tirto.id - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) masih mengembangkan kasus penangkapan ketiga terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror di Lamongan, Jawa Timur. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, polisi masih mengejar jaringan atau pihak-pihak lain yang diduga terlibat dalam proses penangkapan tersebut. "Masih ada (yang dikejar)," ucapnya di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu (8/4/2017).
Ketiga terduga teroris tersebut merupakan pembeli senjata. Mereka membeli senjata dari Filipina berjenis M16. Menurut Boy Rafli Amar, ketiga terduga yaitu berinisial ZA, ZH, dan AB terus dimintai keterangan oleh para penyidik secara intensif.
Berdasarkan penelusuran kepolisian, lanjut Boy Rafli Amar, ketiga terduga teroris tersebut merupakan bagian dari jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Jaringan ini adalah salah satu pelaku pengeboman bom Thamrin.
Sebelumnya, kepolisian menangkap tiga terduga teroris di Lamongan, Jawa Timur, Jumat (7/4/2017). Dari ketiganya, ZA atau Zainal Anshori diduga merupakan pimpinan Jamaah Anshar Daulah (JAD). "Pukul 10.30 ditangkap satu orang terduga teroris bernama Zainal Anshori. Kemudian dikembangkan dengan menangkap saudara AB yang juga menjadi bagian dari Anshori," kata Kabag Penum Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri.
Penyidik pun langsung menangkap terduga teroris lain berinisial ZH. Dari pemeriksaan yang diperoleh, ketiga tersangka berusaha membeli senjata api di Filipina. Selanjutnya penyidik menangkap ZH juga di Lamongan. Dari tiga orang ini polisi menyimpulkan jika Anshori merupakan orang yang ditunjuk Amman Abdurrahman sebagai pimpinan JAD.
"Dia juga ikut pembelian senpi di Filipina. Dimana dua senpi itu dipakai saat peristiwa bom Thamrin dan tiga lainnya masih dicari. Ini juga masih jaringan Suryadi Masud yang beberapa hari lalu ditangkap (di Serang)," tutur Martinus Sitompul.
AB juga diyakini berencana melakukan penyerangan ke Polsek Brondong di Lamongan. Sedangkan ZH bersama Anshori ikut melakukan transaksi senjata. "Dia ikut serta. Tapi tidak sampai ke Filipina. Dia hanya sampai di Sangir, Sulawesi Utara," tutupnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Iswara N Raditya