Menuju konten utama

Contoh Renungan Jumat Agung Singkat Tentang Pengorbanan Yesus

Jumat Agung adalah perayaan untuk mengenang sengsara dan wafat Yesus di kayu salib. Berikut contoh renungan Jumat Agung untuk mengenang peristiwa tersebut.

Contoh Renungan Jumat Agung Singkat Tentang Pengorbanan Yesus
Umat Kristiani memperagakan drama penyaliban Yesus di Gereja Santa Maria Regina di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (30/3/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Menyambut Jumat Agung, umat Kristen dianjurkan untuk mengingat kembali peristiwa sengsara dan wafat Yesus Kristus di kayu salib. Untuk melakukan hal tersebut, ada sebuah renungan Jumat Agung yang bisa dijadikan referensi oleh umat Kristen.

Menurut tradisi Gereja Katolik, Jumat Agung adalah salah satu rangkaian Tri Hari Suci Paskah yang memperingati kisah sengsara dan penyaliban Yesus Kristus hingga wafat di kayu salib. Hari ini diperingati setelah perayaan Kamis Putih dan sebelum hari Minggu Paskah yang memperingati kebangkitan Tuhan.

Sementara itu, secara umum bagi umat Kristiani, baik Katolik maupun Kristen Protestan, Jumat Agung mengandung makna penebusan dosa, karena kematian Yesus di kayu salib adalah sebuah tindakan penebusan dosa umat manusia.

Peristiwa penyaliban Yesus di kayu salib juga menunjukkan teladan Yesus akan tindakan cinta kasih yang tak bersyarat. Lewat pengorbanan Yesus di kayu salib, Ia menunjukkan betapa besar cinta-Nya, juga cinta Allah Bapa terhadap umat manusia.

Bukti dari cinta Allah Bapa yang begitu besar itu adalah, Ia rela mengorbankan Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, untuk menebus dosa umat manusia.

Contoh Renungan Jumat Agung Tentang Pengorbanan Yesus

JALAN SALIB JUMAT AGUNG

Sejumlah pemuda berusaha menurunkan tubuh Yesus dari salib untuk dikuburkan saat visualisasi jalan salib pada peringatan Jumat Agung di Gereja Katolik St Mikael, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (30/3/2018). ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Untuk merenungkan kembali peristiwa sengsara dan wafat Yesus Kristus di kayu salib, serta sebagai wujud terhadap penyesalan atas dosa-dosa, umat Kristen disarankan untuk melakukan perenungan Jumat Agung.

Renungan Jumat Agung ini diawali dengan membaca Firman Tuhan. Salah satu kutipan ayat Alkitab untuk Jumat Agung yang bisa digunakan adalah kutipan dari:

Bacaan dari Injil Lukas 23: 44-46

Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua.

Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.

Setelah membaca kutipan ayat tentang Jumat Agung di atas, ada sebuah contoh renungan Jumat Agung yang bisa dijadikan referensi bagi umat Kristen untuk merenungkan peristiwa sengsara, pengorbanan Yesus dan wafat-Nya di salib.

Berikut ini contoh renungannya:

Renungan Jumat Agung

Hari ini kita mengenang kematian Yesus Kristus di kayu salib sebagai wujud pengorbanan terbesar bagi seluruh manusia. Yesus mati sebagai orang yang dijatuhi hukuman mati bagi keselamatan umat manusia. Sungguh, penyaliban adalah hukuman yang paling hina dan menyakitkan pada masa itu.

Lantas yang menjadi pertanyaannya, mengapa Yesus Kristus, yang sejatinya adalah anak Allah rela mati disalibkan?

Berbagai jawaban dari pertanyaan di atas, layaklah menjadi bahan perenungan kita semua, tentang betapa besar cinta Tuhan kepada umat-Nya yang percaya. Jawaban-jawaban itu adalah:

1. Agar manusia yang berdosa dibebaskan dari hukuman.

Tidak mudah menggantikan posisi seseorang dari hukuman, tetapi Yesus rela disalibkan untuk mengantikan posisi semua umat manusia.

Yesus melewati semua penyiksaan fisik yang sangat hina dan sangat berat untuk menggantikan posisi yang seharusnya umat manusia tanggung akibat semua dosa-dosa yang telah dilakukan.

2. Untuk menanggung semua penyakit orang yang percaya.

Di dalam peristiwa penyaliban itu Yesus telah menanggung sakit penyakit dalam kehidupan orang percaya. Dalam momen Jumat Agung ini kita percaya bahwa mukjizat masih ada bagi kita.

Dengan iman yang kuat, Yesus sudah dipastikan dan telah dibuktikan, akan menanggung dan menyembuhkan segala penyakit kita. Maka dari itulah kesembuhan akan terjadi.

Dengan sengsara dan wafatnya di kayu salib, Yesus telah menanggung pergumulan hidup manusia. Jadi, apapun persoalan yang terjadi, jika kita tetap bersama Yesus, pasti ada jalan keluarnya, ada solusinya bahkan ada kemenangan yang diberikan-Nya.

3. Agar semua orang percaya terbebas dari kutuk dan maut serta memperoleh hidup kekal.

Dalam Injil Yohanes 3:16-17 telah tertulis, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang

tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia."

Dari ayat itu, telah dinubuatkan bahwa cinta Allah Bapa yang begitu besar telah dibuktikan dengan mengirimkan Putera-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, ke dunia. Dengan cinta yang begitu besar, Allah Bapa rela mengorbankan Putera-Nya ke dalam kesengsaraan hingga kematian, hanya untuk menebus dosa manusia.

4. Agar manusia yang hina mendapatkan bagian dalam kemuliaan-Nya.

Dengan kematian Yesus Kristus di kayu salib, Allah Bapa ingin memastikan bahwa umat manusia yang percaya mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah. Dengan sengsara dan wafat Yesus di salib, Allah ingin meastikan bahwa semua umat yang percaya telah diselamatkan dan akan memperolah kemuliaan dan kehidupan yang kekal pada saatnya nanti.

5. Agar manusia yang miskin menjadi kaya di dalam nama Yesus.

Peristiwa pada perayaan Jumat Agung ini merupakan pernyataan dan janji Allah yang sudah ditepati. Lewat sengsara dan wafat Yesus di kayu salib, Allah ingin memastian bahwa manusia yang miskin pada nantinya akan memperoleh kekayaan yang bukan bersifat duniawi, namun kekayaan abadi di dalam nama Tuhan.

Oleh karena itu bangkitlah! Jangan mau terintimidasi oleh iblis yang mengatakan bahwa kita adalah orang yang miskin, lemah dan tak berdaya. Di dalam Yesus, segala kelemahan kita sudah digantikan dengan kekuatan

Tuhan. Segala ketidakberdayaan kita sudah digantikan dengan keperkasaan-Nya, dan kemiskinan kita sudah digantikan dengan kekayaan serta kemuliaan-Nya.

Sungguh, Jumat Agung ini menjadi momen pengingat bahwa manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, Tuhan pun harus datang ke dunia dalam rupa manusia, dalam diri Yesus, untuk menyelamatkan manusia. Ia merelakan diri-Nya seutuhnya untuk menjadi korban penebus dosa.

Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib adalah peristiwa yang harus terjadi supaya kita semua selamat dari upah dosa yang seharusnya ditanggung oleh manusia. Lihatlah, begitu besar kasih Tuhan kepada kita.

Maka, sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah itu, mari kita juga semakin mencintai Tuhan dengan hidup seturut firman Tuhan, saling mengampuni dan mengasihi sesama manusia yang pernah menyakiti atau kita sakiti.

Hanya dengan mengamalkan tindakan itulah, kita sebagai umat yang percaya, telah meneladani Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Prosesi Jalan Salib di Gunung Gandul Wonogiri

Umat Katolik mengikuti prosesi visualisasi Jalan Salib pada peringatan Jumat Agung di Gunung Gandul, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (29/3/2024).ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nym.

Demikian contoh renungan Jumat Agung yang bisa dibaca, direnungkan dan dipahami oleh umat Kristen. Lewat renungan Jumat Agung, umat Kristen bisa semakin belajar untuk meneguhkan imannya akan Yesus, dan percaya bahwa kasih Tuhan itu tidak terbatas, dan tidak ada yang mustahil di tangan Tuhan.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Edusains
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Lucia Dianawuri & Yulaika Ramadhani