tirto.id - Lukas Enembe, mantan Gubernur Papua dua periode (2013-2023) dikabarkan telah meninggal dunia pada 26 Desember 2023 sekira pukul 10.45 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Gatot Soebroto, Jakarta.
"Benar, (meninggal dunia) pukul 10.45 WIB," jelas Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letnan Jenderal TNI dr. Albertus Budi Sulistya, melansir ANTARA.
Mendiang yang sedang dalam perawatan di rumah sakit tersebut tengah menghadapi proses hukum sebagai terdakwa kasus suap dan gratifikasi.
Lukas Enembe telah divonis oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dengan pidana penjara 10 tahun dan denda sebesar Rp1 miliar subsider pidana kurungan empat bulan. Ia juga diharuskan membayar uang pengganti Rp47,8 miliar atas kerugian negara yang ditimbulkan.
Jenazah Lukas Enembe menurut rencana akan diterbangkan ke Jayapura pada Rabu (27/12), namun kepastian informasi terkait hal itu menunggu keputusan keluarga besarnya.
Profil Lukas Enembe
Lomato Enembe adalah nama asli pria yang lahir 27 Juli 1967 di Kampung Mimit, Distrik Kembu, Kabupaten Tolikara ini. Dirinya adalah bagian dari suku Dani, dengan ayah bernama Tagolenggawak Enembe dan Ibu Deyaknobukwe Enumbi.
Ia menghabiskan masa kecil di Tolikara dan menyelesaikan pendidikan dasar di SD YPPGI Mimit hingga lulus tahun 1980. Kerap dipanggil dengan nama Lukas membuat Lomato mengganti namanya dengan Lukas Enembe.
Setelah itu, dirinya pindah ke Sentani, Jayapura, dan meneruskan pendidikan di SMP 1 Sentani sampai tuntas pada tahun 1983. Pendidikan menengah atas diselesaikan Lukas Enembe di SMA 3 Sentani tahun 1986.
Selanjutnya, Lukas meneruskan jenjang pendidikan tinggi di kota Manado, Sulawesi Utara, tepatnya di Universitas Sam Ratulangi dan lulus pada 1995. Dirinya mengambil jurusan ilmu politik sehingga lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Politik (S.I.P.).
Usai kembali ke kampung halamannya di Papua, Lukas mengikuti tes penerimaan Pegawai Negeri Sipil (ASN) pada tahun 1996, dan bertugas di Kabupaten Merauke.
Pada 1998, dirinya mendapatkan kesempatan untuk meneruskan pendidikan jenjang S2 ke Cornerstone Christian College di New South Wales Australia. Lukas meraih gelar magister pada tahun 2001 dan pulang kembali ke Indonesia.
Karier Lukas Enembe saat Masuk ke Dunia Politik
Lukas Enembe mulai memasuki dunia politik dengan ikut ajang kontestasi Pilkada Puncak Jaya tahun 2001 mendampingi Eliezer Renmaur. Keduanya berhasil terpilih dengan Lukas Enembe menjabat sebagai Wakil Bupati Puncak Jaya hingga periode tahun 2006.
Pada kesempatan berikutnya di tahun 2006, dirinya mulai aktif sebagai kader Partai Demokrat di Papua hingga berhasil duduk di kursi ketua DPD Demokrat Papua.
Dengan dukungan partai Demokrat pula ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Papua pada tahun 2006 walaupun kalah suara dari lawan politiknya saat itu, Barnabas Suebu.
Tak mundur dengan tekadnya untuk menjadi kepala daerah, Lukas Enembe kemudian kembali turut pada Pilkada 2007 di Puncak Jaya untuk mencalonkan diri sebagai bupati. Ia berhasil menang dan duduk sebagai Bupati Puncak Jaya (2007-2012).
Saat masa jabatannya berakhir, Lukas lalu kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Papua dan berhasil menang hingga dua periode (2013-2023).
Kiprah Organisasi dan Partai Politik
Sejak muda Lukas cukup aktif dalam kegiatan organisasi, utamanya setelah dirinya memasuki dunia kemahasiswaan. Pada rentang 1988-1995 ia giat di organisasi dan dipercaya menjabat sebagai Ketua Mahasiswa Jawijapan.
Suami dari Yulce W. Enembe ini juga duduk sebagai pengurus SEMAH di FISIP UNSRAT Manado, fakultas di mana ia belajar. Sempat pula menjadi koordinator PPM FISIP UNSRAT, dan Ketua IMIRJA Sulut.
Saat kembali ke Papua, Lukas Enembe menjadi penggerak kegiatan tani di Kelompok Tani Pegunungan Tengah serta didapuk sebagai penasehat partai-partai di wilayahnya.
Di bidang politik, Lukas telah bergabung dalam Partai Damai Sejahtera (PDS) tahun 2003-2006 dan menjabat di Dewan Penasehat. Setelah partai tersebut bubar, ia bergabung dengan Partai Demokrat sejak tahun 2006 hingga akhir hayatnya.
Lukas Enembe memiliki dua orang anak dari pernikahannya dengan Yulce W. Enembe.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno