tirto.id - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau angkat bicara terkait insiden penembakan di sebuah masjid di Quebec, Ahad malam, enam tewas dalam penembakan brutal itu. Menurutnya serangan teroris itu menargetkan kelompok muslim di Kanada.
"Kami mengecam serangan teroris dengan target kelompok Muslim di tempat peribadatan mereka," kata Trudeau dalam pernyataan tertulis seperti dikutip Antara.
"Kaum Muslim di Kanada adalah bagian penting dari jalinan nasional kita sehingga serangan ini tidak punya tempat di masyarakat, kota, maupun negara ini."
Penembakan itu terjadi tidak lama setelah Trudeau menyatakan bahwa pihaknya akan membuka pintu terhadap pengungsi--sebagai respons atas kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melarang masuk imigran asal tujuh negara mayoritas Muslim dengan alasan keamanan.
Kecaman serupa juga disampaikan Presiden Prancis Francois Hollande.
"Para teroris itu ingin menyerang semangat perdamaian dan toleransi di Quebec. Prancis turut menyatakan duka cita terhadap para korban dan keluarganya," kata Hollande dalam pernyataan tertulis.
Quebec adalah kota yang kesulitan mempertahankan identitas sekuler mereka di tengah naiknya populasi Muslim yang kebanyakan berasal dari kawasan Afrika Utara.
Pada Juni tahun lalu, sebuah kepala babi dilemparkan ke dalam masjid yang sama.
"Kami tidak aman di sini," kata Mohammed Oudghiri, yang sering beribadah di masjid kota Quebec namun tidak pada saat kejadian.
Oudghiri, yang telah tinggal 42 tahun di Quebec, bahkan berpikir akan kembali ke negara asalnya, Moroko.
Penembakan massal adalah peristiwa yang jarang terjadi di Kanada, yang mempunyai aturan senjata jauh lebih ketat dibanding Amerika Serikat. Berita penembakan pada Ahad mengejutkan banyak pihak di provinsi yang sebagian besar penduduknya berbahasa Prancis tersebut.
Polisi telah menangkap dua orang tersangka penembakan namun belum memberikan keterangan apapun terkait motif pelaku.