tirto.id - Papua Nugini merupakan negara kepulauan di bagian barat daya Samudera Pasifik. Negara ini menempati setengah timur dari pulau New Guinea, yaitu pulau terbesar kedua di dunia.
Bagian barat dari pulau itu juga ditempati oleh Indonesia tepatnya oleh Provinsi Papua dan Papua Barat.
Dilansir dari Britannica, kepulauan yang sekarang membentuk Papua Nugini telah ditempati selama lebih dari 40 ribu tahun oleh orang-orang Melanesia.
Sejarah Negara Papua Nugini
Dilansir dari laman web Kementerian Luar Negeri RI, Papua Nugini merdeka pada tanggal 16 September 1975.
Awalnya Papua ditemukan oleh orang Spanyol bernama Ortis de rates yang kemudian membagi 2 pulau itu dengan orang Portugal bernama Jorge de Manases yang akhirnya menjadi Papua, Indonesia.
Kemudian pada tahun 1828, bagian barat pulau tersebut menjadi wilayah kekuasaan Belanda, dan pada tahun 1873 bagian timur pulau tersebut menjadi wilayah kekuasaan Inggris.
Pada tahun 1884 Jerman sempat menguasai Papua Nugini yang masih bernama New Guinea dengan Inggris masih menguasai bagian tenggara pulau dan kepulauan di sebelah timurnya yang kemudian dinamakan Papua.
Pada tahun 1905, Inggris menyerahkan wilayahnya kepada Australia melalui Papua Act. Kemudian pada Perang Dunia I, Australia menduduki wilayah Papua Nugini jajahan Jerman pada tahun 1921 atas mandat Liga Bangsa-Bangsa.
Atas persetujuan PBB pada tahun 1946, kedua wilayah Papua dan New Guinea secara sah diberikan kepada Australia.
Akhirnya kedua wilayah Papua dan New Guinea digabung menjadi Papua New Guinea (Papua Nugini) pada tahun 1971 melalui Papua New Guinea Act.
Pada tanggal 16 September 1975 Papua Nugini akhirnya merdeka secara penuh dari Australia dan bergabung menjadi anggota Persemakmuran (Commonwealth).
Bentuk Pemerintahan Papua Nugini
Papua Nugini merupakan negara bekas jajahan Inggris dan termasuk dalam Persemakmuran. Negara ini memiliki sistem monarki konstitusional dengan badan legislatif.
Papua Nugini secara pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri dan secara keseluruhan berada di bawah pimpinan Kerajaan Inggris yang diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal.
Berikut ini adalah profil singkat dari negara Papua Nugini.
- Nama Negara: Papua Nugini
- Ibu Kota: Port Moresby
- Jumlah Penduduk: 9,312,000 orang (per 2022)
- Kepala Negara: Raja Inggris (Raja Charles III) diwakili oleh Gubernur Jenderal
- Kepala Pemerintahan: Perdana Menteri
- Bentuk Pemerintahan: Monarki konstitusional dengan badan parlemen nasional
- Bahasa Resmi: Inggris, Hiri Motu, Tok Pisin
- Mata Uang: Kina (K)
- Lagu Kebangsaan: O Arise, All You Sons
Kondisi Geografis Papua Nugini
Daratan utama Papua Nugini membentang dari selatan garis khatulistiwa hingga Selat Torres yang memisahkan Papua Nugini dengan Cape York Peninsula, atau bagian paling utara dari Australia.
Total luas wilayah Papu Nugini adalah sekitar 460.840 kilometer persegi. Wilayahnya sebagian besar dipenuhi oleh pegunungan dengan puncak tertinggi di Gunung Wilhelm setinggi 4.509 meter.
Jarak antara ujung selatan ke utara di Papua Nugini mencapai 820 km termasuk batas di bagian barat dengan Indonesia.
Selain daratan utama, terdapat beberapa pulau kecil yang tersebar di bagian utara, timur, dan timur laut seperti Pulau Bougainville dan Kepulauan Bismarck.
Papua Nugini memiliki iklim tropis. Pada dataran rendah, suhunya bisa mencapai 30 sampai 32°C. Oleh karena itu, negara ini juga dipenuhi oleh hutan hujan tropis.
Perekonomian dan Kondisi Penduduk Papua Nugini
Dilansir dari laman LDKPI Kemenkeu, Papua memiliki pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar US$ 28,01 miliar dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 3.500.
Papua Nugini memiliki banyak sumber daya alam dan komoditas pertanian seperti kokoa, kopi, kopra, gula, teh, karet, buah-buahan, kentang, vanilla, daging, dan sayur-sayuran. Selain itu juga terdapat pertambangan emas, perak, dan minyak di Papua Nugini.
Penduduk Papua Nugini sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian (agrikultur). Meskipun bahasa resmi di Papua Nugini hanya ada 3 yaitu Inggris, Hiri Motu, dan Tok Pisin, negara ini memiliki sekitar 850 bahasa daerah. Oleh karena itu, setiap desa bisa saja memiliki bahasa yang berbeda-beda.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Yandri Daniel Damaledo