Menuju konten utama

Sejarah Hari Teater Sedunia Dirayakan Setiap 27 Maret

Hari Teater Sedunia dirayakan setiap tanggal 27 Maret, berikut adalah sejarah dan penjelasannya. 

Sejarah Hari Teater Sedunia Dirayakan Setiap 27 Maret
Teater Koma mementaskan lakon J J Sampah Kota di Graha Bhakti Budya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (7/11/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Hari Teater Sedunia diperingati pada tanggal 27 Maret setiap tahunnya. Perayaan ini pertama kali digagas pada tahun 1961 oleh Institut Teater Internasional (ITI) dan komunitas teater internasional. Berikut adalah sejarah perayaan Hari Teater Sedunia.

Dalam sejarahnya, drama pertama berlangsung di Teater Dionisos yang terletak di Akropolis, Athena, Yunani pada awal abad ke-5. Sejak saat itu, teater menjadi salah satu bentuk hiburan paling populer di seluruh Yunani.

Namun, dalam perkembangannya, industri teater mulai tergerus karena perannya yang diambil oleh industri film. Tapi, tak sedikit pula pemain film berkualitas yang justru lahir dari pemain teater.

Teater juga telah menjadi bagian dari kehidupan politik, pendidikan dan sosial selama berabad-abad dan telah menjadi media yang signifikan untuk berbagi ide dan ideologi kepada publik.

Seperti dilansir laman Day of the Year, Hari Teater Sedunia diprakarsai oleh Institut Teater Internasional (ITI) pada 1961. Setiap tahunnya, mereka merayakan nilai-nilai penting dari teater. Setiap tahunnya, ITI juga menyelenggarakan pesan tahunan yang disampaikan oleh pemain teater terkenal yang mereka pilih.

Dalam hal ini, pemain teater dipilih untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat sekaligus berbagi refleksi tentang seni teater dan masa depan teater. Pesan tersebut pertama kali disampaikan oleh Jean Cocteau pada tahun 1962.

Pesan itu kemudian diterjemahkan ke dalam 50 bahasa, dibaca untuk ribuan penonton dan dicetak di ratusan surat kabar.

Selain itu, ITI juga menyebarkan pesan melalui siaran ke seluruh dunia melalui institusi mereka. Saat ini, ITI telah memiliki lebih dari 90 pusat yang tersebar di seluruh dunia.

Tujuan dari perayaan ini, menurut ITI, untuk menyadarkan tentang betapa pentingnya nilai-nilai teater dan membantu komunitas teater lokal dalam skala yang lebih luas, sekaligus berbagi kecintaan terhadap teater.

Apa Itu Teater?

Menurut laman Britannica, teater adalah seni yang hampir sepenuhnya berkaitan dengan pertunjukan langsung, di mana aksinya direncanakan dengan tepat sehingga mampu menciptakan makna drama yang koheren dan signifikan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, teater adalah pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi; seni drama; sandiwara; drama.

Meskipun kata teater berasal dari bahasa Yunani "theaomai" yang berarti "melihat", namun pertunjukan itu juga dinikmati dengan telinga. Kadang-kadang, daya tariknya pun sangat intelektual. Kendati demikian, elemen intelektual itu tidak menjadi jaminan teater itu akan digelar dengan baik. Sebab, ada banyak faktor di dalamnya.

Dampak terkuat terhadap penonton adalah kemampuan akting, nyanyian dan tarian. Setelah merefleksikannya, penonton akan menemukan bahwa makna teks telah memberi kesan yang lebih terhadap pertunjukan teater.

Namun demikian, seringkali diasumsikan bahwa pengalaman teater dapat diasimilasi dengan membaca teks sebuah lakon. Ini karena pengaruh dari kritikus atau penulis yang cenderung berorientasi pada kesusasteraan.

Baca juga artikel terkait HARI TEATER SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya