Menuju konten utama

Polisi: Pelaku Bom Makassar Bagian JAD, Pernah Beraksi di Filipina

Terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar merupakan jaringan teroris JAD yang pernah beraksi di Filipina.

Polisi: Pelaku Bom Makassar Bagian JAD, Pernah Beraksi di Filipina
Petugas kepolisian mengangkat kantong jenazah berisi bagian tubuh dari terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). ANTARA FOTO/Indra Abriyanto/AP.

tirto.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pengebom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar merupakan jaringan teroris yang pernah beraksi di Filipina.

"Pelaku merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan pengeboman di Jolo, Filipina," ujar dia, Minggu (28/3/2021). Satu pelaku laki-laki dan satu pelaku perempuan tewas karena meledakkan diri di depan gereja.

Sigit juga meminta masyarakat agar tenang dan tidak panik usai teror bom ini. Publik diminta tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa. "Kami TNI-Polri akan memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat," sambung dia.

Berdasar hasil investigasi polisi, pelaku laki-laki berinisial L, sementara satu orang lainnya belum berhasil diidentifikasi.

Dua tahun lalu, Katedral Our Lady of Mount Carmel, di Pulau Jolo, Filipina Selatan, pernah jadi sasaran teror. Pasangan suami istri Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh, yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Jolo. Mereka berangkat ke Filipina pada Desember 2018 melalui cara ilegal. Hal ini menjadi kendala kepolisian Filipina ketika mengidentifikasi jasad mereka lantaran tidak ada data diri yang terdaftar atas nama keduanya.

Rullie dan Ulfah direkrut oleh Andi Baso. Baso juga yang mengatur perjalanan pasutri tersebut. Pengeboman gereja itu terjadi pada Minggu (27/1/2019), ledakan itu terjadi hanya berselang satu pekan usai warga Jolo setuju masuk wilayah otonomi Bangsamoro. Ledakan terjadi di pagi hari ketika orang-orang berkumpul untuk misa di katedral.

Dua pelaku itu diketahui berdasarkan penuturan dua terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror yakni Yoga, anggota JAD Kalimantan Timur, dan Novendri, anggota Jamaah Ansharut Daulah Sumatera Barat. Awal penyelidikan perkara, Polri dan kepolisian Filipina mengalami kendala untuk mengungkap Rullie dan Ulfah karena kondisi tubuh mereka hancur akibat ledakan bom.

Baca juga artikel terkait BOM GEREJA KATEDRAL MAKASSAR atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri