Menuju konten utama

PMI Manufaktur Indonesia Naik ke Level 50,9 pada Desember 2022

PMI Indonesia tercatat meningkat ke level 50,9 pada Desember 2022, dari sebelumnya sebesar 50,3 di November 2022.

PMI Manufaktur Indonesia Naik ke Level 50,9 pada Desember 2022
Pekerja menyusun halaman buku di percetakan Bintang Sempurna, Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu (12/2/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/ama.

tirto.id -

Indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia tercatat meningkat ke level 50,9 pada Desember 2022, dari sebelumnya sebesar 50,3 di November 2022. Peningkatan ini menjadi capaian di tengah tren perlambatan global.

"Dengan demikian, aktivitas manufaktur nasional masih tetap terjaga pada zona ekspansif selama enam belas bulan berturut-turut," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, di Jakarta, Rabu (4/1/2023).

Dia menuturkan optimisme para pelaku industri manufaktur terindikasi membaik. Hal ini ditunjukkan dengan mulai tumbuhnya persediaan baik barang input maupun barang siap jual untuk mengantisipasi kenaikan permintaan dalam waktu dekat. Kondisi tersebut didukung oleh masih kuatnya permintaan dalam negeri sejalan dengan tetap terjaganya tekanan inflasi di dalam negeri, sementara permintaan ekspor masih tertahan.

Meskipun disrupsi pasokan masih terjadi, namun harga barang input mulai terindikasi menurun. Meningkatnya aktivitas sektor manufaktur juga diikuti dengan meningkatnya pembukaan lapangan kerja yang senantiasa berada pada zona ekspansif selama enam bulan berturut-turut.

Secara keseluruhan, kata Febrio optimisme pelaku usaha masih cukup terjaga, meskipun sebagian responden tetap mengantisipasi kondisi ekonomi dunia dan cuaca ekstrem yang dianggap berpotensi menghambat laju distribusi.

"Aktivitas manufaktur yang terus berada di zona ekspansif menandakan resiliensi dan pemulihan yang terus berlanjut di tengah perlambatan manufaktur di berbagai negara. Hal ini merupakan suatu capaian yang perlu kita pertahankan untuk terus menjaga momentum pemulihan" ujarnya.

Tetapi, dia menuturkan risiko perlambatan ke depan masih tetap diwaspadai. Tren PMI Manufaktur Korea Selatan 48,2 (November 49) yang terkontraksi sejak Juli 2022 dan terus melambat sampai akhir tahun terus berlanjut.

Beberapa negara kawasan ASEAN+3 juga belum berhasil keluar dari zona kontraksi seperti Jepang 48,8 (November 49), Vietnam 46,4 (November 47,4), dan Malaysia 47,8 (November 47,9). Sementara PMI di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris juga menunjukkan tren kontraksi dan perlambatan.

Di sisi lain, aktivitas manufaktur India sebagai salah satu tujuan diversifikasi pasar ekspor bagi Indonesia mengalami penguatan pada level yang cukup tinggi. PMI Manufaktur India tercatat berekspansi selama 18 bulan berturut-turut, dan meningkat di bulan Desember di level 57,8 (Nov: 55,7).

Secara kumulatif Januari - November 2022, pertumbuhan ekspor Indonesia ke India mencapai 79,0 persen (ytd), meningkat tajam dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya (32,5 persen). Hal ini mengindikasikan masih kuatnya prospek kinerja ekspor Indonesia di tahun 2023.

Baca juga artikel terkait INDEKS MANUFAKTUR atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin