tirto.id - Sosok mantan direktur kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di New York, Craig Mokhiber membuat orang penasaran usai pengunduran dirinya yang cukup menyita perhatian karena mengaku gagal menyelesaikan konflik Israel dan Palestina.
Mokhiber resign dengan menulis surat empat halaman yang ditujukannya kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk di Jenewa pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
Surat pengunduran diri itu disebarluaskannya ke publik, Mokhiber menulis "Ini adalah kasus genosida yang sangat jelas. Proyek kolonialisme pemukim Eropa, etno-nasionalis, di Palestina telah memasuki tahap akhir, menuju penghancuran sisa-sisa terakhir dari kehidupan masyarakat asli Palestina di Palestina.”
Mokhiber juga mengatakan bahwa PBB telah gagal mencegah genosida sebelumnya terhadap Tutsis di Rwanda, Muslim di Bosnia, Yazidi di Kurdistan Irak dan Rohingya di Myanmar dan menulis: "Komisaris Tinggi, kita gagal lagi.”
Dengan terkirimnya surat pengunduran diri itu, Mokhiber resmi menyudahi pengabdiannya selama lebih kurang 31 tahun di PBB sejak Rabu, 1 November 2023.
Profil Craig Mokhiber
Craig Mokhiber adalah seorang pengacara dan spesialis dalam hukum, kebijakan, dan metodologi hak asasi manusia internasional yang telah bekerja di PBB sejak tahun 1992.
Mengutip laman resmi PBB, sebagai ketua Tim Hak Asasi Manusia dan Pembangunan pada tahun 1990-an, Mokhiber memimpin pengembangan karya asli OHCHR tentang pendekatan berbasis hak asasi manusia terhadap pembangunan dan definisi kemiskinan yang peka terhadap hak asasi manusia.
Melansir laman Human Rights of Older Persons, Mokhiber pernah menjabat sebagai Penasihat Senior Hak Asasi Manusia PBB di Palestina, dan di Afghanistan, memimpin tim spesialis hak asasi manusia yang tergabung dalam Misi Tingkat Tinggi di Darfur, mengepalai Unit Aturan Hukum dan Demokrasi, dan menjabat sebagai Kepala Bagian Masalah Ekonomi dan Sosial, serta Kepala Cabang Pembangunan dan Masalah Ekonomi dan Sosial di Markas Besar OHCHR.
Selama lima tahun dia menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas PBB untuk Aksi Dua (sebuah inisiatif global untuk memajukan sistem perlindungan hak asasi manusia nasional), dan kemudian mengetuai kelompok konsultatif Dana Demokrasi PBB, Kelompok Kerja PBB untuk Kepemimpinan, dan Kelompok Konsultatif PBB untuk Ketidaksetaraan.
Saat menjalankan tugasnya di PBB, ia pernah tinggal di Gaza pada tahun 1990-an. Dalam perannya sebagai direktur kantor komisaris tinggi hak asasi manusia di New York, dia sering mendapat kecaman dari kelompok-kelompok pro-Israel karena komentarnya di media sosial.
Dia dikritik karena memposting dukungan terhadap gerakan boikot, divestasi, sanksi (BDS) dan menyebut Israel melakukan apartheid, yang secara konsisten dia suarakan dalam surat pengunduran dirinya.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra