tirto.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar, Riau, masih menyelidiki kasus puluhan ternak mati mendadak di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu. Ternak-ternak itu mati diduga karena terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Saya perintahkan seluruh dokter hewan dan perangkatnya turun ke kedua kecamatan itu untuk memastikan penyebab kematian ternak tersebut," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar, Yusri dikutip dari Antara, Selasa (6/9/2022).
Yusri menerima laporan 5-20 ekor ternak mati mendadak per hari, khususnya di Kecamatan Koto Kampar Hulu dan XIII Koto Kampar. AKan tetapi, ia tak menyebutkan total hewan ternak yang mendadak tesebut.
Dia telah meminta seluruh perangkat terkait mengecek langsung ke lapangan untuk menyelesaikan kasus tersebut.
"Apapun penyakitnya nanti, lakukan vaksinasi massal. Apabila wabah PMK maka dalam hal ini secara aturan pemerintah telah mewacanakan pemberian uang ganti rugi terkait hewan ternak milik warga yang mati karena terserang penyakit itu," katanya.
Pemerintah Provinsi Riau menyediakan bantuan dana Rp10 juta per ekor sapi yang mati akibat terserang PMK.
"Bantuan sebesar Rp10 juta/ekor itu diberikan dengan indikator hasil visum dan setelah penetapan status wabah PMK hewan ternak," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, Herman.
Kebijakan itu berdasarkan penetapan dari Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen Fajar Setyawan bahwa bantuan hewan ternak yang mati akibat PMK sudah bisa diajukan mendapat bantuan.