tirto.id -
Guna memahami dan berhasil merepresentasikan hal tersebut, dibutuhkan pula peran perempuan untuk melahirkan sebuah karya film.
Demikian disampaikan Perlita saat diwawancarai di Adhya Pictures Booth, usai Talks JAFF Market untuk film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal (2024) di Jogja Expo Center, Rabu (4/12/2024).
JAFF Market menjadi area penting dalam upaya menambah pelaku kreatif di industri film yang merupakan pasar film pertama dan terbesar di Indonesia.
Sebanyak 151 booth dan 96 perusahaan dari berbagai sektor industri perfilman hadir untuk memperkenalkan bisnis serta proyek-proyek mereka yang inovatif.
Sementara bagi Lutesha, kehadiran JAFF Market memberikan banyak pilihan bagi kalangan aktris dan aktor untuk mengeksplorasi kemampuannya, sekaligus bertemu dengan 'karakter' yang sesuai dengannya.
Aktris yang aktif berkarya sejak 2012 ini mengaku tidak berpatok atau menargetkan sesuatu dalam kariernya di industri film.
Namun, pada waktu sama, dirinya sangat tertarik untuk menjajal diri berakting melalui karakter perempuan yang kuat.
Lutesha juga membeberkan tentang kekuatan salah satu karakter pendukung yang diperankannya, Vanya, dalam Sampai Jumpa, Selamat Tinggal.
Melalui karakter itu, dia justru membawa penyadaran baru bahwa kekuatan perempuan mampu menjadikannya sebagai pelaku.
"Jujur sangat menarik. Intinya, pelaku nggak melulu cowok. Kadang, kita menstigma bahwa korban cewek, pelaku cowok," terang Lutesha.
"Tapi di sini [lewat karakter di film] aku bisa mendapatkan kesempatan untuk memutarbalikkan hal tersebut. Jadi untuk proses aku cukup enjoy menciptakan karakternya. Dan itu pesannya on top of my mind," imbuhnya.
Selama acara, pengunjung dapat menikmati berbagai program menarik, seperti JAFF Content Market, Indonesia-France Film Lab, JAFF Market Screening Room, JAFF Future Project & Talent Day bekerja sama dengan Netflix, Film Conference, berbagai acara networking, dan kegiatan menarik dari booth-booth milik rumah produksi film.
JAFF, yang telah berkembang pesat dan kini memasuki tahun ke-19, menyadari perlunya sebuah unit bisnis untuk lebih mengembangkan festival ini dan memastikan keberlanjutannya.
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Sekar Kinasih