Menuju konten utama

Potensi Aklamasi Kaesang Pangarep dalam Pemilihan Ketua Umum PSI

Pemilihan raya PSI masih dinilai hanya menjadi ajang pemulus bagi Kaesang melenggang duduk di kursi ketua umum. Benarkah?

Potensi Aklamasi Kaesang Pangarep dalam Pemilihan Ketua Umum PSI
Pendukung Kaesang Pangarep membawa poster dukungan saat pendaftaran sebagai calon ketua umum di Kantor DPP PSI, Jakarta, Sabtu (21/6/2025). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.

tirto.id - Selama pertengahan Juni, kantor Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berada dekat dari Pasar Tanah Abang, Jakarta, punya hajat besar. Partai gurem itu kini sedang menggelar pembukaan pendaftaran bagi siapapun yang ingin menjadi ketua umum. Pendaftaran ketua umum untuk pemilihan raya menjadi bantahan atas segala isu bahwa PSI hendak menjadikan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, menjadi ketua umum. Isu itu bermula sejak Jokowi dengan tegas melabuhkan diri ke PSI daripada PPP.

Bakal calon ketua umum pertama yang mendaftarkan diri ke PSI adalah Ronald Aristone Sinaga pada Rabu (18/6/2025). Sosok yang akrab disapa Ron tersebut saat ini menjawab sebagai Wakil Ketua I PSI Jawa Barat. Dalam proses pendaftaran, Ron dikawal oleh Wakil Bupati Purwakarta sekaligus Ketua DPW PSI Jawa Barat, Abang Ijo Hapidin, beserta rombongan pendukungnya yang ikut memadati kantor PSI.

Pendaftar kedua adalah Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi yang sempat merasakan kursi nomor 1 di PSI pada periode 2023-2028. Demi memuluskan niatnya untuk maju kembali sebagai ketua umum di periode 2025-2030, Kaesang memutuskan cuti di masa sisa jabatannya saat ini.

“Kemarin saat mendaftar, Mas Kaesang menyampaikan bahwa dirinya cuti sebagai ketua umum. Ini wujud tanggung jawab etis, sebagai bukti komitmen untuk menjaga netralitas Pemilihan Raya. Tentu, ini sesuatu yang sangat kita apresiasi,” kata Andy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (23/6).

Selama Kaesang cuti kepemimpinan DPP PSI sementara dipimpin oleh Andy hingga terpilih Ketua Umum baru pada Kongres Nasional PSI di Solo pada 19 Juli 2025. Di akhir menjelang penutupan pendaftaran, datanglah Agus Mulyono yang juga masih memiliki latar belakang sebagai pengurus PSI. Agus yang membawa jargon santri dan menganggap bahwa Jokowi adalah kiai yang datang ke PSI dengan klaim dukungan dari 6 DPW setingkat provinsi dan 24 DPD setingkat kabupaten/kota.

Sewaktu Agus Mulyono hadir ke kantor PSI, dia dan pendukungnya berusaha menonjolkan nama belakangnya 'Mulyono' yang sama dengan nama kecil Jokowi. Tak sedikit dari pendukungnya membawa spanduk ataupun mengenakan kaos bertuliskan Mulyono dan bergambarkan dirinya.

Selama proses pendaftaran bakal calon ketua umum PSI, publik maupun awak menantikan kehadiran Jokowi, apakah akan hadir untuk mendaftarkan diri menjadi ketua umum PSI. Kabar tersebut kemudian ditepis oleh Kaesang yang menegaskan bahwa sang ayah tidak akan maju menjadi ketua umum partai.

Aklamasi Kaesang Lagi?

Maju sebagai bakal calon ketua umum PSI, Ronald Aristone Sinaga, mengenalkan diri ke publik dengan nama panggilan Bro Ron. Dalam kontestasi politik internal PSI, Bro Ron ogah bila majunya sebagai kandidat ketua umum hanya sekedar kondimen atau bumbu pelengkap bagi pemilihan raya agar Kaesang tak menjadi calon tunggal.

"Yang kenal saya pasti akan tertawa," kata Bro Ron dengan tambahan emoji stiker tertawa kepada Tirto, Rabu (25/6/2025).

Dia meyakini ada harapan untuk memenangkan kontestasi pemilihan raya meski harus berhadapan dengan Kaesang. Bro Ron mengaku memiliki bekal basis pendukung di internal PSI yang saat ini tidak menyukai dengan gaya dan segala macam kontroversi kepemimpinan Kaesang.

"Dengan begitu banyak serangan kepada Mas Kaesang dan benci PSI karena Mas Kaesang, saya menantang para haters untuk buktikan omongan mereka dengan memilih saya," katanya.

Dia menjelaskan jika basis suara tersebut telah dirawatnya melalui media sosial. Bro Ron juga mengaku mendulang popularitas dari para pengikutnya di media sosial.

"Karena kalangan yang sudah ada dan selama ini follow saya, sudah terbentuk dan tidak akan kemana-mana suara itu," kata dia.

Tirto menanyakan pendapat yang sama kepada Agus Mulyono, namun dia mengaku sibuk dan tak bisa memberikan jawaban hingga artikel ini diunggah.

Ketua Steering Committee Kongres PSI, Andy Budiman, membantah segala tudingan bahwa para kontestan yang mendaftar calon ketua umum PSI hanya sekedar boneka demi mencegah Kaesang terpilih jadi ketua umum secara aklamasi.

"Justru di balik dong, ini kan proses demokratis, justru ini membuka ruang bagi semua orang untuk menyampaikan pendapat. Nah sekali lagi, dilihatnya bukan justru untuk memuluskan, justru ini membuka ruang demokrasi," kata Andy saat dihubungi Tirto, Rabu.

Andy mengklaim, pemilihan raya yang dihelat untuk menyambut kongres PSI dibuat untuk menjadi contoh bagi iklim demokrasi di Indonesia. Dia menegaskan, partainya terbuka bagi semua calon termasuk yang bukan kader PSI.

"Sekali lagi, ini pilihannya ada di anggota kami, kami nggak bisa menyetir atau memprediksi atau bisa mengatur mereka memilih apa, karena ini kan sekali lagi tergantung preferensi politik masing-masing," kata dia.

Dinilai Hanya Ajang Pemulus Kaesang

Meski dibantah oleh internal PSI, namun pemilihan raya PSI masih dinilai hanya menjadi ajang pemulus bagi Kaesang melenggang duduk di kursi ketua umum. Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menilai bahwa PSI memiliki kans kuat terpilih menjadi ketua umum PSI karena partai tersebut secara de facto dan de jure mengusung ideologi Jokowisme yang merupakan buah pikir dari bapaknya. Sehingga hal itu menjadi fakta yang sulit terbantahkan bahwa Kaesang akan kalah dalam proses kongres mendatang.

"Hal ini jelas menguntungkan Kaesang dibandingkan dua kandidat lain mengingat Partai Solidaritas Indonesia ini adalah partai di Indonesia secara terbuka mengidentifikasikan diri mereka sebagai partai Jokowi," kata Bawono, Rabu.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, memberikan analisa serupa bahwa mahkota dan kursi ketua umum untuk Kaesang sudah nampak di depan mata dan hanya butuh pengesahan dalam kongres mendatang. Dia mengingatkan dengan peristiwa terpilihnya Kaesang beberapa tahun lalu yang baru beberapa hari jadi anggota langsung tiba-tiba menjadi ketua umum partai.

"Terbukti misalnya, baru dua hari jadi anggota partai, tapi PSI menjadikan Kaesang ketua umum partai, padahal di internal PSI ada banyak orang hebat, ada Isyana Bagoes Oka, Raja Juli sampai Ade Armando," kata Adi Prayitno, Rabu.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menambahkan pemilihan raya PSI hanya sekedar sandiwara semata tanpa ada keselarasan dengan janji di awal untuk menjadi partai Tbk (Terbuka). Gagasan yang sempat dicetuskan oleh Jokowi tersebut, menurut Pangi, tak nampak di proses pemilihan ketua umum PSI saat ini. Oleh karenanya, jika PSI tidak serius untuk berbenah maka partai tersebut akan kembali menjadi gurem di Pemilu mendatang.

"Masih gelap menurut saya PSI ini untuk menjadi partai parlemen," kata Pangi.

Baca juga artikel terkait PSI atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - News Plus
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Anggun P Situmorang