tirto.id - Beda energi hijau energi terbarukan dan energi bersih patut dipahami oleh semua orang. Ketiga istilah tersebut memang sering kita dengar belakangan ini. Meski kerap digunakan secara bergantian, tapi sebenarnya ada perbedaan mendasar terkait konsep dan definisinya.
Energi menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Namun, saat ini kita masih bergantung pada energi tak terbarukan atau bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas bumi, hingga batu bara.
Selain jumlahnya yang terbatas dan tidak dapat diperbarui, energi fosil juga menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Contohnya menyebabkan pencemaran udara yang akhirnya berujung pada pemanasan global dan perubahan iklim di dunia.
Itulah kenapa pemerintah mulai menggalakkan penggunaan energi bersih dan energi hijau dengan cara menggunakan energi terbarukan. Ketiganya dianggap sebagai solusi untuk mencegah kerusakan lingkungan sekaligus melindungi kehidupan manusia secara keseluruhan.
Apa Beda Energi Hijau, Bersih, dan Terbarukan?
Guna mengetahui beda energi hijau energi terbarukan dan energi bersih, maka kita harus memahami definisi dari ketiga istilah tersebut dan apa saja contoh sumbernya.
Energi bersih adalah istilah yang mencakup seluruh sumber energi yang yang memiliki dampak lingkungan minimal. Energi bersih juga dapat diartikan sebagai sumber energi yang tidak mencemari udara dengan tidak melepaskan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana.
Contoh energi bersih antara lain tenaga surya/matahari dan tenaga angin. Keduanya dianggap sebagai sumber energi bersih karena tidak melepas gas rumah kaca sehingga tidak mencemari udara.
Sementara itu, energi hijau adalah energi yang berasal dari sumber alami dan dianggap sebagai energi yang ramah lingkungan. Kebanyakan energi hijau berasal dari energi tak terbarukan dan tergolong energi bersih, contohnya energi matahari atau angin.
Energi terbarukan tentu memiliki definisi yang berbeda pula. Sesuai dengan namanya, energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber yang dapat diperbarui secara alami sehingga tidak pernah habis. Energi matahari, angin, air, dan biomassa adalah contoh energi terbarukan yang saat ini sudah digunakan oleh banyak orang.
Menurut laman National Grid, berikut definisi singkat untuk membedakan energi bersih, energi hijau, dan energi terbarukan:
- Energi bersih: tidak mencemari udara
- Energi hijau: energi ramah lingkungan atau tidak merusak lingkungan
- Energi terbarukan: energi yang dapat diperbarui secara alami
Selain soal definisi, apa beda energi hijau energi terbarukan dan energi bersih? Dimulai dari energi bersih, perlu dipahami bahwa energi bersih tidak selalu menggunakan energi terbarukan dan tidak selamanya dianggap sebagai energi hijau.
Situs Dogwood Alliance menyebutkan bahwa—walau masih jadi perdebatan—energi nuklir sering dianggap sebagai salah satu contoh energi bersih yang berasal dari energi tak terbarukan. Di sisi lain, energi nuklir juga tidak dianggap 'hijau' karena berpotensi menghasilkan limbah yang merusak lingkungan.
Energi hijau pun tidak selalu bersih dan berasal dari energi terbarukan. Salah satu contohnya adalah energi biomassa yang dihasilkan dari bahan organik, misalnya kayu atau kotoran hewan.
Biomassa termasuk energi hijau karena ramah lingkungan dan tergolong energi terbarukan, tapi ternyata bukan termasuk energi bersih. Hal ini disebabkan energi biomassa dapat menghasilkan polutan yang mencemari udara, termasuk gas rumah kaca.
Energi hijau juga tidak selamanya berasal dari energi terbarukan, contohnya gas alam. Dikutip dari laman African Petroleum Producers’ Organization (APPO), gas alam adalah contoh energi tak terbarukan yang kerap digunakan dalam teknologi ‘hijau’ atau ramah lingkungan.
Sementara itu, energi terbarukan juga tidak selamanya bersih dan 'hijau'. Energi biomassa yang dapat diperbarui diketahui bukan termasuk energi bersih. Sedangkan contoh energi terbarukan yang bukan termasuk energi hijau adalah energi air yang banyak digunakan dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Energi air atau hydropower dianggap tidak ramah lingkungan karena bisa memiliki dampak tersendiri pada sumber air (sungai, danau, dan lain-lain). Situs European Anglers Alliance (EAA) mengungkapkan bahwa penggunaan energi air bendungan untuk PLTA justru dapat merusak ekosistem air tawar.
Sementara menurut laman Waterkeeper Alliance, hydropower sebenarnya juga bukan termasuk energi bersih. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bendungan dan waduk merupakan sumber utama penghasil emisi gas rumah kaca yang mendorong perubahan iklim.
Studi yang diterbitkan di BioScience pada akhir tahun 2016 membuktikan bahwa bendungan atau waduk bisa memancarkan sekitar satu gigaton atau satu miliar ton karbon dioksida ke atmosfer setiap tahun.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa setiap jenis energi memiliki karakteristik tersendiri. Namun, adakah energi yang bisa mencakup semua kategori dan tergolong bersih, 'hijau', sekaligus terbarukan?
Tenaga matahari dan angin adalah dua contoh energi yang mencakup ketiga kategori tersebut. Keduanya merupakan sumber energi terbarukan yang dianggap bersih karena tidak menghasilkan gas berbahaya yang bisa mencemari udara. Kedua energi ini juga dianggap 'hijau' karena berasal dari alam dan ramah lingkungan.
Memahami beda energi hijau energi terbarukan dan energi bersih menjadi sangat penting dalam upaya mendorong transisi energi yang berkelanjutan. Pemahaman dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih bijak sekaligus menemukan solusi energi yang tepat untuk masa depan.
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani