Menuju konten utama

Apa Itu Seni Teater: Pengertian, Jenis dan Aspeknya

Berikut adalah pengertian dari seni teater, termasuk jenis dan aspeknya.

Apa Itu Seni Teater: Pengertian, Jenis dan Aspeknya
Penari menampilkan tarian pada pementasan Planet Sebuah Lament di Teater Jakarta, TIM, Jakarta, Kamis (16/1/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Secara etimologis, kata "teater" berasal dari bahasa Inggris “theatre” dan bahasa Yunani “theaomai” yang berarti takjub melihat dan mendengar. Sebagaimana dikutip buku Seni dan Budaya SMA Kelas X, teater lazimnya dibagi menjadi dua pengertian, yakni umum dan sempit.

Pengertian umum dari teater adalah suatu kegiatan manusia dalam menggunakan tubuh atau benda-benda yang dapat digerakan. Ada suara, musik dan tarian sebagai media untuk ekspresi cita, rasa, dan karsa seni, misalnya opera, sendratari, berbagai jenis wayang, ludruk, dll. Sementara pengertian sempit dari teater adalah drama. Berikut penjelasan lebih lanjut:

Drama

Drama berasal dari bahasa Yunani ‘dran’ atau ‘draomai’ yang maknanya beraksi, berbuat, bertindak. Berlaku. Dalam pengertian umum drama adalah bentuk teater yang memakai lakon dengan cara bercakap-cakap dan gerak gerik di pentas.

Inti dari drama adalah konflik antara tokoh dengan diri sendiri, tokoh dengan masyarakat, dan lainnya. Cerita drama bisa diambil dari kisah hidup manusia yang diceritakan di pentas dan disaksikan penonton dengan media: percakapan, gerak, laku, dan dekor. Bisa tanpa musik atau dengan musik dan tarian.

Sandiwara

Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa ‘sandi’ yang artinya ‘samar-samar’ dan ‘wara’ yang artinya ‘berita, pengajaran atau anjuran’. Menurut Ki Hajar Dewantara, sandiwara adalah ajaran, nasihat atau anjuran melalui perlambangan.

Tonil

Tonil sama dengan sandiwara atau pertunjukan teater di jaman penjajah Belanda, terdapat rombongan sandiwara bernama ‘Dardanella’.

Jenis-jenis teater

Teater Tradisional

Teater tradisonal kerap disebut teater daerah: adalah bentuk teater yang bersumber dan berakar dari masyarakat dan diolah berdasar cita rasa masyarakat. Biasanya anonim atau tak diketahui penciptanya, turun temurun, spontan, tidak ada naskah baku, dilakukan di tempat terbuka, peralatan sederhana, fungsi pertunjukannya terkait upacara pada kegiatan masyarakat secara adat.

Ciri teater tradisional:

  • Memakai bahasa daerah
  • Dilakukan improvisasi
  • Ada unsur nyanyian dan tarian
  • Iringannya musik daerah
  • Ada banyolan
  • Ada keakraban antara pemain dan penonton dan suasana santai

Yang termasuk teater tradisional adalah:

a. Teater rakyat: lahir dari spontanitas kehidupan masyarakat yang membutuhkan hiburan.

Contohnya:

Riau : Makyong dan Mendu

Sumatera Barat : Randai dan Bakaba

Kalimantan : Mamanda dan Tatayungan

Bali : Topeng Arja, Topeng Cupak, Topeng Prembon

Sulawesi : Sinrilli

Jawa Barat : Longser, Sandiwara Sunda, Wayang Golek, Pantun Sunda

DKI Jakarta : Lenong, Topeng Betawi, Samra

Banten : Debus, Ubrug

Jawa Tengah : Srandul Ketoprak, Wayang Purwa, Wayang Orang dll

Jawa Timur : Teater Ludruk, Topeng Malangan, Ketoprak, Kentrungan dll

b. Teater klasik: adalah perkembangan seni tingkat tinggi secara teknis dan corak karena diberi pembinaan oleh penguasa atau raja. Biasanya ada di lingkungan istana seperti wayang golek, wayang kulit, wayang orang. Ada aturan dalam pementasannya secara etis dan estetis.

c. Teater transisi bersumber dari teater tradisional namun dipengaruhi budaya barat dan tumbuh di perkotaan, serta dimainkan pendatang. Misalnya komedi stambul dan sandiwara Dradanella. Contoh di masa sekarang adalah sandiwara Srimulat (Jatim), Sandiwara Sunda (Jabar), dan sandiwara bangsawan (Sumut dan Sumsel).

Teater non tradisonal/teater modern

Jenis teater yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat kota dan dipengaruhi oleh teori-teori barat. Di Indonesia sudah dikenal sejak abad ke-19. Bentuknya seperti baca puisi, deklamasi, visualisasi puisi, monolog, drama televisi, sinetron, film, dll.

Biasanya ada nama penulis, ada naskah, direncanakan detail, tempat pertunjukkan khusus, peralatan modern dan artistik, waktu pertunjukkan pendek hanya beberapa jam, tidak ada interaksi penonton dan pemain, penonton membayar, memakai bahasa bebas (bahasa nasional/bahasa asing/bahasa daerah), fungsinya untuk seni tontonan hiburan.

Menurut Jakob Sumardjo (2000), dalam perkembangannya teater sebagai salah satu bentuk karya seni pertunjukan ditinjau dari media yang digunakan dibagi menjadi dua: teater boneka dan teater manusia.

Teater boneka: bentuk pertunjukan dengan media ekspresi memakai boneka (teater muffet). Misalnya wayang.

Teater manusia: dibagi menjadi teater tutur dan teater orang. Teater tutur disajikan dengan bertutur atau berbicara, bernyanyi, dongeng, atau cerita.

Aspek Aspek Teater

Naskah

Naskah dibuat oleh sutradara. Ini merupakan bahan baku yang diolah dengan seksama berupa teks tulisan menjadi wujud pertunjukan. Dalam pertunjukkan teater naskah sangat penting. Unsur naskah adalah alur (plot), tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang (point of view).

Alur adalah jalan cerita, susunan cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat. Alur bisa maju, atau mundur, atau maju dan mundur sekaligus. Struktur cerita menurut Aristoles adalah: Introduksi (pengenalan tokoh) ->Reasing Action (tokoh utama memiliki itikad) -> Konflik (tokoh utama mengalami pertentangan) -> Klimaks (terselesaikannya persoalan tokoh utama) -> Resolusi (penurunan klimaks atau anti klimaks) -> Konklusi (kesimpulan).

Tema

Tema adalah pokok pikiran yang diangkat dari masalah kehidupan seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan. Tema mencakup 3 unsur yakni:

  • masalah yang diangkat,
  • gagasan yang ditawarkan,
  • pesan yang disampaikan pengarang.

Pada drama atau teater tema yang sering diambil misalnya kepahlawanan, pendidikan, sosial, kejiwaan, dan keagamaan.

Setting

Setting adalah unsur tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam naskah. Misalnya lokasi sekolah, waktu jam pelajaran.

Point of view/sudut pandang

Misalnya si pengarang mengambil sudut pandang sebagai tokoh utama ‘Aku’ yang bercerita. Atau mengambil sudut pandang dari sudut semua orang tokohnya.

Pelaku seni

Pelaku dalam teater adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan artistik dalam penciptaan karya teater terdiri dari sutradara, pemeran, pemusik, penata pekerja pentas dan pekerja panggung.

Sutradara adalah pengatur laku yang bertanggung jawab dalam mengatur, meramu dan mengemas sebuah karya teater. Biasanya sutradara dibantu oleh Asisten Sutradara.

Pemeran adalah pemain yang membawakan cerita berdasarkan pengkarakteran tokoh. Macam pemeran adalah Protagonis, Antagonis, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility.

Pentas

Pentas adalah tempat pertunjukan atau pergelaran seni. Yang menata pentas disebut perancang atau desainer artistik yang memiliki keahlian di bidang seni visual (panggung, rias busana, dan properti) juga seni audio.

Baca juga artikel terkait TEATER atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Alexander Haryanto