tirto.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berjanji menindak tegas dugaan pelecehan terhadap karyawan Transjakarta yang dilakukan oleh para atasannya di kantor yang sama. Pramono mengaku baru mendengar kabar tersebut dari awak media dan berjanji menindaklanjutinya dengan penuh ketegasan.
"Saudara-saudara sekalian, yang pertama sebenarnya saya enggak tahu. Tapi kalau memang ada pelecehan dan orangnya tahu, saya akan minta untuk ditindak setegas-tegasnya," kata Pramono Anung usai melantik pengurus Hipmi Jaya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Dia berharap dengan tindakan tegas tersebut dapat memperbaiki citra dan kinerja Transjakarta yang menurutnya kini sudah semakin baik.
"Karena bagaimanapun sekarang ini Transjakarta itu citranya sudah baik," ujarnya.
Dirinya menerangkan bahwa saat ini Transjakarta sudah menjadi ikon transportasi tidak hanya di seputar Jakarta, namun juga seluruh Indonesia. Dia menceritakan bahwa saat ini Transjakarta sudah semakin inklusif dengan menerima 15 wanita untuk menjadi pramudi di sejumlah bus.
Pramono juga menyebut telah menerima seorang difabel bernama Zidan untuk bekerja di Transjakarta dan membantu pelayanan agar semakin baik di masa depan. Sehingga, dia kembali menegaskan bahwa setiap pelecehan seksual harus ditindak dengan tegas.
"Fasilitas pelayanannya baik, tetapi kalau kemudian ada orang yang melakukan pelecehan, siapa pun itu, kalau itu benar, saya minta ditindak setegas-tegasnya," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua PUK SPDT FSPMI PT Transjakarta, Indra Kurniawan, mengungkap adanya kasus pelecehan terhadap tiga karyawan PT Transjakarta yang dilakukan oleh dua atasannya di lingkungan kerja sejak Mei 2025.
Kasus tersebut memicu sejumlah anggota Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Dirgantara Digital dan Transportasi (PUK SPDT FSPMI) PT Transjakarta menggelar aksi protes di depan Kantor Transjakarta, Jakarta Timur.
"Pertama adalah kasus pelecehan dan kekerasan seksual. Tiga anggota kami yang dilecehkan oleh dua pelaku seorang atasan atau pimpinan korban, dimana anggota kita selaku bawahannya," kata Indra dikutip Antara.
Satu korban bekerja di bagian satuan tugas (satgas) Transcare, yakni layanan antar-jemput Transjakarta Cares untuk penyandang disabilitas di Jakarta. Sedangkan, dua korban lainnya bertugas sebagai satuan tugas Transjakarta bidang layanan wisata.
Dua terduga pelaku merupakan koordinator lapangan di bidang pelayanan dan pengendalian bus wisata di unit tempat para korban bekerja.
"Kasus ini sudah bergulir dari bulan Mei. Artinya, ya sudah kurang lebih enam bulan kasus ini bergulir, tidak ada tindakan atau sanksi tegas (punishment) yang sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku," jelas Indra.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































