Menuju konten utama

5 Fakta Virus Zombie yang Ditemukan Ilmuwan Perancis di Siberia

Apa itu virus zombie yang ditemukan ilmuwan Perancis, apakah berbahaya?

5 Fakta Virus Zombie yang Ditemukan Ilmuwan Perancis di Siberia
Ilustrasi virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Media sosial belakangan ini dibuat heboh dengan penemuan "virus zombie" atau "zombie viruses" oleh ilmuwan Perancis. Apakah benar virus ini merupakan ancaman baru?

Para ilmuwan telah menghidupkan kembali sejumlah "virus zombie" yang telah terperangkap di permafrost Siberia, Rusia selama ribuan tahun, ada yang berusia hampir 50.000 tahun.

Permafrost adalah ibun abadi atau tanah beku abadi, lapisan tanah beku yang berada di bawah suhu 0°C selama beberapa tahun.

Fakta-Fakta Virus Zombie Perancis

1. Ada 13 Virus yang Ditemukan

Para ilmuwan menhidentifikasi 13 virus dari sampel permafrost yang dikumpulkan dari Rusia. Salah satu virus tetap menular setelah lebih dari 48.500 tahun di lapisan es yang dalam.

Penelitian ini dipimpin oleh ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis.

Virus, yang dikenal sebagai pandoravirus, hanya menginfeksi organisme bersel tunggal dan seharusnya tidak menimbulkan ancaman bagi manusia.

2. Virus Zombie Mungkin Tak Mengancam Manusia

Studi tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, mencatat penelitian terbatas terhadap virus "hidup" yang ditemukan di permafrost.

Para penulis mengatakan, penemuan virus yang sudah terkubur puluhan ribu tahun ini jarang terjadi dan "virus zombie" bukanlah ancaman kesehatan masyarakat, meski perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

3. Virus Ditemukan karena Tanah Beku Mencair

Tim dari Pusat Riset Ilmiah Nasional Prancis mengatakan perlu dilakukan penilaian lebih lanjut bahaya apa yang dapat terjadi di depan dari risiko virus di permafrost karena perubahan iklim menyebabkan tanah beku ini mencair.

"Karena pemanasan iklim, permafrost yang mencair melepaskan bahan organik yang membeku hingga satu juta tahun, sebagian besar terurai menjadi karbon dioksida dan metana, yang semakin meningkatkan efek rumah kaca," tulis penelitian tersebut.

Bagian dari bahan organik ini juga terdiri dari mikroba seluler yang dihidupkan kembali serta virus yang tetap tidak aktif sejak zaman prasejarah.

4. Nama Virus Zombie

Para peneliti masih melakukan studi terhadap virus zombie ini, yang telah diberi nama Pandoravirus yedoma, dinamai berdasarkan ukurannya dan jenis tanah permafrost tempat virus itu ditemukan. Para peneliti berpikir masih banyak lagi virus yang dapat ditemukan.

Banyak dari virus yang akan dilepaskan saat es mencair tidak akan kita ketahui sama sekali – meskipun masih harus dilihat seberapa menular virus ini setelah terpapar cahaya, panas, dan oksigen dari lingkungan luar.

5. Ilmuwan Prediksi Banyak Virus Baru di Premaforst

Ahli virologi Eric Delwart dari University of California, San Francisco, mengatakan pada Science Alert, virus zombie ini hanyalah permulaan untuk mengeksplorasi apa yang tersembunyi di bawah permafrost.

Meskipun Delwart tidak terlibat dalam penelitian ini, dia memiliki banyak pengalaman menghidupkan kembali virus dari tumbuhan purba.

"Jika penulis benar-benar mengisolasi virus hidup dari permafrost kuno, kemungkinan virus mamalia yang lebih kecil dan lebih sederhana juga akan bertahan dalam keadaan beku selama ribuan tahun," kata Delwart.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya