tirto.id - Basarnas Tarakan masih melakukan operasi pencarian pesawat perintis kargo Pilatus yang dilaporkan hilang di Kabupaten Tarakan, Kalimantan Utara. Kondisi cuaca menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan operasi ini.
Kepala Kantor Basarnas Tarakan Syahril yang dikonfirmasi dari Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa personelnya telah berkoordinasi dengan BMKG terkait kondisi cuaca penerbangan pagi ini guna memperlancar kegiatan pencarian pesawat itu.
Pesawat kargo Pilatus dilaporkan hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Internasional Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (8/3/2024) pada pukul 08.25 Wita dengan estimasi mendarat di Binuang pukul 09.25 WITA.
Pesawat Smart PK-SNE terakhir kontak dengan Tarakan Approach (APP) pukul 08.55 WITA berada di area Malinau dengan ketinggian 9.000 kaki.
Berdasarkan sinyal ELT Singapura, pesawat diperkirakan berada dalam jarak sekitar 2 kilometer ke Bandara Binuang.
Pesawat milik maskapai penerbangan Smart Air tersebut diawaki oleh satu orang pilot, Kapten M Yusuf, serta satu orang ahli permesinan (EOB) Deni S, dilaporkan hilang dengan membawa muatan kargo dengan berat total 583 kilogram.
Pada hari pertama kemarin, tim belum berhasil menemukan keberadaan pesawat meski telah melakukan penyisiran selama beberapa jam di udara, pencarian pun hentikan sementara pada pukul 19.00 Wita, dan diputuskan untuk dilanjutkan kembali Sabtu pagi.
Operasi pencarian tersebut akan dilanjutkan oleh satu regu tim pertolongan udara yang sebelumnya telah diterbangkan.
Tim itu berjumlah 10 orang yang terdiri dari enam anggota rescue Basarnas Tarakan dan empat kru helikopter GA.5224 dari Kodam VI Mulawarman.
Menurut dia, tim masih akan melakukan penyisiran udara ke sejumlah wilayah sebagaimana pada rute perjalanan Tarakan – Binuang, yang diduga sebagai lokasi terakhir pesawat itu berada.
Termasuk, juga mengembangkan informasi-informasi dari masyarakat yang sebelumnya sempat mengaku mendengar tanda-tanda dari keberadaan pesawat yang sedang dicari.
Informasi itu salah satunya datang dari warga Desa Binuang, Krayan Tengah. Warga mengaku sempat mendengar suara dentuman dari arah hutan rimba Gunung Batuarit yang diduga dari pesawat jatuh.
“Kita tunggu kepastian dari tim di lapangan yang hari ini bertugas melanjutkan operasi, semoga membawa kabar baik,” ujarnya.
Selain tim Basarnas, Polres Malinau bersama tim gabungan TNI AD, BPBD Malinau, dan Basarnas Kota Tarakan, Kalimantan Utara melanjutkan pencarian pesawat tipe PC6 (Pilatus Porter) milik maskapai Smart Aviation tujuan Tarakan-Binuang, Krayan Tengah.
"Tim gabungan dengan menggunakan helikopter jenis Bell /412 EPI/HA/5224 dengan Koops Pengamanan Wilayah Perbatasan Darat RI-Malaysia dari TNI AD melakukan pencarian mulai pukul 08.30 Wita," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kaltara Kombes Pol Budi Rachmat di Tanjung Selor, Bulungan, Sabtu.
Pencarian melalui jalur darat melibatkan TNI, Polres, Brimob, BPBD, dan SAR.
Pencarian melalui jalur udara menggunakan pesawat dan helikopter, antara lain pesawat Smart PK SNG dan Susi Air, dan helikopter Bell dengan melibatkan TNI satu orang, Polres Malinau (1), Brimob (2), BPBD (4), dan SAR (6).
Pada Sabtu, sekitar pukul 13.30 Wita, Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari Jakarta tiba di Bandara Malinau untuk melakukan koordinasi terkait dengan penanganan peristiwa itu.
Di Bandara Malinau dibuka posko darurat yang diawaki personel gabungan Basarnas, BPBD Kabupaten Malinau, Polres Malinau, dan Kodim 0910/Malinau.
Editor: Maya Saputri