Menuju konten utama

Penyebab Kerusuhan di Perancis, Update 1.300 Orang Ditangkap

Penyebab kerusuhan Perancis yang sebabkan 1.300 orang ditangkap polisi.

Penyebab Kerusuhan di Perancis, Update 1.300 Orang Ditangkap
Petugas polisi anti huru hara maju selama insiden sebagai bagian dari demonstrasi menentang rencana untuk menunda usia pensiun Prancis, Selasa, 31 Januari 2023 di Paris. Serikat pekerja bertujuan untuk memobilisasi lebih dari 1 juta demonstran dalam apa yang digambarkan oleh seorang pemimpin sayap kiri veteran sebagai "pemberontakan warga." Pemogokan dan protes nasional merupakan ujian penting bagi pemerintah Presiden Emmanuel Macron dan lawan-lawannya. (AP Photo/Lewis Joly)

tirto.id - Perancis tengah diguncang kerusuhan besar berskala nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Massa mengamuk akibat peristiwa penembakan oleh oknum kepolisian yang menewaskan seorang remaja bernama Nahel M. (17) pada Selasa, 27 Juli 2023.

Kepolisian Perancis mengerahkan hingga 40.000 personel serta dilaporkan telah menangkap 1.300 orang peserta aksi unjuk rasa.

Peristiwa penembakan seorang remaja di Paris ini terekam dalam video yang mengejutkan negara hingga memicu ketegangan besar yang telah lama membara antara kepolisian dengan kaum muda di proyek-proyek perumahan serta lingkungan yang kurang beruntung lainnya.

Akibat video viral itu, akhirnya massa terpancing emosi hingga mengadakan pawai dan demo besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kota Nanterre.

Pendemo membangun barikade, menyalakan api, serta menembakkan kembang api ke arah polisi yang kemudian direspons dengan tembakan gas air mata, meriam air, dan granat setrum dalam bentrokan itu.

Menurut pemberitaan media setempat, kerusuhan Paris semakin mencekam dan masih berlangsung hingga Minggu, 2 Juli 2023.

Akibat kerusuhan ini, sejumlah fasilitas umum di Nanterre, Paris, mengalami kerusakan karena massa yang membakar hingga menjarah sejumlah toko termasuk toko persenjataan di wilayah tersebut.

Update Terkini Kerusuhan di Perancis

AP News melaporkan, tak lama dari peristiwa penembakan itu, krisis mulai menerjang Nanterre, Paris, dimana kepulan asap mulai membumbung tinggi yang berasal dari mobil-mobil yang dibakar hingga berujung adanya bentrokan antara demonstran dengan pihak keamanan setempat.

Menurut Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, setelah rapat krisis pagi hari menyusul kekerasan yang melukai puluhan polisi dan merusak hampir 100 bangunan publik, jumlah petugas di jalan-jalan akan meningkat lebih dari empat kali lipat dari awalnya hanya 9.000 menjadi 40.000 personil yang dikerahkan di Nanterre dan beberapa titik di Paris.

Hari demi hari kerusuhan Paris semakin meluas. Di kota Pau, Pyrenees yang dikenal biasanya kota yang tenang di barat daya Prancis, dikabarkan adanya peristiwa pelemparan bom molotov ke sebuah kantor polisi. Kemudian kendaraan-kendaraan dibakar di Toulouse serta sebuah kereta trem dibakar di pinggiran kota Lyon.

Polisi Paris mengklaim petugasnya telah melakukan penangkapan terhadap 40 demonstran pada hari Kamis, 28 Juli 2023. Sementara Menteri Dalam Negeri telah melaporkan adanya 180 penangkapan di seluruh Prancis di hari Kamis yang mencekam itu.

Di samping itu, mengutip ABC, dalam aksi protes malam ke-4 di Prancis, lebih dari 1.300 orang ditangkap pada saat kerusuhan semakin mencekam dimana sekitar 2.500 kebakaran terjadi, kemudian puluhan polisi dan petugas pemadam kebakaran terluka.

Sehari sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat memberikan imbauan pada hari Jumat kepada orang tua di Nanterre agar menjaga anak-anaknya tetap berada di dalam rumah setelah kekacauan besar semakin menyebar di Paris.

Menanggapi kerusuhan Paris yang besar ini, komentator sayap kanan Belanda Eva Vlaardingen Broek mengatakan sepertinya perang saudara di Prancis berkemungkinan terjadi akibat peristiwa penembakan seorang remaja itu.

“Sepertinya Prancis mungkin telah memasuki tahap pertama perang saudara sebagai akibat dari migrasi massal,” cuit Eva melalui akun Twitter pribadinya.

Pihak keamanan Perancis sendiri telah menahan seorang oknum polisi yang disebut-sebut oleh pengunjuk rasa sengaja menarik pelatuk senjatanya hingga menewaskan Nahel. Namun berdasarkan dakwaan awal jaksa penuntut Pasca Prache, polisi tersebut disebut tidak sengaja melakukannya.

Penyebab Kerusuhan Perancis

Terkait penyebab kerusuhan di Prancis, aksi bentrokan besar dan pembakaran massal ini dipicu oleh aksi penembakan oknum kepolisian terhadap seorang remaja bernama Nahel M. (17) hingga tewas pada Selasa pagi, 27 Juli 2023 di Kota Paris, Nanterre.

Menurut laporan media setempat, awalnya polisi menghentikan remaja laki-laki itu karena diduga melanggar aturan lalu lintas. Namun tanpa ada penjelasan lebih rinci, tiba-tiba saja salah satu polisi tampak menodongkan senjatanya ke remaja tersebut melalui jendela mobil Mercedes kuning yang ditumpanginya.

Tak lama dari pertikaian singkat itu, polisi tersebut kemudian melepaskan tembakan dari jarak dekat ke arah dada remaja tersebut. Akibat tembakan tersebut, Nahel secara spontan menancapkan gas pedalnya yang membuat mobilnya melaju beberapa puluh meter dan berhenti setelah menabrak.

Petugas layanan darurat sempat mencoba menyadarkan Nahel di tempat kejadian, sayangnya remaja ini dilaporkan meninggal tak lama setelah penembakan tersebut.

Sebelumnya, mengutip BBC, Nahel sebenarnya sudah lima kali menjadi subyek pemeriksaan oleh kepolisian Prancis di Nanterre sejak tahun 2021 karena menolak bekerja sama atau karena melanggar aturan lalu lintas.

Tepat sebelum peristiwa penembakannya, Nahel juga sempat dilaporkan berada di tahanan pada akhir pekan lalu karena menolak kooperatif akibat pelanggaran yang sama.

Remaja ini rencananya akan diadili di pengadilan remaja pada September, namun hal itu tidak akan terjadi setelah oknum kepolisian sudah terlebih dahulu menarik pelatuk hingga menewaskannya.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Politik
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Dipna Videlia Putsanra