tirto.id - Cacar monyet atau monkeypox telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh Oganisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tahun 2022, wabah ini dikonfirmasi pertama kali pada 6 Mei 2022 di Inggris Raya yang berawal ketika ada warga Inggris melakukan perjalanan ke Nigeria, Afrika Barat.
Warga Britania tersebut konsisten menunjukkan gejala dan tanda klinis terinfeksi cacar monyet pada tanggal 29 April 2022.
Selanjutnya, dia kembali ke Britania Raya pada 4 Mei, lalu memulai kasus indeks wabah cacar monyet di negara ini, demikian seperti dilaporkan WHO.
Penyakit cacar monyet adalah zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.
Dikutip laman Kemenkes, virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.
Virus ini ditemukan pertama kali pada tahun 1958, di mana terdapat wabah penyakit mirip cacar yang menyerang sekelompok monyet peliharaan untuk keperluan penelitian, hal inilah yang menjadi awal penyebutan virus cacar monyet atau monkeypox.
Sementara pada manusia, virus ini terdeteksi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, yang mana virusnya menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya.
Selain cacar monyet, ada pula virus cacar lainnya, seperti cacar air, cacar api dan cacar pada umumnya. Penyakit-penyakit cacar tersebut tentu saja memiliki perbedaan.
Agar tak salah dalam mendeteksi, berikut perbedaan dari cacar monyet, cacar air, dan cacar api serta cara pencegahannya.
Perbedaan Cacar Monyet, Cacar Air dan Cacar Api
1. Cacar Monyet (Monkeypox)
Monkeypox adalah penyakit virus yang dapat menyebar antara manusia atau antara manusia dan hewan tertentu
Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar lainnya, tetapi cenderung lebih ringan, dan virusnya jarang berakibat fatal.
Dikutip Prevention, berikut adalah gejala cacat monyet:
- Demam
- Sakit kepala
- Sakit otot dan sakit punggung
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Panas dingin
- Kelelahan
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat
- Batuk
- Ruam yang mungkin terletak di dekat alat kelamin atau anus, tetapi bisa juga di area tubuh lain seperti tangan, kaki, dada, wajah, atau mulut. Ruam mungkin menyakitkan atau gatal
Antivirus, seperti tecovirimat (TPOXX), mungkin direkomendasikan untuk orang yang lebih mungkin sakit parah, seperti pasien dengan sistem kekebalan yang lemah, demikian menurut CDC.
2. Cacar Air (Chickenpox)
Cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Ini menyebabkan ruam gatal dengan lepuh kecil berisi cairan.
Cacar air sangat menular kepada orang yang belum pernah menderita penyakit ini atau telah divaksinasi.
Ruam melepuh gatal yang disebabkan oleh infeksi cacar air muncul 10 hingga 21 hari setelah terpapar virus dan biasanya berlangsung sekitar lima hingga 10 hari.
Berikut ini tanda dan gejala lain, yang mungkin muncul satu hingga dua hari sebelum ruam saat terkena cacar air seperti dilansir Mayo Clinic:
- Demam
- Kehilangan selera makan
- Sakit kepala
- Kelelahan dan perasaan tidak sehat secara umum (malaise)
- Setelah ruam cacar air muncul, ia akan melewati tiga fase:
- Benjolan merah muda atau merah (papula), yang pecah selama beberapa hari.
- Lepuh kecil berisi cairan (vesikel), yang terbentuk dalam waktu sekitar satu hari dan kemudian pecah dan bocor.
- Kerak dan keropeng, yang menutupi lepuh yang pecah dan membutuhkan beberapa hari lagi untuk sembuh.
Penderita dapat menyebarkan virus ke orang lain hingga 48 jam sebelum ruam muncul, dan virus tetap menular sampai semua lepuh yang pecah mengeras.
Penyakit ini umumnya ringan pada anak-anak yang sehat. Dalam kasus yang parah, ruam dapat menutupi seluruh tubuh, dan lesi dapat terbentuk di tenggorokan, mata, dan selaput lendir uretra, anus, dan vagina.
Vaksin cacar air (varicella) adalah cara terbaik untuk mencegah cacar air, karena vaksin memberikan perlindungan lengkap dari virus untuk hampir 98% orang yang menerima kedua dosis yang direkomendasikan.
Ketika vaksin tidak memberikan perlindungan lengkap, namun secara signifikan akan mengurangi keparahan cacar air.
3. Cacar Api (Herpes Zoster)
Herpes zoster disebabkan oleh virus yang juga dapat menyebabkan cacar air yaitu Varicella-zoster.
Cacar api disebut juga dengan cacar ular yang dapat menyebabkan ruam menyakitkan yang mungkin muncul sebagai garis lecet pada tubuh.
Nyeri saat terkena cacar api dapat bertahan bahkan setelah ruam hilang (ini disebut postherpetic neuralgia).
Ruam tersebut terdiri dari lepuh yang biasanya berkeropeng dalam 7 hingga 10 hari dan sepenuhnya hilang dalam 2 hingga 4 minggu.
Sebelum ruam muncul, orang sering mengalami rasa sakit, gatal, atau kesemutan di area yang akan berkembang.
Laman CDC menyebutkan, secara umum, ruam terjadi dalam satu garis di sekitar sisi kiri atau kanan tubuh.
Dalam kasus lain, ruam terjadi di satu sisi wajah. Herpes zoster di wajah dapat mempengaruhi mata dan menyebabkan kehilangan penglihatan.
Dalam kasus yang jarang terjadi (biasanya pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah), ruam mungkin lebih menyebar di tubuh dan terlihat mirip dengan ruam cacar air.
Gejala herpes zoster lainnya dapat mencakup:
- Demam
- Sakit kepala
- Panas dingin
- Sakit perut
Obat-obatan ini paling efektif jika penderita mulai meminumnya sesegera mungkin setelah ruam muncul.
Jika Anda merasa menderita herpes zoster, hubungi dokter atau petugas kesehatan sesegera mungkin untuk dilakukan pengobatan.
Obat pereda nyeri, baik yang dijual bebas atau resep dari dokter, dapat membantu meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh herpes zoster.
Kompres basah, losion kalamin, dan mandi oatmeal koloid (mandi air hangat yang dicampur dengan oatmeal yang dihaluskan) dapat membantu meredakan gatal akibat cacar api.
Editor: Iswara N Raditya