tirto.id - Pertamina dan Saudi Aramco akhirnya sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam pengembangan Kilang Cilacap setelah masalah valuasi tersendat dalam negosiasi.
Kesepakatan ini dicapai di sela-sela pertemuan G20 di Jepang yang dihadiri oleh Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi (yang juga menjadi Chairman Saudi Aramco), Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyampaikan, kedua pihak juga bersepakat untuk melibatkan reputable Financial Advisor dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerja sama.
Hal ini penting untuk menjamin kerja sama pengembangan Kilang Cilacap agar menguntungkan kedua belah pihak.
Fajriyah mengatakan, Joint Venture Development Agreement antara Pertamina dengan Saudi Aramco yang tengah berjalan saat ini sedianya akan selesai di akhir Juni 2019. Tapi dengan kesepakatan ini, akan diperpanjang sampai akhir September 2019.
"Dengan demikian, valuasi dan skema kerja sama antara Pertamina dengan Aramco untuk kilang Cilacap harus selesai dalam 3 bulan ke depan," kata Fajriyah saat dihubungi Tirto, Selasa (18/6/2019).
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah bakal membentuk Tim gabungan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina.
Nantinya, tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, perubahan skema bisnis dalam pengembangan kilang wajar belaka.
Namun, kata dia, negoisasi harus terus dilakukan agar kedua belah pihak sama-sama diuntungkan.
"Ini kan wajar dalam upaya untuk mencari titik temu," katanya kepada Tirto, Selasa (18/6/2019).
Menurutnya, Saudi Aramco juga perlu membawa investasinya ke Indonesia sebab kerja sama tersebut dapat menjadi awal yang baik bagi Pertamina untuk skema bisnis pengembangan proyek kilang dengan investor global. Sementara bagi Armaco,
"Mereka bisa menambah portofolio bisnis sekaligus memperluas jaringan globalnya," ucapnya.
Pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari 6 proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari.
Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno