tirto.id - Energi baru dan terbarukan seringkali dianggap serupa, padahal keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, baik dalam bentuk maupun jenisnya. Lantas, apa perbedaan energi baru dan terbarukan?
Energi baru dan terbarukan merupakan kedua istilah yang kerap dijadikan menjadi satu, yakni Energi Baru Terbarukan (EBT). Istilah ini merujuk pada berbagai sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan berpotensi menggantikan bahan bakar fosil, baik melalui pemanfaatan sumber daya yang baru maupun yang dapat diperbaharui secara alami.
Contoh energi baru dan terbarukan yang banyak digunakan saat ini meliputi berbagai sumber daya yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
Penerapan energi baru dan terbarukan di Indonesia sendiri semakin diperluas, dengan harapan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memitigasi dampak yang ditimbulkan, seperti emisi karbon dan polusi udara.
Berikut informasi selengkapnya terkait perbedaan energi baru dan terbarukan, mulai dari bagaimana keberlanjutannya ke ekosistem, sampai dengan dampaknya ke lingkungan.
Pengertian Energi Baru dan Jenis-JenisnyaPetugas melakukan bongkar muat batu bara pada kapal tongkang di perairan Sungai Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (29/9/2024). Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menetapkan harga batu bara acuan (HBA) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 231.K/MB.01/MEM.B/2024 yakni untuk komoditas batu bara 6.322 kcal per kilogram GAR dengan total moisture 12,26 persen, total Sulphur 0,66 persen, dan Ash 7,94 pada angka 125,15 dolar AS per ton pada September 2024 dari sebelumnya HBA Agustus senilai 115,29 dolar AS per ton. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Energi baru adalah bentuk energi yang dihasilkan melalui teknologi inovatif, baik yang berasal dari sumber terbarukan maupun tidak terbarukan.
Pengertian energi baru juga tertuang dalam Perpres Nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional bahwa energi baru dihasilkan melalui teknologi baru sehingga belum banyak dikonsumsi secara publik.
Pengelolaan energi baru juga masih dalam tahap pengembangan, sehingga perlu pengujian kelayakan untuk digunakan secara massal.
Jenis-jenis energi baru mengacu pada sumber energi yang dihasilkan melalui teknologi inovatif atau yang belum layak digunakan secara luas.
Contoh jenis energi baru yang berasal dari energi tidak terbarukan antara lain gas metana batubara (coal bed methane), gasifikasi batubara, dan pencairan batubara (coal liquefaction).
Gas metana batubara (coal bed methane) merupakan gas yang diekstraksi dari lapisan batubara dan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik atau keperluan industri.
Sedangkan gasifikasi batubara adalah proses mengubah batubara menjadi gas sintesis (syngas) melalui penghancuran dan pengolahan lebih lanjut. Gas ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang efisien.
Adapun pencairan batubara (coal liquefaction) menggunakan teknologi yang mengkonversi batubara menjadi bahan bakar cair, seperti minyak diesel atau bensin sintetis.
Sementara itu, jenis energi baru yang berasal dari energi terbarukan adalah hidrogen dan nuklir. Hidrogen dianggap berkelanjutan atau terbarukan karena bahan dasarnya adalah air, yang tersedia secara alami dan tidak akan habis.
Nuklir memiliki potensi yang luar biasa, karena reaksi unsur radioaktifnya memungkinkan cadangan bahan bakar meningkat hingga ribuan kali lipat.
Pengertian Energi Terbarukan dan Jenis-Jenisnya
Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui secara alami dalam jangka waktu relatif cepat dan tidak akan habis, asalkan dikelola dengan bijak.
Energi ini berasal dari sumber daya alam yang terus tersedia seperti matahari, angin, air, dan biomassa.
Sebagaimana yang termaktub dalam Perpres Nomor 5 tahun 2006, energi terbarukan lebih ramah lingkungan karena menghasilkan sedikit atau bahkan tanpa emisi karbon, sehingga berkontribusi pada pengurangan polusi dan perubahan iklim.
Berikut ini beberapa jenis energi terbarukan:
1. Energi Surya (Tenaga Matahari)
Energi surya adalah energi yang berasal dari sinar matahari, yang dapat diubah menjadi listrik menggunakan panel surya atau fotovoltaik.
Energi ini merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan dapat digunakan melalui berbagai cara seperti panel surya untuk rumah tangga, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk skala besar, dan sistem surya termal yang memanfaatkan panas matahari untuk menghasilkan uap dan menggerakkan turbin.
Meskipun bersifat tak terbatas dan ramah lingkungan, energi surya bergantung pada waktu dan cuaca, sehingga membutuhkan penyimpanan energi atau kombinasi dengan sumber energi lain.
2. Energi Angin
Energi angin adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan angin dan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik menggunakan turbin angin.Sama halnya dengan energi surya, energi angin juga merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan polusi atau emisi karbon.
Turbin angin bekerja dengan mengubah energi kinetik angin menjadi energi mekanik, yang kemudian diubah menjadi energi listrik.
Energi angin banyak digunakan di daerah yang memiliki kecepatan angin yang tinggi, baik untuk pembangkit listrik besar maupun skala kecil.
Meskipun bersih dan terbarukan, energi angin bergantung pada kondisi cuaca, sehingga ketersediaannya bisa terbatas.
3. Energi Air (Hidro)
Energi air, atau hidro, memanfaatkan kekuatan aliran sungai, air terjun, atau gelombang laut untuk menghasilkan listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah salah satu contoh pemanfaatan energi air dalam skala kecil. Sedangkan untuk skala besar, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bisa diterapkan terutama di kawasan daerah dengan sumber daya air berlimpah.
Meskipun membutuhkan infrastruktur yang besar, energi hidro memiliki dampak lingkungan yang relatif rendah dibandingkan dengan energi fosil.
4. Energi Biomassa
Energi biomassa berasal dari bahan organik seperti tanaman, limbah pertanian, atau bahkan limbah makanan.
Proses pembakaran atau fermentasi biomassa menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik atau bahan bakar.
Salah satu keuntungan utama energi biomassa adalah kemampuannya untuk mengurangi sampah organik sekaligus menyediakan sumber energi yang dapat diperbaharui.
5. Energi Geotermal
Energi geothermal berasal dari panas bumi yang disimpan di dalam kerak bumi. Pembangkit listrik tenaga panas bumi memanfaatkan panas ini untuk menghasilkan listrik atau pemanasan.
Energi ini dapat diandalkan selama 24 jam tanpa terpengaruh cuaca atau musim, menjadikannya salah satu sumber energi terbarukan yang paling stabil.
5. Energi Laut (Arus Laut dan Gelombang)
Energi laut memanfaatkan gerakan gelombang atau arus laut untuk menghasilkan energi. Pembangkit listrik tenaga gelombang laut dan arus laut masih dalam tahap pengembangan.
Energi laut memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan, terutama di negara-negara dengan garis pantai yang panjang. Energi laut bisa menjadi solusi untuk kebutuhan energi di daerah pesisir atau pulau-pulau terpencil.
Perbedaan Energi Baru dan Terbarukan Bagi LingkunganIlustrasi Energi. foto/istockphoto
Energi baru dan terbarukan seringkali digunakan secara bergantian, namun keduanya memiliki dampak yang berbeda terhadap lingkungan.
Berikut ini adalah perbedaan utama antara keduanya dan bagaimana dampaknya terhadap ekosistem kita.
1. Pengaruh terhadap Keberlanjutan Ekosistem
Energi BaruPerbedaan energi baru dan terbarukan yang pertama adalah terkait keberlanjutannya ke ekosistem. Energi baru, yang sering kali mengandalkan sumber daya tidak terbarukan seperti gas metana batubara atau nuklir, berpotensi merusak lingkungan.
Gas metana batubara dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Sementara energi nuklir, meskipun tidak menghasilkan polusi udara, menghadirkan tantangan dalam pembuangan limbah radioaktif yang sangat berbahaya dalam jangka panjang.
Energi Terbarukan
Sebaliknya, energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro lebih ramah lingkungan.
Sumber daya ini dapat diperbaharui dan tidak menghasilkan emisi berbahaya atau limbah yang merusak ekosistem. Dengan memanfaatkan energi terbarukan, kita dapat mengurangi polusi udara dan mendukung keberlanjutan alam secara keseluruhan.
2. Dampak terhadap Polusi dan Kualitas LingkunganEnergi Baru
Energi baru yang berasal dari sumber daya tidak terbarukan, seperti gas metana batubara, dapat memperburuk kualitas udara dan meningkatkan emisi gas rumah kaca.Penggunaan energi nuklir juga membawa tantangan terkait pengelolaan limbah radioaktif, yang dapat mencemari tanah dan air jika tidak dikelola dengan benar.
Energi Terbarukan
Energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin tidak menghasilkan emisi berbahaya. Sumber daya ini memanfaatkan kekuatan alam yang tidak mengurangi kualitas atau ketersediaannya.
Hal ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung kualitas lingkungan yang lebih baik.
3. Ketergantungan Terhadap Sumber Daya AlamIlustrasi Ekologi. foto/istockphoto
Energi BaruBanyak bentuk energi baru mengandalkan sumber daya alam yang terbatas, seperti batubara dan gas alam. Penggunaan energi ini dapat menguras cadangan alam, mengancam keberlanjutan sumber daya tersebut, serta memperburuk dampak perubahan iklim global.
Energi Terbarukan
Sebaliknya, energi terbarukan menggunakan sumber daya alam yang selalu tersedia dan dapat diperbaharui, seperti matahari dan angin.
Dengan sumber daya yang tak terbatas ini, energi terbarukan mengurangi ketergantungan kita pada sumber energi fosil yang merusak lingkungan.
4. Peran dalam Mengurangi Dampak Perubahan IklimAksi protes di hari lingkungan hidup sedunia. FOTO/freepik
Energi Baru
Energi baru dapat meningkatkan dampak perubahan iklim global, terutama jika mengandalkan bahan bakar fosil atau energi yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ini berdampak buruk bagi upaya global dalam mengurangi pemanasan global.Energi Terbarukan
Energi terbarukan memiliki peran penting dalam upaya pengurangan emisi karbon. Dengan menggunakan energi surya, angin, dan hidro, kita bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang memperburuk pemanasan global dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Perbedaan Energi Baru dan Terbarukan, yang Mana yang Lebih Ramah Lingkungan?
Perbedaan mendasar antara energi baru dan terbarukan terletak pada dampaknya terhadap lingkungan. Energi baru, meskipun menawarkan potensi besar dalam pemenuhan kebutuhan energi, dapat membawa dampak buruk bagi lingkungan dalam jangka panjang.
Sebaliknya, energi terbarukan, yang lebih ramah lingkungan, berperan besar dalam menjaga keberlanjutan alam dan membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Oleh karena itu, beralih ke energi terbarukan adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dengan beralih ke energi terbarukan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan mengurangi beban lingkungan yang selama ini disebabkan oleh penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan.
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Yulaika Ramadhani