tirto.id - Perbedaan karakteristik kegiatan membaca intensif dan ekstensif dapat dilihat dari segi pengertian, tujuan, manfaat, serta strateginya dalam meningkatkan kecakapan literasi.
Membaca intensif adalah kegiatan membaca untuk memahami sekaligus menggali informasi dengan detail dan menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk memahami konteks serta esensi dalam suatu bacaan.
Kegiatan membaca intensif terfokus kepada kualitas membaca yang berkaitan dengan pemahaman pembaca tentang isi bacaan. Kegiatan ini dapat membantu menumbuhkan sekaligus mengasah kemampuan membaca dan berpikir kritis.
Selain itu, menurut Macalister dalam modul Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif dalam Pembelajaran, membaca intensif juga bermanfat untuk mengembangkan keterampilan membaca seperti membaca sekilas dan mengidentifikasi ide utama dari bacaan.
Berbeda dengan pendekatan membaca intensif, membaca ekstensif merupakan kegiatan membaca sebanyak-banyaknya sehingga lebih menekankan kuantitas atau jumlah bacaan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan kesenangan dari apa yang dibaca tanpa disertai tagihan jumlah bacaan.
Menurut Jeffries (2007) dalam jurnal online Universitas Negeri Jakarta, membaca ekstensif merupakan kegiatan yang menyenangkan karena bisa membangun kompetensi membaca, mengembangkan kosa kata, dan mengonstruksi tata bahasa secara kompleks.
Jika dilihat dari perbedaan karakteristik tersebut, membaca ekstensif cenderung menjadi alat untuk menumbuhkan sikap positif terhadap kegiatan membaca yakni dengan memperkuat budaya literasi, sehingga kegiatan membaca akan menjadi budaya dan antusiasme belajar pun meningkat.
Perbedaan Membaca Intesif dan Ekstensif
Adapun, jika dilihat dari segi strateginya perbedaan karakteristik membaca intensif dan esktensif dalam meningkatkan kecakapan dan memperkuat literasi membaca cukup signifikan. Melansir dari laman resmi Direktorat SMP, strategi membaca intensif terbagi menjadi 9, di antaranya:
1. Strategi Memprediksi Isi Bacaan
Strategi ini membantu pembaca menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan materi baru di dalam suatu bacaan untuk memahami topik yang dibahas.
2. Strategi Skimming dan Scamming
Skimming (membaca sekilas) merupakan teknik membaca untuk mengetahui isi bacaan. Sedangkan Scanning (memindai) merupakan teknik membaca untuk mencari informasi khusus tanpa harus membaca bacaan secara keseluruhan.
3. Strategi Gambar dengan Keterangan
Strategi ini dilakukan dengan cara melihat dan menuangkan isi bacaan dalam gambar atau ilustrasi beserta deskripsi penjelasannya. Strategi ini dapat diaplikasikan pada kegiatan prabaca dan pascabaca.
4. Strategi Kosakata
Strategi ini dapat diimplementasikan saat prabaca dan pascabaca. Saat prabaca akan mengaktifkan skemata untuk mengetahui sejauh mana pembaca memahami istilah sulit, topik bahasan, maupun konsepnya.
Namun, jika diterapkan pada pascabaca dapat menggunakan frayer model untuk mengetahui pemahaman pembaca terhadap istilah sulit maupun konsep tertentu.
5. Strategi Masalah-Solusi
Strategi ini dilakukan dengan memahami isi teks bacaan dan pengalaman nyata yang berhubungan dengan teks supaya dapat membangun pemahaman antara keduanya. Hal ini bermanfaat untuk mengidentifikasi masalah dan mempertimbangkan solusi sekaligus kemungkinan hasilnya.
6. Strategi Membaca Dialogis
Strategi ini melibatkan guru sebagai fasilitator dengan berdialog dan melontarkan sejumlah pertanyaan kepada siswa terkait teks bacaan yang telah dibaca oleh siswa, seperti menanyakan definisi suatu istilah, analisis komponen-komponen dalam teks, hingga meminta untuk menceritakan kembali isi teks tersebut.
7. Strategi SQ3R
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review) merupakan strategi yang dilakukan dengan menyurvei, bertanya, membaca, menceritakan kembali, serta mengulas).
8. Strategi Adik Simba
Adik Simba adalah singkatan dari apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Strategi ini dilakukan dengan menjabarkan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali informasi, ini bisa diberikan kepada siswa saat prabaca, saat membaca, dan pasca baca.
9. Strategi Berpikir, Berpasangan, dan Berbagi
Strategi ini mengajak peserta didik untuk memikirkan sebuah pertanyaan atau isu penting, dengan berpasangan dengan temannya, dan membagikan hasil diskusi dengan teman sekeleas.
Sedangkan, strategi membaca ekstensif hanya memiliki dua strategi. Seperti yang dilansir kembali dari laman resmi Direktorat SMP, berikut penjelasan selengkapnya:
1. Sumber Bacaan
Bagi sebagian orang, sumber bacaan sangat berpengaruh terhadap minat baca mereka. Beberapa kategori sumber bacaan diantaranya teks fiksi, teks informasi, teks berjenjang, teks tidak berjenjang, hingga genre bacaan.
Teks fiksi biasanya mengandung unsur hiburan sehingga lebih menarik minat pembaca untuk menikmati bacaannya. Sedangkan, teks informasi bermafaat untuk menambah wawasan. Contoh teks informasi seperti teks deskripsi, teks sebab-akibat, dan teks permasalahan.
Sementara teks berjenjang mempunyai beberapa faktor yang menentukan jenjang pada bacaan, di antaranya panjang cerita, kompleksitas struktur, bahasa, serta diksi yang digunakan. Sedangkan teks tidak berjenjang yang disarankan untuk membaca ekstensif ialah cerita pendek, majalah, artikel, dan lainnya.
Kategori selanjutnya ialah genre. Untuk meningkatkan minat baca, pembaca boleh memilih jenis genre sesuai ketertarikan masing-masing. Contoh genre dalam bacaan ialah komedi, biografi, petualangan, fantasi, horor/misteri, romansa, bisnis, perjalanan, dan lainnya.
2. Teknik Memilih Bacaan
Dalam membaca ekstensif terdapat teknik memilih bacaan yang dikenal dengan The Five Finger Rule (TFFR), yakni sebuah cara yang sederhana dan mudah diingat. Teknik ini dimulai dengan mengajak peserta didik untuk membuka sebuah halaman pada buku terpilih hingga akhirnya menemukan teks bacaan yang cocok.
Di saat membaca, peserta didik diminta untuk menghitung kosa kata yang belum dipahami. Apabila ditemukan lima kosa kata sulit dalam satu halaman, peserta didik boleh untuk memilih bacaan lain yang memiliki maksimal tiga kosa kata sulit di suatu halaman.
Jika ditemukan bacaan yang cocok, maka suasana positif di dalam kelas akan meningkat dan mempengaruhi motivasi membaca bagi perserta didik.
Manfaat Membaca Intensif dan Ekstensif
Sebagaimana yang dikutip kembali dari modul Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif dalam Pembelajaran, membaca intensif bermanfaat untuk meningkatkan keahlian pembaca dalam mengekstrak informasi dan memahami suatu teks bacaan dengan baik.
Selain itu, bermanfaat untuk meningkatkan kemahiran pembaca dalam menjawab pertanyaan dari suatu bacaan.
Sedangkan, manfaat membaca ekstensif ialah bisa menyulap pembaca menjadi lebih fasih dan mudah dalam membaca dengan kecepatan yang sesuai.
Selain itu, dalam jangka panjang pembaca akan menganggap proses membaca sebagai kegiatan rutin yang disukai dan motivasi untuk membaca pun akan terus meningkat. Hingga akhirnya budaya literasi semakin tertanam kuat dalam diri pembaca.
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Yandri Daniel Damaledo