tirto.id - Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan kepolisian sudah mengidentifikasi penyuplai senjata api bagi kelompok bersenjata yang melakukan penyerangan di Nduga, Papua.
“Asal senjata [selundupan] dari Filipina Selatan dan Papua Nugini,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Dia menjelaskan penyelundupan senjata dari Filipina ke Papua dilakukan lewat jalur laut. Sementara senjata dari Papua Nugini diselundupkan melalui jalur darat. Dia menambahkan, senjata selundupan dari Filipina merupakan hasil rakitan yang menyerupai produksi pabrikan.
Selain itu, kata Dedi, senjata milik kelompok bersenjata di Nduga, juga berasal dari, “Hasil rampasan penyerangan [terhadap] TNI dan Polri di beberapa daerah asal konflik yang terdapat di Ambon.”
Namun, Dedi tidak menjelaskan detail waktu maupun lokasi konflik yang terjadi di Ambon tersebut.
Dedi juga mengklaim, selama 2018, TNI dan Polri telah meringkus 22 anggota kelompok bersenjata di Papua dan 25 orang penyuplai senjata beserta amunisinya. Polisi menyita 20 pucuk senjata laras panjang dan laras pendek serta 1.333 butir amunisi.
Senjata-senjata itu diduga berasal dari dalam negeri dan Polandia. Mereka yang ditangkap, kata Dedi, sudah menjalani proses hukum.
Hingga hari ini, tim gabungan TNI dan Polri masih mencari sebagian dari jenazah belasan korban tewas akibat penyerangan kelompok bersenjata di Nduga, pada awal Desember lalu. Ada empat jenazah korban yang belum ditemukan.
Dedi mengatakan masih ada masyarakat yang berada di dalam hutan karena menyelamatkan diri usai terjadi penyerangan tersebut. Menurut dia, tim gabungan TNI dan Polri akan berusaha mengembalikan mereka ke tempat tinggalnya semula.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom