tirto.id - Pertunjukan yang disebut dengan teater berakar dari tradisi Yunani kuno. Dalam bahasa Yunani, teater berakar pada kata teatron yang makna harfiahnya adalah tempat atau gedung pertunjukan.
Sementara makna teater secara bahasa, mengutip penjelasan dari Pramana Padmodarmaya dalam Pendidikan Seni Teater (1990:2) ialah pertunjukan atau tontonan.
Sedangkan dari segi istilah, teater adalah kegiatan yang mencakup sejumlah unsur, seperti gerak laku yang diatur oleh naskah dan didukung dengan musik, make up, setting dan lain sebagainya, yang dipertontonkan di panggung ketika pementasan.
Selain versi modern, salah satu jenis dari seni pertunjukan ini teater tradisional. Teater tradisonal merupakan bentuk tontonan pertunjukan yang diwariskan nenek moyang secara turun temurun.
Di Indonesia, menurut Turahmat dalam Teater: Teori dan Penerapannya (2010:4), setidaknya ada 3 macam teater tradisional. Ketiganya: Teater Rakyat (misalnya: ketoprak, ludruk); Teater Klasik (misalnya: wayang orang); dan Teater Transisi (misalnya: komidi stambul, sandiwara srimulat).
Proses Pementasan Teater Tradisional
Pementasan teater tradisional digelar untuk menghibur penonton sekaligus menjadi salah satu dari bentuk apresiasi kepada karya seni. Teater tradisional biasanya juga digelar untuk menyampaikan pesan tersirat kepada penonton melalui suatu pertunjukan karya seni.
Mengutip bukuSeni Budaya (2014: 139) terbitan Kemendikbud, tujuan utama pementasan teater tradisional umumnya memang menyampaikan atau menyalurkan pesan-pesan tertentu pada para penonton. Penyampaian pesan dilakukan dengan pendekatan pertunjukan agar penonton terhibur.
Ada beberapa unsur pendukung dalam pementasan teater tradisional. Unsur-unsur tersebut ialah pembawaan musik, tarian, drama, dan lawakan.
Keberadaan musik digunakan sebagai unsur pemeriah suasana. Irama musik juga berguna untuk penggiring penari atau sebuah adegan di pementasan teater tradisional. Adapun tarian disajikan sebagai unsur penambah gerakan bagi para pemeran.
Biasanya, sejumlah jenis teater tradisional diselenggarakan di lapangan terbuka sehingga tidak ada batasan atau jarak antara pelaku pementasan dan penonton.
Untuk menggelar pementasan teater tradisional, masih mengutip dari buku yang sama (2014:141-143), terdapat sejumlah proses perancangan pertunjukan yang harus dilakukan. Berikut sejumlah proses perancangan pementasan teater tradisional.
1. Proses Penentuan Bentuk Pementasan
Penentuan bentuk pementasan merupakan proses penting sebelum mementaskan sebuah teater tradisional. Bentuk pementasan bisa termasuk jenis teater tradisional yang ingin digunakan di pementasan.
Beberapa bentuk pementasan tradisional yang berasal dari daerah-daerah seperti Lenong, Ludruk, Makyong, Mamanda, Ludruk, Ketoprak, Wayang Wong, Wayang Gambuh, Uyeg, Mendu, Bakaba, Cepung, Dulmuluk, Longser, dan Sinrilli.
2. Proses Membuat Rancangan Arena
Membuat rancangan arena merupakan sebuas proses penentu terkait tempat atau area yang akan digunakan untuk menyajikan pementasan teater tradisional. Saat ingin membuat rancangan arena, akan lebih baik untuk memilih area yang punya karakteristik serupa dengan suasana cerita dalam teater tradisional.
Sebagai contoh, dalam pementasan teater tradisional Lenong atau Topeng Banjet, arena atau bisa juga disebut panggung, biasanya berupa ruangan terbuka sehingga ketika dilakukan pementasan, seolah-olah tidak ada jarak antara pementas dan penonton.
Selain itu, penggunaan properti pendukung seperti lampu obor sebagai hiasan di sekitar panggung pementasan teater juga dapat dipersiapkan. Pada pementasan teater tradisional Gambuh dari Bali, misalnya, daun kelapa muda dan bambu kerap digunakan sebagai hiasan panggung pementasan.
3. Proses Membuat Rancangan Properti
Membuat rancangan properti merupakan sebuah proses penentuan peralatan yang dibutuhkan saat pementasan teater tradisional berlangsung. Penggunaan properti sebaiknya tidak berlebihan, serta tidak terlalu minim pula. Hal yang perlu diingat adalah properti yang disiapkan memiliki kegunaan serta fungsi yang jelas saat pementasan teater tradisional berlangsung.
4. Proses Membuat Rancangan Musik
Membuat rancangan musik merupakan hal penting pada saat mempersiapkan pementasan teater tradisional. Sebab, musik menjadi salah satu unsur pendukung utama yang dapat memeriahkan suasana ketika pementasan berlangsung.
Musik yang digunakan tergantung pada jenis pementasan teater yang akan ditampilkan. Misalnya, penggunaan jenis musik gambang kromong untuk pertunjukan Lenong atau musik Samrah untuk pertunjukan teater Melayu.
5. Proses Membuat Rancangan Kostum
Membuat rancangan kostum saat mempersiapkan pertunjukan teater tradisional akan lebih baik dilakukan dari awal proses persiapan. Hal ini memiliki tujuan agar para pemeran sudah memiliki gambaran kostum yang mereka kenakan saat bersiap memerankan karakter tertentu.
Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Addi M Idhom