tirto.id - Presiden Iran Hassan Rouhani telah membela Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) sebagai pelindung Iran dan mengatakan bahwa keputusan AS untuk menyebut kekuatan elit Iran sebagai "kelompok teroris" adalah sebuah kesalahan.
“Garda Revolusi telah mengorbankan hidup mereka untuk melindungi rakyat kami, revolusi kami. Hari ini Amerika yang menyimpan dendam terhadap Garda Revolusi kita, membuat IRGC masuk dalam daftar hitam,” kata Presiden Rouhani melaui siaran media pemerintah Iran yang dikutip Aljazeera.
Iran membalas AS degan mengatakan Komando Sentral Amerika Serikat (CENTCOM) sebagai organisasi teroris dan pemerintah AS menjadi sponsor untuk negara terorisme.
Para pejabat Iran mengancam AS dalam kepentingannya di wilayah – wilayah yang juga Iran mempunyai kepentingan dalam perang proksi dari Suriah ke Libanon.
“Kesalahan ini akan menyatukan Iran dan Garda Revolusi akan tumbuh lebih populer di Iran dan di wilayah tersebut. Amerika telah menggunakan teroris sebagai alat di wilayah itu sementara IRGC telah berperang melawan mereka dari Irak ke Suriah,” kata Rouhani seperti dilansir Reuters.
Presiden Iran mengatakan jika AS terus menekan Iran, perusahaan nuklir Iran akan memproduksi alat mesin yang canggih untuk digunakan memperkaya uranium.
Rouhani juga menambahkan AS juga menggunakan ISIS sebagai alat untuk tujuannya sendiri, “Amerika telah menggunakan teroris sebagai alat di kawasan itu sementara IRGC telah berperang melawan mereka,” seperti diwartakan IFP News.
Hubungan antara Iran dan AS berubah semakin memburuk padan bulan Mei tahun lalu ketika Trump membatalkan kesepakatan perjanjian nuklir di 2015 bersama enam negara lainnya.
Selama ini Iran telah mematuhi perjanjian nuklir yang telah disepakti, namun Rouhani mengancam untuk menarik diri dari perjanjian tersebut dan melanjutkan pekerjaan nuklirnya sendiri.
“Saya memberi tahu Anda, jika Anda menekan kami, kami akan memproduksi sentrifugal canggih IR8 secara massal,” ujar Rouhani dalam pidatonya menandai Hari Nuklir Nasional Iran.
Iran telah dijatuhkan sanksi oleh AS, Uni Eropa, dan PBB dalam kesepakatan nuklir, karena Iran menyetujui pembatasan dalam program nuklir yang dicurigai akan mengembangkan bom atom.
Komandan Garda Revolusi Iran mengatakan pangkalan AS di Timur Tengah dan kapal induk AS di teluk dalam jangkauan rudal Iran.
Menurut catatan Aljazeera, pemberian label sebagai kelompok teroris untuk IRGC dapat meberikan efek yang luas. Mengingat Iran masih banyak memiliki hubungan bisnis internasional.
Secara resmi AS mengumumkan IRGC sebagai kelompok teroris pada hari Senin lalu (8/4/2019) yang memasukan Iran dalam daftar hitam entitas.
AS juga melakukan penunjukan kepada Iran yang akan terus meningkatkan tekanan keuangan dan meningkatkan biaya pada Iran. Langkah AS ini akan mulai berlaku pada 15 April 2019.
IRGC adalah organisasi militer yang dibentuk setelah revolusi Islam 1979 Iran untuk membela pemerintah.
Beroperasi secara independen dari militer regular dan memiliki kepentingan ekonomi dan politik di seluruh negeri Iran.
Editor: Yandri Daniel Damaledo