Menuju konten utama

Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro, serta Ruang Lingkup Mikroekonomi

Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro terletak pada inti dan cakupan pembahasannya. Meski begitu, keduanya bisa saling berkaitan.

Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro, serta Ruang Lingkup Mikroekonomi
Ilustrasi ekonomi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sejak terbitnya buku Adam Smith yang dikenal dengan judul The Wealth of Nations di tahun 1776, dasar-dasar ilmiah mulai diterapkan dalam proses analisis ilmu ekonomi.

Studi dalam bidang ekonomi mikro, atau yang kerap disebut mikroekonomi, sudah ada sejak awal perkembangan ilmu ekonomi modern tersebut.

Pada dasarnya, mikroekonomi termasuk bagian ilmu ekonomi yang bersentuhan dengan aspek-aspek personal. Fokus kajiannya pada pembuatan keputusan di level individu pasca-mengevaluasi sumber daya, biaya, serta trade-off.

Adapun definisi ekonomi mikro bisa dilihat pada pendapat sejumlah pakar ilmu ekonomi modern. Masing-masing memberikan tekanan tertentu saat mendefinisikan mikroekonomi.

Pertama, Adam Smith berpendapat bahwa ekonomi mikro adalah subjek ekonomi yang bersifat ekonomis rasional. Maka itu, setiap pelaku ekonomi wajib untuk berpikir rasional dalam mengambil keputusan.

Kedua, David Ricardo menerangkan, ekonomi mikro adalah kondisi di mana pelaku ekonomi telah memahami detail sebuah pasar. Dengan begitu, faktor penentu dari pasar ekonomi global ialah ekonomi makro.

Ketiga, Marshal dan Piqou menganggap ekonomi mikro sebagai tingkat mobilitas tinggi di pasar, yang memfasilitasi para pelaku ekonomi agar dapat beradaptasi langsung terhadap perubahan.

Keempat, N. G. Mankiw, dalam buku Principle of Microeconomics, mengategorikan ekonomi mikro sebagai cabang ilmu ekonomi yang fokus kajiannya adalah perilaku produsen dan konsumen. Topik seputar harga pasar dan kaitannya dengan produk turut menjadi bahasan dalam ekonomi mikro.

Sementara, Sadono Sukirno, dalam buku Pengantar Teori Mikroekonomi (1985), menulis bahwa, ekonomi mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan produsen, penentuan harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjual-belikan.

Jadi, ekonomi mikro cenderung menganalisis interaksi individu-individu yang terlibat dalam pasar, baik itu konsumen ataupun produsen.

Dengan demikian, ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah sebagai berikut:

  • permintaan, penawaran, dan keseimbangan harga pasar,
  • elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran,
  • teori perilaku konsumen,
  • teori produksi, biaya produksi, penerimaan produsen, dan lama,
  • pasar persaingan sempurna,
  • pasar monopoli,
  • pasar oligopoli,
  • pasar persaingan monopolistik,
  • permintaan akan input, dan
  • mekanisme harga dan distribusi pendapatan.

Sedangkan jika dilihat dari cakupan bidangnya, tujuan studi ekonomi mikro bisa dikategorisasikan menjadi dua. Tujuan pertama, adalah menganalisis kegagalan pasar serta menjabarkan berbagai situasi teoritis yang diperlukan untuk terbentuknya suatu pasar dengan persaingan sempurna.

Kemudian, tujuan yang kedua ialah mengkaji mekanisme pasar yang membentuk harga relatif pada produk barang dan jasa yang diperdagangkan.

Dengan isu kajian yang mendetail, maka dalam menguraikan ekonomi mikro digunakan tiga teori.

1. Teori Harga

Unsur harga dijadikan acuan dalam menganalisis interaksi antara penawaran dan permintaan dari suatu barang atau jasa, serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Maka itu, teori harga berupaya memahami bagaimana proses penentuan harga.

Cakupan analisis teori harga meliputi:

  • proses pembentukan harga,
  • aspek yang memengaruhi perubahan permintaan dan penawaran,
  • korelasi antara harga permintaan dan penawaran,
  • bentuk pasar,
  • konsep elastisitas permintaan dan penawaran.

2. Teori Produksi

Teori produksi berfungsi untuk mempelajari proses ekonomi pada tahap mengubah faktor produksi menjadi barang. Hasil analisinya bisa digunakan sebagai referensi dalam mengkaji biaya produksi serta tingkat produksinya.

Cakupan analisis dan pokok bahasan teori produksi adalah:

  • segala yang berkaitan dengan biaya produksi barang dan jasa,
  • tingkat produksi paling profitable bagi produsen, dan
  • kombinasi faktor produksi yang harus dipilih untuk mendapatkan keuntungan tertentu.

3. Teori Distribusi

Teori distribusi berguna untuk mengkaji permasalahan mikroekonomi yang berkaitan dengan upah tenaga kerja, bunga pemilik modal, serta laba yang diperoleh produsen.

Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro

Mengutip penjelasan Sonny Harry B. Harmadi dalam Modul Konsep Dasar Ilmu Ekonomi terbitan UT, perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro terletak pada inti bahasannya.

Pembahasan dalam ekonomi mikro berfokus di lingkup perspektif individu pada tingkat konsumen. Dengan pendekatan bottom up, studi ekonomi mikro berfokus pada elemen dasar, termasuk unsur yang memengaruhi keputusan seseorang serta dampaknya terhadap pasar secara umum.

Sedangkan studi ekonomi makro memiliki cakupan pembahasan lebih luas. Studi ekonomi makro menggunakan strategi top down dengan berupaya memahami perubahan dalam siklus ekonomi suatu negara serta kaitannya dalam perumusan kebijakan.

Sebagai contoh, kajian terhadap kenaikan harga BBM akibat pemotongan nilai subsidi pemerintah. Perubahan harga BBM bisa dipastikan selalu mempengaruhi harga komoditas lainnya. Karena BBM, termasuk dalam kategori komponen vital.

Bahkan dari naiknya harga BBM sebuah perusahaan dapat melakukan efisiensi karyawannya demi menjaga stabilitas biaya produksi.

Mempelajari keputusan satu perusahaan dalam merespons kenaikan harga BBM inilah yang masuk dalam studi ekonomi mikro.

Jika ingin lebih memahami dalam sudut pandang ekonomi makro, maka cakupan kajiannya adalah keputusan seluruh perusahaan.

Sekalipun punya cara pandang masing-masing, kedua bidang studi itu tidak berdiri sendiri-sendiri. Ekonomi mikro dan ekonomi makro berada pada posisi "saling bekerja sama" untuk menemukan solusi membentuk sistem perekonomian yang efisien dan efektif.

Baca juga artikel terkait EKONOMI MIKRO atau tulisan lainnya dari Farizqa Ayuluqyana Putri

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Farizqa Ayuluqyana Putri
Penulis: Farizqa Ayuluqyana Putri
Editor: Addi M Idhom