Menuju konten utama

Pengertian KDRT dan Adab Suami Terhadap Istri dalam Islam

Adab suami istri dalam Islam mengutamakan kasing sayang dan belas kasih. Islam melarang KDRT. Apa pengertian KDRT dan bagaimana pandangan Islam atas KDRT?

Pengertian KDRT dan Adab Suami Terhadap Istri dalam Islam
Ilustrasi Suami Istri Bertengkar. foto/isttockphoto

tirto.id - Islam melarang keras kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Apabila menerapkan dengan baik adab-adab yang diajarkan Islam, keluarga muslim akan mencapai rumah tangga sakinah, mawaddah, dan penuh kasih sayang.

Hidup berkeluarga tidak selamanya dijalani dengan penuh kebahagiaan. Di sela-sela hidup berumah tangga, muncul beragam masalah yang menjadi "bumbu" kehidupan. Ada pasangan suami istri (pasutri) yang bisa menghadapinya secara bijak, tapi tidak sedikit berakhir dengan kekerasan, bahkan perceraian.

KDRT sendiri, menurut United Nations berarti perilaku mempertahankan kekuasaan dan kendali atas pasangan secara paksa. KDRT bisa pula didefinisikan sebagai tindak kekerasan dalam keluarga yang bisa menimpa suami, istri, hingga anak.

Bentuk KDRT meliputi tindakan kasar fisik, seksual, emosional, ekonomi, psikologis, sampai ancaman.

Kendati KDRT identik dengan tindak kekerasan dari suami/ayah pada anggota keluarganya, tapi merujuk pada pengertian tersebut, pelaku KDRT dapat terjadi pada cakupan lebih luas dari itu.

Seorang istri/ibu yang melakukan kekerasan pada suami atau anaknya juga bisa disebut pelaku KDRT.

Adab Suami terhadap Istri Menurut Ajaran Islam

Salah satu penyebab pertengkaran yang berujung KDRT yaitu kesalahpahaman di antara pasutri.

Perbedaan pandangan yang terlalu ekstrem juga bisa menimbulkan perselisihan yang berujung pada kekerasan fisik dan mental.

Upaya menghindari letupan masalah yang berujung kekerasan dapat ditempuh dengan memahami adab-adab perilaku kepada pasangan.

Mengutip laman NU Online, dalam konteks suami, ada 12 adab yang perlu diperhatikan dalam memperlakukan istri dalam rumah tangga.

Adab tersebut tertera dalam "Al-Adab fid Din" dalam Majmu'ah Rasail Al-Imam Al-Ghazali (2011) karya Imam Al Ghazali seperti berikut:

1. Bergaul dengan baik

Bergaul dengan istri secara baik artinya suami menjadi pelindung istrinya. Meski suami memiliki kedudukan lebih tinggi dari istrinya, namun suami tidak mengambil jarak padanya.

2. Bertutur kata secara lembut

Kelembutan dalam berbicara akan menimbulkan hati yang tenang dan menyenangkan. Hal ini berbeda hasilnya jika suami sering berkata kasar dan mencaci maki.

3. Mengungkapkan cinta kasih

Rasa cinta suami pada istrinya harus senantiasa ditunjukkan. Suami mungkin tidak pandai mengungkapkannya lewat kata-kata.

Namun, umumnya seorang suami lebih jago menampakkan cinta dan sayangnya melalui tindakan nyata.

4. Bersikap lapang ketika sendiri

Ada kalanya dalam berumah tangga, muncul waktu tertentu yang membuat suami harus melakukan semua urusan rumah tangga sendiri karena istri memiliki keperluan di luar rumah. Saat demikian, maka hendaknya suami berlapang dada.

5. Tidak terlalu memperbesar masalah

Ketika istri melakukan kesalahan yang bisa disikapi dengan bijak, tidak perlu bagi suami untuk memperuncingnya. Suami dapat memberikan nasehat lembut untuk sang istri.

6. Mudah memaafkan kesalahan istri

Sikap memaafkan sangat dianjurkan dalam Islam, termasuk, bila istri melakukan kesalahan, suami sebaiknya memaafkannya.

7. Menjaga harta istri

Sebagaimana istri wajib menjaga harta suami, suami pun perlu menjaga harta istri seperti mahar atau hasil dari pekerjaannya.

Apabila bermaksud menggunakan harta itu, ia perlu meminta izin dari sang istri.

8. Tidak mudah mengajak debat

Pasutri sebaiknya duduk bersama untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, tidak perlu diakhiri dengan banyak berdebat.

Debat kusir justru membuat hati menjadi keras dan emosi yang dirasakan akan kian meluap.

9. Tidak pelit terhadap istri

Suami memiliki kewajiban untuk mencukupi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya. Oleh sebab itu, suami tidak selayaknya bersikap bakhil mengeluarkan hartanya demi kebaikan keluarga.

10. Memuliakan keluarga istri

Pasutri sama-sama mesti memuliakan keluarga dari suami atau istri. Bersikap menyepelekan keluarga dari istri, atau sebaliknya, dapat melukai perasaan.

11. Senantiasa memberi janji yang baik

Dalam menjanjikan sesuatu pada istri, sebaiknya untuk mendorong pada hasil atau perilaku yang baik. Sebaliknya, jika janji itu berupa ancaman dapat menumbuhkan ketakutan pada istri.

12. Menjadikan istri sebagai sumber semangat dan motivasi

Suami perlu selalu menjadikan istrinya sumber semangat. Dengan demikian, dia akan memperlakukan istri secara baik sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Baca juga artikel terkait KDRT atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Abdul Hadi