tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat industri di sektor transportasi paling terimbas pandemi COVID-19. Pembatasan mobilitas yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka penularan jadi penyumbang perlambatan ekonomi Indonesia yang saat ini terkontraksi 0,79% per kuartal I 2021.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, sektor transportasi dan pergudangan memberi kontribusi 0,54%. "Transportasi dan pergudangan adalah sumber kontraksi terdalam, yakni sebesar minus 0,54%," kata dia, Rabu (5/5/2021).
Sektor transportasi dan pergudangan terkontraksi 13,12% pada kuartal I 2021, padahal pada kuartal I 2020 saat Indonesia belum ada kasus COVID-19, sektor ini mengalami pertumbuhan 1,3%.
Dalam bahan paparan, semua sektor transportasi tercatat negatif, bahkan sektor transportasi udara mengalami kontraksi paling dalam yaitu 52,45%, disusul angkutan sungai danau dan penyeberangan -18,43%, pergudangan dan jasa penunjang angkutan minus 15,89%, Kereta Api -45%, kemudian angkutan darat -4,41%,ada pula angkatan laut -4,21%.
Kenyataannya transportasi baru satu sektor dari 11 sektor yang memberi kontribusi negatif ke PDB kuartal 1 2021. Selain transportasi, ada sektor akomodasi dan makan minum yang terkontraksi 7,26% serta jasa perusahaan terkontraksi 6,1%. Kemudian ada pula jasa lainnya terkontrakasi 5,15%.
Ada pula jasa keuangan terkontraksi 2,99%, administrasi pemerintahan terkontraksi 2,94%, pertambangan terkontraksi 2,02%, jasa pendidikan terkontraksi 1,61 %, industri terkontraksi 1,38%, perdagangan terkontraksi 1,23%, dan konstruksi terkontraksi 0,79 %.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz