Menuju konten utama

Program Kunjungan Dosen Kelas Dunia Akan Ditingkatkan

Ali Ghufron menyampaikan, program Visiting World Class Professor berperan penting untuk meningkatkan akses, produktivitas, dan daya saing para dosen, khususnya dalam menciptakan inovasi penelitian, serta meningkatkan kemampuan menulis di jurnal internasional.

Program Kunjungan Dosen Kelas Dunia Akan Ditingkatkan
(Ilustrasi) ratusan mahasiswa bersama dosen pembimbing Universitas Brawijaya Malang meluapkan kegembiraan setelah menjadi juara umum pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 di Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.

tirto.id - Pemerintah akan meningkatkan program kunjungan profesor kelas dunia atau Visiting World Class Professor guna memacu daya saing para dosen di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Iptek Dikti Kemenristek Dikti, Ali Ghufron Mukti dalam Rakernas Kemenristek Dikti di Grha Sabha Pramana UGM Yogyakarta.

"Program ini bukan mengundang para profesor asing ke Indonesia, tetapi profesor yang sudah berkelas dunia," kata Ali Ghufron Mukti, dikutip dari Antara, Senin (30/1/2017).

Lebih lanjut Ali Ghufron menyampaikan, program itu berperan penting untuk meningkatkan akses, produktivitas, dan daya saing para dosen, khususnya dalam menciptakan inovasi penelitian, serta meningkatkan kemampuan menulis di jurnal internasional.

Pada tahap awal 2016, kata dia, Kemenristek Dikti telah mengundang sejumlah profesor asal Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk memberikan berbagai pengalaman untuk meningkatkan sumber daya manusia dosen di Indonesia.

"Profesor yang kami undang adalah yang memiliki daya ungkit, inovasi atau temuan serta memiliki kemampuan membangun relasi dengan dunia industri," katanya.

Dia mengatakan, pada 2016 lalu, pihaknya telah menargetkan untuk mendatangkan 41 profesor kelas dunia. Sementara di 2017, kata dia, jumlah itu akan ditingkatkan menjadi 70 orang.

Ali mengatakan bahwa profesor kelas dunia itu dapat berupa profesor asing dari perguruan tinggi luar negeri, profesor diaspora, atau profesor di perguruan tinggi Indonesia yang berkelas dunia.

Ia juga menyarankan, bagi perguruan tinggi yang ingin mendatangkan profesor berkelas dunia, setidaknya yang telah memiliki MoU dengan perguruan tinggi luar negeri.

Selain itu, kata dia, kampus yang diutamakan adalah kampus yang memiliki rekam jejak pernah mengirimkan dosen/peneliti ke perguruan tinggi luar negeri.

Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rohmat Wahab berharap program Visiting World Class Professor dapat dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu singkat.

Menurut Rochmat, program itu idealnya dapat diselenggarakan dalam rentang waktu satu bulan. Dengan demikian, kata dia, berbagai pengalaman yang dimiliki profesor berkelas dunia tersebut dapat seluruhnya diserap oleh para dosen di Indonesia.

"Saya pernah diundang dalam acara yang mendatangkan profesor dari luar negeri, tetapi tidak membekas karena waktunya hanya sehari, itu pun tidak full," kata Rektor UNY.

Baca juga artikel terkait VISITING WORLD CLASS PROFESSOR atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto