tirto.id - Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan pertemuan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN dan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor beberapa waktu lalu. Ia menegaskan, pertemuan tersebut tidak bermuatan politis dan hanya kegiatan biasa.
"Itu unggahan biasa, aktivitas beliau," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Kamis (20/7/2023).
Dahnil mengatakan, Jokowi memberikan arahan dalam pengembangan industri pertahanan Indonesia. Arahan diberikan kepada Prabowo dan Erick karena pengembangan industri pertahanan dioperasikan BUMN.
"Arahan kepada Pak Prabowo dan Pak Erick terkait dengan pengembangan industri pertahanan Indonesia di mana sebagian besar industri pertahanan dioperasikan BUMN," kata Dahnil.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Istana Bogor, Minggu (16/7/2023) lalu membahas mengenai industri pertahanan.
Salah satunya terkait keinginan Presiden Joko Widodo untuk memindahkan PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ke kawasan industri di Subang, Jawa Barat, agar bisa lebih dekat dengan Bandara Kertajati.
"Kalau kita lihat juga bagaimana ketika di Kertajati, Bapak Presiden menginginkan adanya Pindad dan PT DI itu pindah ke kawasan industri Subang supaya terpadu karena lokasi Pindad dan PT DI itu sudah di tengah kota,” katanya dikutip Antara, Jakarta, Kamis (20/7/2023).
Pertemuan ketiganya juga membahas mengenai rencana untuk meninjau pabrik peluru di Turen, Malang, Jawa Timur.
"Nah, di situlah kenapa kemarin ada rencana Bapak Presiden dan Pak Prabowo akan melihat pabrik peluru yang ada di Turen, Malang, sebagai fasilitas yang terbaru karena kita memang perlu," ujar Erick.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan, pembangunan industri pertahanan bukan berarti Indonesia ingin melakukan penyerangan, melainkan merupakan upaya mempersiapkan pertahanan di dalam negeri.
Guna menindaklanjuti pembahasan dengan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo itu, Erick pun telah mengajak Wakil Menteri BUMN yang baru dilantik, Rosan Roeslani, untuk bisa menindaklanjuti rencana pengembangan industri pertahanan.
Rosan Roeslani, yang masih menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS, diminta Erick untuk menindaklanjuti kerja sama pembelian sejumlah alat pertahanan.
"Saya tidak tahu detailnya, tapi pembelian beberapa alat yang dibutuhkan Indonesia, seperti helikopter dan lainnya. Saya bukan ahlinya, jadi saya cuma mempersiapkan industrinya," katanya.
Kendati pertemuan Erick Thohir, Presiden Jokowi, dan Prabowo Subianto dinilai politis di tengah euforia jelang pilpres, Erick menyebut pertemuan tersebut wajar dan biasa saja karena konteksnya melibatkan presiden dan jajaran menterinya.
"Karena memang perlu ada percepatan apalagi pemerintahan ini kan tinggal satu tahun lebih. Jadi, ya tidak ada salahnya presiden terus mendorong kalau bisa ada percepatan juga untuk berbagai macam industri," imbuh Erick.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang