tirto.id - WhatsApp (WA) membatasi penggunaan fitur pesan yang diteruskan atau forward untuk meredam peredaran hoaks terkait corona di platformnya. Keputusan itu disampaikan WhatsApp melalui blog perusahaan pada Selasa, 7 April kemarin.
"Kami memperkenalkan batas agar pesan-pesan ini hanya dapat diteruskan ke satu chat saja dalam satu waktu," kata WhatsApp dalam sebuah unggahan.
WhatsApp mengambil keputusan itu berkaca dari pengalaman mereka sebelumnya, yang mana persentase jumlah penerusan pesan turun sebanyak 25 persen secara global pada saat itu.
Hal itu diambil terkait pertikaian yang terjadi di India pada 2018 lalu yang diuji coba pertama kali di sana pada bulan Juli di tahun yang sama.
Bukan kali ini saja WhatsApp memberlakukan pembatasan penerusan pesan, dari 20 kali, menjadi 5 kali, kini ke satu chat dalam satu waktu.
"Kami menetapkan batas penerusan pesan untuk membatasi viralitas pesan," kata WhatsApp.
Meski begitu, WhatsApp menampik dugaan meneruskan pesan adalah tindakan yang buruk. WhatsApp mengatakan banyak pengguna meneruskan informasi yang bermanfaat, video lucu, meme, serta renungan atau doa yang bermakna.
WhatsApp menyadari dengan miliaran orang tidak dapat bertemu dengan teman dan keluarga secara langsung karena situasi pandemik corona, orang-orang mengandalkan platform ini lebih dari sebelumnya untuk berkomunikasi dengan satu sama lain.
"Akan tetapi, kami telah melihat peningkatan jumlah penerusan yang signifikan. Para pengguna telah memberi tahu kami bahwa jumlah tersebut dirasa terlalu banyak dan berkontribusi terhadap penyebaran informasi yang salah," kata WhatsApp.
Selain itu, WhatsApp juga bekerja sama dengan LSM dan pemerintah, termasuk WHO dan kementerian kesehatan nasional di lebih dari 20 negara, untuk membantu pengguna mendapatkan informasi yang akurat.
"Secara bersama-sama, lembaga berwenang tepercaya ini telah mengirim ratusan juta pesan secara langsung ke pengguna yang meminta informasi dan saran," kata WhatsApp.
"Anda dapat mempelajari selengkapnya mengenai upaya ini sekaligus cara mengirim pesan-pesan yang mungkin merupakan mitos, hoaks, dan rumor ke organisasi pemeriksa fakta di Pusat Informasi Virus Corona kami," tutup platform pesan instan milik Facebook itu.
Hingga Rabu (8/4/2020) siang, jumlah positif corona secara global telah menyentuh 1,4 juta kasus dengan 82 ribu meninggal dan 301 ribu sembuh, seturut peta penyebaran pandemi COVID-19 dari Johns Hopkins.