ingatkan Turis Tidak Dekati Puncak Gunung Agung
Abu vulkanis dan batu pijar terlontar dari kawah Gunung Agung saat erupsi yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Karangasem, Bali, Minggu (21/4/2019). ANTARA FOTO/Nurul Husaeni.

tirto.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan batas radius aman Gunung Agung, Bali, yakni 4 km. Masyarakat terutama wisatawan diminta tidak memasuki batas radius tersebut.

"Ancamannya masih dalam radius 4 KM, mohon disampaikan, terutama turis agar tidak ke puncak," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, pada Jumat (31/5/2019).

"Karena masih banyak video-video menunjukkan turis-turis masih ke Puncak padahal sangat berbahaya sekali untuk dalam radius 4 KM," tambahnya.

Namun, kata Hendra, di luar radius tersebut masih aman, sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa.

Tingkat aktivitas Gunung Agung saat ini adalah Level III (Siaga). Gunung api Agung di Bali kembali memasuki fase erupsi mulai 21 November 2017 hingga saat ini, setelah beristirahat lebih dari 53 tahun.

Berdasarkan data PVMBG, dari kemarin hingga pagi ini visual Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100 meter dari puncak.

Pada 30 Mei 2019, tercatat 1 kali gempa hembusan, 3 kali gempa Vulkanik Dangkal, 2 kali gempa Vulkanik Dalam, 10 kali gempa Tektonik Jauh.

Selain itu, PVMBG juga merekomendasikan masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri