tirto.id - Sepuluh polisi mendatangi asrama mahasiswa Yahukimo di Condet, Jakarta Timur.
Albert Mungguar, salah seorang penghuni asrama saat dihubungi Tirto mengatakankedatangan polisi untuk melihat kondisi terkini asrama mahasiswa Yahukimo terkait kerusuhan di Papua.
"Jadi kami lagi nonton berita yang di Papua mereka tiba-tiba [polisi] datang tanpa ada pemberitahuan ke kami," kata Albert Mungguar, salah seorang penghuni asrama saat dihubungi Tirto pada Senin (19/8/2019).
Albert menambahkan, polisi tiba sekitar pukul 11.30 WIB, mereka mengatakan hendak mengawasi aktivitas mahasiswa Papua. Hal ini disebut merupakan instruksi khusus dari Mabes Polri dan Polda Metro Jaya menanggapi situasi di Papua saat ini.
Polisi pun telah meninggalkan asrama sekitar pukul 12.30 WIB.
"Mereka bilang kami datang karena takut ada mobilisasi masa untuk aksi lagi," katanya.
Albert menyayangkan tindakan polisi. Menurutnya, polisi bergerak hanya berdasarkan stigma terhadap orang Papua. Albert mengaku penghuni asrama tidak memiliki niat untuk berunjuk rasa hari ini.
Albert khawatir kedatangan polisi dalam jumlah banyak secara tiba-tiba akan menganggu hubungan orang Papua dengan warga sekitar yang sebenarnya harmonis.
"Kami sebagai mahasiswa tugas kami di sini untuk belajar, jadi bapak-bapak datang ke sini salah tempat dan salah target," ujarnya.
Sementara, Polres Metro Jakarta Timur membenarkan perihal proses pengamanan yang dilakukan pada asrama atau wilayah-wilayah yang terdapat masyarakat dan mahasiswa Papua. Seperti yang terjadi di asrama mahasiswa Yahukimo Condet, Jakarta Timur pada Senin (19/8/2019).
"Itu atas perintah pimpinan. Monitoring saja," ujar Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Timur, AKP Diah Tin Agustina saat dihubungi Tirto, Senin.
Menurutnya, proses penjagaan tersebut ditengarai oleh kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat.
Massa aksi yang terdiri dari warga dan mahasiswa turun kejalan lantaran kecewa terhadap pengepungan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya, Jumat (16/8/2019) lalu.
Para mahasiswa itu dikepung karena dituduh merusak bendera merah putih yang dipasang di depan asrama, meski bukti-buktinya tak jelas.
"Kami jaga-jaga orang-orang atau mahasiswa Papua yang ada disekitar kita. Berkaitan dengan kejadian itu," ujarnya.
Menurutnya penjagaan itu tidak hanya terjadi di asmara Yahukimo Condet saja. Setiap wilayah di Jakarta Timur yang terdapat titik kumpul masyarakat Papua juga akan dijaga.
"Beberapa orang petugas itu di setiap wilayah ada. Kalau ada asrama Papuanya di Pasar Rebo, ya dikawal di sana ada. Kalau Matraman ada, ya di [jaga juga] Matraman," ujarnya.
Ia menuturkan saat ini para mahasiswa yang sedang dijaga oleh aparat dalam kondisi baik-baik saja.
"Sampai sekarang kondisinya aman dan kondusif, Insyallah," tutupnya.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Nur Hidayah Perwitasari