tirto.id - Tes swab PCR atau Polymerase Chain Reaction adalah salah satu teknologi yang digunakan untuk pemeriksaan dan mendeteksi keberadaan virus Corona COVID-19.
Tes PCR Swab ini mendeteksi penyakit dengan mencari jejak materi genetik virus pada sampel yang paling sering dikumpulkan yaitu melalui usap hidung atau tenggorokan (swab).
Sebagaimana dikutip Indonesia.go.id terdapat beberapa kelompok orang yang perlu melakukan tes PCR Swab berdasarkan beberapa kategori, yaitu:
- Orang dengan kategori suspek karena ada gejala sesak napas, sakit tenggorokan, batuk, disertai demam 38 derajat Celcius.
- Orang yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19.
- Orang yang terkonfirmasi reaktif berdasarkan hasil rapid tes.
- Orang yang berpergian keluar kota atau luar negeri pada 14 hari terakhir.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi menetapkan harga swab test atau PCR mandiri untuk mendeteksi virus corona baru atau COVID-19 maksimal dengan harga Rp900 ribu, pada Jumat (2/10/2020).
Kemenkes menyatakan, penetapan harga tes swab dilakukan dalam rangka menyeragamkan harga tes PCR. Sebab saat ini ada disparitas harga dalam pelayanan PCR.
Harga tersebut pun sudah termasuk biaya pengambilan swab sekaligus juga biaya pemeriksaan real time PCR.
Prosedur Tes Swab PCR
Tes PCR menggunakan prosedur swab untuk mengambil sample melalui hidung atau tenggorokan pasien. Berikut prosedur pengambilan sample melalui hidung dan tenggorokan.
Melalui hidung
Pasien diminta duduk dan meniup napas melalui hidung guna memastikan tidak ada sumbatan. Pasien diminta untuk mendongakkan kepala dan tenaga kesehatan akan memasukkan alat swab (flocked swab) berukuran 6 inci atau sekitar 15 sentimeter dengan ujung terdapat kapas yang dipilin.
Alat ini dimasukkan perlahan ke dalam lubang hidung hingga mentok ke bagian belakang hidung atau nasofaring. Alat swab ini diputar pelan beberapa kali selama sekitar 15 detik di bagian dalam belakang hidung. Gunanya agar cairan terserap sempurna. Selama proses ini pasien akan merasa sedikit tidak nyaman.
Sampel cairan pasien kemudian langsung ditempatkan di sebuah tabung kecil khusus berulir di bagian atasnya (cryotube) dan patahkan tangkai plastik alat swab kemudian ditutup rapat. Jangan lupa memberi nama orang yang dites usap pada cryotube dengan pulpen atau spidol.
Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam plastik klip. Jika ada lebih dari 1 pasien, maka plastik klip dibedakan/terpisah untuk menghindari kontaminasi silang.
Melalui tenggorokan
Pasien akan diminta membuka mulut lebar-lebar. Alat swab akan dimasukkan ke mulut pasien hingga mencapai bagian belakang tenggorokan.
Alat swab tidak boleh menyentuh lidah pasien. Alat swab ini diputar pelan beberapa kali. Setelah selesai alat swab akan dimasukkan ke cryotube kemudian ditutup rapat.
----------
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH