Menuju konten utama

PNM Targetkan Beri Pinjaman 75 Triliun Rupiah Tahun 2024

PNM Mekaar merupakan instansi pembiayaan ibu-ibu paling besar di dunia. Tahun ini target penyaluran dana hingga Rp75 triliun.

PNM Targetkan Beri Pinjaman 75 Triliun Rupiah Tahun 2024
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi bersama ibu-ibu anggota PNM Mekaar di Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024). (Tirto.id/Zulkifli Songyanan)

tirto.id - Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi, menyebut lembaganya sebagai instansi pembiayaan ibu-ibu paling besar di dunia. Keterangan itu disampaikan Arief saat kegiatan “Buka Puasa Bersama Media tema Live On Ramadan” yang diselenggarakan PNM di Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).

“PNM Mekaar sudah menjadi ekosistem tersendiri. Hadir di 6.165 kecamatan, tersebar di 435 kabupaten/kota, dan kini tercatat punya 15,2 juta nasabah aktif,” ungkap Arief.

Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) adalah produk pinjaman modal usaha dari PNM bagi perempuan Indonesia yang tergolong prasejahtera. Sejak diluncurkan pada 2016, program penguatan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan ini sudah diikuti oleh 20,1 juta nasabah.

Arief menerangkan, Mekaar diluncurkan untuk merealisasikan impian kaum perempuan, serta membantu kemandirian ekonomi Indonesia. “Triwulan depan, kami akan mulai masuk ke Miangas. Biar (target) dari Miangas sampai Pulau Rotenya tercapai. Di Papua, PNM akan masuk ke perbatasan Papua Nugini,” sambung Arief.

Dirinya menerangkan, kekuatan PNM Mekaar ada di aspek social engineering. Modal disalurkan kepada kelompok ibu-ibu, bukan kepada individu. Mereka diberi pelatihan, lalu satu sama lain didorong untuk saling mendukung dan menginspirasi. “Nasabah yang sukses harus menjadi role model bagi nasabah lain yang belum sukses,” kata Arief.

Tahun ini, target dana yang dikucurkan PNM bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro sebesar Rp75 triliun. Sepanjang Januari-Februari 2024, dana yang sudah dialokasikan mencapai Rp12,5 triliun. Adapun total modal pinjaman yang dialirkan PNM sejak 2016 sebesar Rp244 triliun.

Kabar Baik dari Mama Martha dan Mama Feby

Sepanjang mengikuti kegiatan “Buka Puasa Bersama Media tema Live On Ramadan”, Martha Wenda (34 tahun) dan Feby Longgo (45 tahun) terlihat sumringah. Pasalnya, selain bertemu belasan nasabah PNM Mekaar lain se-Indonesia, dua mama dari kawasan timur ini baru pulang ziarah di Yerusalem.

“Kami diberangkatkan oleh PNM. Ini hadiah,” ujar Mama Martha kepada Tirto.

Mama Martha pertama kali menerima program PNM sejak 2017, dengan nilai bantuan sebesar Rp2 juta. Kini, sosok asal Sentani, Papua, tersebut sudah bisa mengakses bantuan modal hingga Rp10 juta. “Bisnis saya buka toko kelontong,” sambung Mama Martha.

Adapun bisnis yang dijalankan Mama Feby adalah jualan minuman segar. Dengan sepeda motor, dagangan itu dijajakan Mama Feby ke berbagai tempat di sekitar Kupang.

Seperti Mama Martha, kini Mama Feby juga bisa mengakses bantuan modal PNM hingga Rp10 juta. Lewat UMKM Via De La Rossa yang ia pimpin, Mama Feby mengelola 160 anggota aktif.

“Catatan pembayaran saya bagus. Kalau tidak bagus, bisa jadi omongan orang-orang di kampung. ‘Masak ketua UMKM pergi ke Yerusalem, tapi di sini punya tagihan.’ Tidak, saya tidak seperti itu,” beber Mama Feby, diiringi tawa.

Hingga Februari 2024 rasio pembiayaan bermasalah (non-performing loan/NPL) gross PNM berada di level 0,7%. Arief menjelaskan, tahun ini pihaknya tidak muluk-muluk memasang target agar NPL tetap di bawah 1%. “Cuma tidak bisa seperti sebelum Covid, di bawah 0,2%,” ungkap Arief.

Selain memberi modal dan pelatihan, PNM juga memfasilitasi nasabahnya mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB). NIB dapat dijadikan dasar untuk menjajaki usaha yang lebih formal. Berkat NIB, 1,2 juta nasabah PNM Mekaar sudah “naik kelas” mendapat pembiayaan dari BRI, Pegadaian, maupun lembaga permodalan lainnya.

Arief berharap, sosok-sosok seperti Mama Martha dan Mama Feby bisa menjadi inspirator bagi ibu-ibu lain di Indonesia. Dengan begitu, tujuan pemerintah membentuk holding ultra mikro terdiri atas Bank BRI, PNM, dan Pegadaian bisa dimanfaatkan oleh lebih banyak perempuan Indonesia yang membutuhkan.

“Kisah-kisah para ibu ini sebaiknya disebarkan seluas mungkin. Biar mereka menjadi virus bagi ibu-ibu yang lainnya, agar tidak takut memulai wirausaha,” tukas Arief.

Baca juga artikel terkait LATEST NEWS atau tulisan lainnya dari Tim Media Service

tirto.id - Bisnis
Penulis: Tim Media Service