tirto.id - Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho mengatakan bahwa perkembangan teknologi menggunakan artifical intelegence (AI) dan dunia pendidikan merupakan sesuatu yang tidak bisa dicegah.
“Jadi saat ini ya boleh dikatakan pertemuan IA dan dunia pendidikan sesuatu yang tidak bisa lagi dicegah atau ditunda,” kata Septiaji saat diwawancarai dalam acara Tular Nalar Summit 2025 di Kompleks STMM MMTC pada Kamis, (26/6/2025).
Septiaji bilang, meskipun banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari adanya AI, namun risiko dari keberadaannya juga harus tetap jadi perhatian khusus.
Oleh sebab itu, perlu kontribusi dari regulator, guru, termasuk orang tua untuk bisa melek dan paham akan AI.
Dia menilai walaupun AI bisa dimanfaatkan di sekolah, tetapi jangan sampai merusak daya kritis dan struktur otak dari peserta didik.
“Tadi saya sempat mengulas riset yang menyebutkan bahwa kalau kita salah menggunakan genre AI seperti Chat GPT atau Gemini, itu bisa kemudian kognisi kita akan terganggu,” ungkap Septiaji.
Septiaji menyebutkan, di sisi lain teknologi sebenarnya bisa membuat penggunanya lebih kreatif dan berdaya tanpa menumpulkan pola kritis kita.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti berencana akan memasukkan pelajaran koding dan AI sebagai mata Pelajaran (mapel) pilihan dalam semester Ganjil 2025 mendatang.
“Mulai semester Ganjil tahun 2025/2026, Kemendikdasmen akan mengajarakan koding dan kecerdasan artificial sebagai mata pelajaran pilihan yang diajarkan mulai kelas 5 SD sampai tingkat SMP dan SLTA,” kaya Mu’ti saat memberikan kata sambutan melalui video conference.
Mu’ti menyatakan rencana itu agar nantinya peserta didik memiliki kemampuan digital dan kesadaran akan pentingnya menggunakan teknologi dengan penuh keadaban.
Penulis: Abdul Haris
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id


































