tirto.id - Direktur Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, program Kartu Prakerja telah memberi manfaat bagi masyarakat. Ia menyebut bahwa dari total peserta sekitar 17,1 juta orang, komposisi setengah lebih adalah perempuan.
"Hari ini program kartu prakerja telah melayani 17,1 juta orang peserta, 51 persen adalah perempuan dan angkatan kerja muda yang kemudian menjadi peserta total 61 persen mereka berusia 18-35 tahun," kata Denni dalam keterangan usai kegiatan ILLC (Inclusive Lifelong Learning Conference) di Bali, Rabu (5/7/2023).
Denni mengatakan, Prakerja telah meningkatkan potensi diterima kerja hingga 12 persen dan mengubah kebiasaan belajar hingga 90 persen berdasarkan studi CIPG (Centre for Innovation and Governance).
Selain itu, ada kenaikan angka post-test (setelah ikut pelatihan Prakerja) dan pre-test (sebelum pelatihan Prakerja) dari 52 ke 69. Kemudian untuk rating pelatihan berada pada angka 4,9 dari skor 5.
"Artinya para peserta pelatihan program Kartu Prakerja berkualitas," klaim Denni.
Denni mengatakan, pemerintah menerima anggaran hingga Rp4,4 triliun di 2023 untuk 1 juta tenaga Prakerja. Angka tersebut sudah mencapai 0,71 persen dari total anggaran pendidikan mencapai Rp612 triliun.
Pihak Prakerja menilai hasil konferensi penting bagi Indonesia. Denni beralasan hasil ILCC menjadi legitimasi kelayakan program Prakerja.
"Ini sebuah pengakuan atas inovasi program Kartu Prakerja sebagai program lifelong learning sebagai program berskala besar yang berhasil dan ini menunjukkan kepemimpinan dalam hal inovasi program dan ini sangat relevan karena Indonesia, Ketua ASEAN dan anggota G20, dengan kepemimpinan itu muncullah tanggung jawab. Dan lewat kegiatan ini kita ingin berbagi dan barang kali bisa menginspirasi dari saudara kita di dunia," kata Denni.
Sementara itu, Pelaksana Bidang Pendidikan UNESCO Jakarta Zakki Gunawan mengatakan, hasil Bali Manifesto akan digunakan sebagai bahan pelajaran bagi negara maupun daerah lain dalam menerapkan program serupa.
Ia berharap hasil Bali Manifesto bisa digunakan untuk pelaksanaan kebijakan pembelajaran sepanjang hayat secara komprehensif. Ia juga memastikan peningkatan dukungan pembelajaran sepanjang hayat lewat sistem yang akuntabel demi mencapai target yang ditentukan.
"Kami dari UNESCO dan dari UNESCO Institute for Lifelong Learning akan memastikan pesan-pesan yang disampaikan dalam konferensi ini kemudian komitmen-komitmen yang sudah dibuat dalam konferensi ini untuk kita sebarluaskan," kata Zakki dalam konferensi pers.
"Cerita dari pembelajaran terutama dari apa yang telah dilakukan selama konferensi penetapan dari program Prakerja oleh pemerintah Indonesia ini, akan UNESCO bantu untuk disebarluaskan valuenya kepada negara-negara yang mungkin saat ini sedang mengembangkan program serupa atau program yang sudah ada namun perlu untuk diperkuatkan lagi," kata Zakki.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang