Menuju konten utama
Pertemuan IMF-World Bank

Pertamina Teken Proyek Investasi Pabrik Petrokimia Senilai $6,5 M

Dalam pertemuan IMF-World Bank di Bali, PT Pertamina meneken kerja sama investasi dengan CPC Corporation untuk pengembangan bisnis petrokimia. 

Pertamina Teken Proyek Investasi Pabrik Petrokimia Senilai $6,5 M
Ilustrasi. Menteri BUMN Republik Indonesia Rini Soemarno bersama Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf melihat maket pembangunan infrastruktur usai meresmikan Paviliun Indonesia pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018). ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan

tirto.id - Sejumlah kesepakatan kerja sama diteken pada perhelatan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali. Setidaknya, ada 19 kerja sama investasi dan pembiayaan yang dilakukan, dengan nilai mencapai 13,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp200 triliun.

“Berdasarkan jenis investasinya, kemitraan strategis memberikan kontribusi hampir 80 persen dari total nilai penandatanganan. Selebihnya adalah pembiayaan proyek dan pembiayaan alternatif pasar modal,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno dalam Indonesia Investment Forum 2018 di Inaya Hotel Nusa Dua, Bali pada Kamis (11/10/2018).

Adapun PT Pertamina (Persero) memiliki kerja sama investasi yang terbesar. Nilai dari kerja sama investasi dengan CPC Corporation dari Taiwan itu ditaksir mencapai 6,5 miliar dolar AS. Rini mengatakan bahwa kerja sama tersebut dimaksudkan agar Pertamina mulai mengembangkan bisnis petrokimia.

Menurut rencana, Pertamina dan CPC Corporation akan membuat pabrik naptha cracker (bahan baku petrokimia). Pada sektor hilir, pabrik tersebut akan memenuhi kebutuhan propylene, polyethylene, dan butadiene di Indonesia.

“Itu nantinya akan menciptakan substitusi impor yang cukup besar, diperkirakan bisa menghemat devisa sebesar 2,4 miliar dolar AS per tahun,” ungkap Rini.

Tak hanya Pertamina, Rini turut menyebutkan kerja sama berupa kemitraan strategi senilai 850 juta dolar AS antara PT Inalum (Persero), Antam, dan Alumunium Corporation of China Limited. Dari kerja sama tersebut, direncanakan bakal terbangun sebuah smelter grade alumina refinery.

Sementara itu dari segi pembiayaan, pemerintah merilis skema pembiayaan DINFRA (Dana Investasi Infrastruktur) untuk PT Jasa Marga (Persero). Adapun skema DINFRA tersebut akan diterapkan untuk Jalan Tol Gempol-Pandaan sepanjang 13,6 kilometer.

DINFRA sendiri memberikan fleksibilitas dalam pencarian dana melalui ekuitas dan hutang dalam satu transaksi, sehingga dapat memperoleh percepatan pendanaan baik dari asset recycling maupun debt recycling. “Ini merupakan terobosan inovasi pembiayaan,” ucap Rini.

Masih dalam kesempatan yang sama, Rini mengatakan bahwa PT Angkasa Pura II (Persero) juga meluncurkan penawaran kerja sama strategis untuk Bandara Kuala Namu, Medan. Untuk itu, Angkasa Pura II saat ini tengah mencari investor, dengan nilai investasi sebesar 500 juta dolar AS.

Baca juga artikel terkait PERTEMUAN IMF atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Hard news
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yandri Daniel Damaledo